Pemerintah Jokowi Diingatkan Tak Buru-Buru Terbitkan Utang Baru
Merdeka.com - Direktur Eksekutif Institute of Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad meminta pemerintah untuk tidak terburu-buru menerbitkan surat utang baru, meski ada peningkatan alokasi dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Menurut dia, saat ini masih banyak dana yang terkumpul dari pembiayaan utang yang tidak terserap dengan optimal. Padahal pemerintah nantinya masih harus membayar utang tersebut serta bunganya.
"Skema front loading untuk utang, jangan buru-buru. Yang saya tangkap dengan kejadian tahun lalu itu kan pemerintah sudah top up kebutuhan pembiayaan utang, itu sudah sampai Oktober, November, sudah dapat tapi sebenarnya penyerapannya belum sampai situ," kata Tauhid kepada Antara di Jakarta, Senin (26/7).
Untuk mengatasi persoalan ini, tambah Tauhid, pemerintah harus menyelesaikan kendala penyaluran anggaran untuk sejumlah program yang selama ini belum berjalan dengan baik.
Dia mencontohkan anggaran untuk sektor kesehatan, antara lain untuk insentif tenaga kesehatan, yang masih menghadapi permasalahan serupa sejak 2020, yakni proses administrasi, verifikasi, dan birokrasi yang lamban.
"Masalah itu akan menyebabkan secara administratif terlambat akhirnya pada bulan-bulan terakhir nanti, di triwulan terakhir Oktober November Desember, akan menumpuk akhirnya tidak bisa dicairkan. Akhirnya banyak yang tertunda sampai tahun depan," katanya.
Pelaksana Lapangan
Untuk itu, dia mengharapkan adanya pelaksana di lapangan yang siap menyalurkan anggaran di tengah pengetatan kegiatan masyarakat. Dengan demikian, penyaluran anggaran tidak perlu sampai diundur sampai tahun berikutnya.
"Karena ada hal lain yang sifatnya teknis, soal administrasi, soal pengadaan barang dan jasa, soal lain-lain di (sektor) kesehatan yang mungkin harus diperbaiki," ucapnya.
Sebelumnya, pemerintah melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan anggaran penanganan Covid-19 dan PEN akan dinaikkan menjadi Rp744,7 triliun dari pagu semula sebesar Rp699,4 triliun.
Penambahan dana PEN ini bertujuan untuk mengurangi dampak PPKM terhadap perekonomian, terutama untuk masyarakat dan pelaku usaha mikro kecil yang kehilangan pendapatan.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu
Jokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.
Baca SelengkapnyaJokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024
Jokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi Serahkan Bantuan Pangan di Maros
Bantuan tersebut sebagai upaya menghadapi kenaikan harga beras.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Presiden Jokowi Terbitkan Perpres Kenaikan Tunjangan Petugas Bawaslu: Dari Rp24.930.000 jadi Rp29.085.000
Besaran nominal tunjangan kinerja yang dibayar per bulan itu dibagi atas 17 tingkatan kelas jabatan.
Baca SelengkapnyaBelum Optimal Tagih Utang Negara, Jokowi Perpanjang Masa Tugas Satgas BLBI
Satgas BLBI baru mengumpulkan aset dan PNBP dari para obligor dan debitur sebesar Rp35,19 triliun.
Baca SelengkapnyaJokowi Tegaskan Kelangkaan Beras Tak Ada Hubungan dengan Bantuan Pangan
Dia mengatakan, bantuan pangan yang diberikan pemerintah ke masyarakat mampu menahan harga beras agar tidak naik.
Baca SelengkapnyaJokowi Tetapkan Hari Pemungutan Suara Pemilu 2024 pada 14 Februari Jadi Libur Nasional
Tujuannya untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya.
Baca SelengkapnyaJokowi Kucurkan Bantuan Pangan: Hampir Semua Negara Gagal Panen, Harga Beras Naik
Jokowi selalu menekankan kepada para petani agar meningkatkan produktivitas padi.
Baca SelengkapnyaJokowi Semringah, Baru 8 Tahun Nasabah Mekaar Sudah 15,2 Juta dengan Total Pinjaman Rp800 Miliar
Sejak tahun 2015, nasabah yang memanfaatkan program Mekaar sudah tembus 15 juta nasabah pada tahun 2024.
Baca Selengkapnya