Pemerintah Sebut Ekonomi China Mampu Bangkit Tanpa Kehadiran Vaksin, ini Kuncinya
Merdeka.com - Ketua Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional (PEN), Budi Gunadi Sadikin mengatakan kehadiran vaksin Covid-19 bukan jalan keluar pamungkas dalam penanganan dampak wabah virus corona pada ekonomi. Kunci pemulihan ekonomi yang bisa dilakukan saat ini ialah pembentukan rasa aman di masyarakat lewat protokol kesehatan ketat.
"Vaksin salah satu, bukan the only solution, yang di-address vaksin dulu," kata Budi dalam acara CEO Networking 2020 secara virtual, Jakarta, Selasa (24/11).
Budi mengatakan pandemi Covid-19 tertangani dengan baik di China tanpa perlu mengandalkan vaksinasi. Perekonomian di negara tirai bambu tersebut kembali dibuka dan sedang berjalan meski vaksin belum disuntikkan kepada warga setempat. "China recovery ekonomi tanpa vaksin," kata Budi.
Di China, lanjut Budi, penanganan berhasil bukan karena NPL perbankan atau penurunan GWM dan likuiditas. Melainkan penerapan kebijakan kesehatan yang ketat. Sehingga masyarakat menjadi nyaman saat beraktivitas di luar rumah.
"Kalau kesehatan beres Insya Allah ekonomi baik," kata Budi.
Vaksin Bantu Pulihkan Konsumsi Masyarakat
Keberadaan vaksin di Indonesia juga untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat kelas menengah atas untuk kembali menjalani aktivitas seperti semula. Melakukan kegiatan konsumsi sehingga menggerakkan permintaan barang dan jasa.
Alasannya, selama ini kelas menengah menahan diri karena merasa belum aman. Dilihat dari penggunaan kartu kredit misalnya yang hanya sekitar 10-20 persen dari biasanya.
"Itu akibat dari ekonomi tidak gerak. Mau dipaksa keluar juga masalahnya takut dari sisi kesehatan," kata dia.
Sebenarnya vaksin terhadap suatu penyakit diproses selama 7 tahun. Paling cepat vaksin yang pernah dibuat yakni 4 tahun. Namun dalam kondisi darurat seperti saat ini, vaksin diciptakan dalam waktu kurang dari satu tahun.
"Jadi bagaimana kita melihat kedudukan vaksin di dalam memperbaiki solusi di sektor kesehatan," kata dia.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Didorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024
penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaStaf Ahli Wakil Presiden sebut Ketidakpastian Situasi Politik Akibat Pemilu 2024 Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Nurdin optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 berada pada kisaran 5 persen.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Proyeksi 2024, Ekonomi AS Masih Lebih Perkasa Dibandingkan China
AS dan China tengah terlibat dalam persaingan menjadi raksasa ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaSisi Lain Addin Jauharudin Ketum GP Ansor, Sangat Suka Ngobrolin Masalah Ekonomi karena Alasan Ini
Di kalangan pemuda NU, sosoknya dikenal dengan gagasan pengembangan ekonomi
Baca SelengkapnyaBerkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya
Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca SelengkapnyaAnies Bandingkan Gaji TNI Polri Lebih Banyak Naik di Era SBY, Jokowi Beralasan Pandemi Covid-19
Jokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.
Baca SelengkapnyaDunia Hadapi Perang dan Krisis Ekonomi, Jokowi: Kita Harus Eling Lan Waspodo
Jokowi menekankan pentingnya persatuan dan kerukunan antar masyarakat agar Indonesia menjadi negara maju.
Baca Selengkapnya