Pemerintah Sebut Pengelolaan Limbah B3 PLTU Suralaya Membaik
Merdeka.com - Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Nani Hendiarti, mengatakan teknologi penanganan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang digunakan PLTU Suralaya di Cilegon Banten sudah membaik. Khususnya pada penanganan abu sisa pembakaran (fly ash dan Bottom Ash/FABA).
"Teknologi yang digunakan oleh PLTU Suralaya dinilai sudah baik, sudah dilakukan penanganannya secara khusus dan telah memisahkan fly ash dan bottom ash," kata Nani, dalam keterangan persnya, Jakarta, Sabtu (8/8).
PLTU Suralaya mempunyai kapasitas pembangkit sebesar 4 x 400 MW dan 3 x 600 MW. Total kapasitas listrik yang dihasilkan yakni 3.400 MW. PLTU Suralaya memberikan kontribusi sebesar 12 persen dari dari sistem koneksi energi listrik Jawa Bali Madura.
Konsumsi bahan baku berupa batubara sub bituminous sebesar 33.000 ton per hari dan menghasilkan masing-masing Fly Ash dan Bottom Ash sebanyak 1.183 ton/hari dan 295 ton/hari. PLTU Suralaya sudah bekerjasama dengan PT Indonesia Power Suralaya PGU sejak 15 tahun.
Kualitas FABA Suralaya sampai saat ini dianggap kualitas baik yang bisa digunakan di Plant PT. Indocement Tunggal Perkasa. Di PLTU Suralaya, limbah FABA dimanfaatkan menjadi paving blok, kanstin, beton pagar panel dan beton tiang panel. Lalu diaplikasikan pada beberapa tempat seperti jogging track, taman bermain, lapangan olahraga dan jalan beton yang berada di samping kawasan Ecopark.
Ongkos Pengelolaan Limbah B3 Bebani PLN dan Pemerintah
Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Wanhar mengatakan pengelolaan limbah B3 yang dialami PLTU Batubara menjadi salah satu kendala. Biaya yang tidak murah ini berdampak pada Biaya Pokok Penyediaan (BPP) listrik. Sehingga menjadi beban bagi PLN dan pemerintah.
"Birokrasi perizinan serta biaya pengurusan pemenuhan ketentuan teknis seperti biaya pengujian salah satu parameter sub-kronis membutuhkan biaya yang besar dan waktu yang lama," kata dia.
Direktur Verifikasi Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non B3 KLHK, Ahmad Gunawan Widjaksono mengatakan saat ini pihaknya bersama dengan Kemenkumham sedang berupaya untuk melakukan penyederhanaan sistem maupun proses pengurusan izin pemanfaatan. Tujuannya agar mudah dilakukan oleh penghasil limbah FABA dan pemanfaatannya bisa dilakukan oleh masyarakat.
Kualitas FABA yang dimiliki oleh Suralaya saat ini dimungkinkan untuk dapat mengajukan pengecualian sesuai dengan Regulasi Peraturan Menteri LHK No 10 Tahun 2020. "Namun demikian SK penetapan akan tetap menyampaikan untuk memenuhi standar pengelolaan di luar negeri seperti Amerika," kata Gunawan.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Teknologi Ini Bisa Ubah Sampah Perkotaan dan Limbah Industri Jadi Bahan Bakar
Volume sampah yang terus meningkat masih menjadi tantangan bagi pemerintah di tengah fasilitas pengolahan sampah yang terbatas.
Baca SelengkapnyaPLTU Ini Ganti Bahan Bakar Batu Bara dengan Sampah dan Limbah Uang Kertas, Emisi CO2 Langsung Turun 555.000 Ton
Masyarakat bisa berperan dalam menyediakan bahan baku biomassa, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan.
Baca SelengkapnyaBerawal dari Kena PHK, Pria Ini Kembangkan Metode Efisien Beternak Kambing Tanpa Harus “Ngarit”
Tak semua peternak kambing di sekitar tempat tinggalnya bisa menerima metode tersebut karena mereka sudah terbiasa dengan "cara lama".
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bulog Tegaskan Bantuan Pangan Bebas dari Kepentingan Apapun
Bayu Krisnamurthi menegaskan kegiatan penyaluran Bantuan Pangan Beras yang saat ini tengah disalurkan oleh Bulog bebas dari kepetingan apapun.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bakal Sulap Buah Kelapa Tak Layak Konsumsi Jadi Bahan Bakar Pesawat
Saat ini buah kelapa menjadi komoditas yang potensial untuk dikembangkan menjadi bioavtur.
Baca SelengkapnyaCara Membersihkan Cobek Batu dengan Benar, Lakukan Hal Ini
Ternyata cobek batu tak cukup hanya dibersihkan dengan air saja, butuh teknik tersendiri untuk merawatnya.
Baca SelengkapnyaPria Ini Bertahun-Tahun Simpan Batu yang Dikira Berisi Emas, Ternyata Batu Langka yang Jauh Lebih Berharga
Bertahun-Tahun Simpan Batu yang Dikira Berisi Emas, Ternyata Batu Langka yang Jauh Lebih Berharga
Baca SelengkapnyaBeras Bulog Ditempel Stiker Prabowo-Gibran, Wapres Minta Bawaslu Selidiki Dugaan Politisasi
Beras dalam kemasan kantong plastik ukuran 5 kilogram itu merupakan cadangan beras pemerintah untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan.
Baca SelengkapnyaSaluran Pipa Air Bersih Disetop Caleg Gagal, Walkot Cilegon Gandeng Pengelola PLTU Jawa 9&10 Bantu Warga
Warga Cisuru, Cilegon, Banten kerap mengeluhkan sulitnya mendapatkan air bersih
Baca Selengkapnya