Pemerintah Genjot Pengembangan Industri Daur Ulang Plastik
Merdeka.com - Pemerintah terus mendorong pengembangan industri daur ulang plastik di Indonesia, karena mampu menjadi sumber penghasilan secara nasional. Selain meningkatkan nilai tambah, sektor ini juga bisa sebagai penghasil devisa.
"Pengembangan industri daur ulang plastik di dalam negeri terus dikebut oleh pemerintah karena sebagai upaya strategis untuk substitusi bahan baku impor karena kebutuhan bahan baku plastik masih sangat tinggi," kata Direktur Industri Kimia Hilir dan Farmasi Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier dikutip Antara, Senin (26/8).
Taufiek mengatakan, pengembangan sektor industri daur ulang plastik ini akan terus didorong oleh pemerintah karena menjadi suatu kebutuhan bahan baku untuk beberapa sektor di bidang manufaktur di Indonesia.
"Saat ini, produk daur ulang plastik punya nilai ekonomi yang tinggi. Misalnya, menjadi bahan bangunan seperti pintu dan talang air, serta produk alat rumah tangga seperti ember dan gayung. Bahkan, telah menjadi bahan baku untuk memproduksi pakaian," tuturnya.
Indonesia memiliki peluang yang cukup besar dalam pengembangan industri daur ulang plastik. Sebab, daur ulang sampah rumah tangga di Indonesia sendiri masih berada di level 15,22 persen.
Taufiek menuturkan, masih ada jenis plastik yang belum dilakukan daur ulang. Pemerintah akan menargetkan untuk melakukan daur ulang limbah plastik pada 2019 ini. Diharapkan, target tersebut dapat menyentuh hingga angka 25 persen.
Saat ini, ada 50 industri daur ulang di Indonesia yang telah melakukan investasi sebesar Rp2,63 triliun dan telah mempekerjakan lebih dari 20.000 orang. "Sementara itu, potensi ekspor dari produk hasil daur ulang akan menembus 441,3 juta dolar AS di tahun 2019 atau naik dari capaian tahun lalu sebesar 370 juta dolar AS. Jadi, sektor ini kami terus dorong karena punya orientasi ekspor," ungkapnya.
Selain itu, investasi industri daur ulang juga akan jauh lebih murah dibandingkan dengan membangun industri petrokimia di Indonesia. Taufiek menjelaskan bahwa untuk membangun industri petrokimia membutuhkan waktu yang cukup lama, yakni tiga tahun sampai pabrik tersebut bisa beroperasi.
"Kebutuhan baku industri daur ulang plastik sebanyak 913 ribu ton dipenuhi dari dalam negeri dan 320 ribu ton dari negara lain," jelasnya.
Namun, secara kebutuhan nasional, Indonesia masih memerlukan bahan baku plastik untuk produksi sebanyak 7,2 ton per tahunnya. Sebanyak 2,3 juta ton bahan baku berupa virgin plastik lokal disuplai oleh industri petrokimia di dalam negeri seperti PT Lotte Chemical dan PT Chandra Asri Petrochemical.
Kendati demikian, industri plastik di Indonesia dinilai memiliki peran yang penting. Industri ini mampu menjadi rantai pasok produksi bagi sektor strategis lainnya, seperti industri makanan dan minuman, farmasi, kosmetik, serta elektronika.
Reporter Magang: Rhandana Kamilia
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Untung Rugi Pemerintah Guyur Diskon Industri Motor dan Mobil Listrik
Pemberian insentif bertujuan meningkatkan hingga mempercepat produksi dan penggunaan kendaraan listrik di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaLusa, Presiden Jokowi Resmikan Pabrik Bahan Peledak di Kalimantan Timur
Pabrik ini mampu memproduksi sekitar 75 ribu ton bahan peledak setiap tahunnya.
Baca SelengkapnyaPemerintah Sentil Industri Minuman Masih Kecanduan Bahan Baku Impor, Pengusaha: Harganya Lebih Murah
Khusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Melihat Produksi Kerajinan Aksesoris Pengantin di Bantul, Omzet Mencapai Puluhan Juta Rupiah Per Bulan
Usaha yang telah dirintis sejak tahun 2009 lalu kini berkembang dan bisa mempekerjakan 10 orang karyawan
Baca SelengkapnyaEkonomi Sirkular Jadi Solusi Persoalan Sampah di Indonesia, Begini Skemanya
Untuk mengumpulkan lebih banyak sampah plastik dan menjangkau lebih banyak pengepul, RBU telah memiliki satelit atau cabang.
Baca SelengkapnyaGudang Penyimpanan Pil Koplo di Semarang Digerebek, 110 Juta Tablet Senilai Triliunan Disita
Keberadaan gudang ini diketahui setelah sebelumnya dilakukan penggerebeken terkait produksi pil koplo di Bekasi.
Baca SelengkapnyaFenomena Baru, Banyak Pengusaha Indonesia Pilih Terjun ke Bisnis Kuliner Ketimbang Garap Sumber Daya Alam
Padahal, banyak jenis usaha atau bisnis yang bisa dikembangkan karena memiliki sumber daya yang luar biasa.
Baca SelengkapnyaTerungkap, Ini Alasan Pemerintah Setop Impor Jagung untuk Pakan Ternak
Arief menekankan bahwa prioritas utama pemerintah adalah mengutamakan produksi dalam negeri, terutama menjelang panen raya jagung.
Baca SelengkapnyaKisah Pabrik Asal Gresik Jual Sarung hingga Rp 9 Juta, Dulu Usaha Tenun Kecil Kini Hasilkan Sarung Bergengsi
Tak hanya menguasai pasar Indonesia, pabrik ini berhasil mengekspor produknya
Baca Selengkapnya