Pemerintah gelar rapat bahas keringanan bea masuk impor AS
Merdeka.com - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengundang sejumlah menteri untuk membahas antisipasi evaluasi Amerika Serikat terhadap generalized system of preferences (GSP) Indonesia. GSP adalah negara yang mendapat fasilitas keringanan bea masuk dari negara maju.
Rapat koordinasi ini dihadiri oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.
"Ya kita sedang menyiapkan ya, tentu saja GSP itu fasilitas yang diberikan AS ke sejumlah negara termasuk Indonesia. Fasilitasnya itu kita bisa mengekspor barang ke sana dengan bea masuk rendah," ujar Menko Darmin di Kantornya, Jakarta, Rabu (11/7).
Menko Darmin mengatakan, Amerika Serikat menganggap Indonesia sebagai salah satu negara yang menyebabkan neraca perdagangan negara tersebut defisit. Selain Indonesia, dalam daftar Amerika Serikat ada juga Brasil dan Kazakhstan.
"Sekarang AS menganggap Indonesia itu masuk sebagai negara yang membuat dia defisit besar. Kita nomor 16 apa. Dia mau review, ada Brasil Kazakhstan. Ini fasilitas dia. Kita lakukan meyakinkan dia. Tapi tentu saja yang putuskan dia. Kita tentu jadi lebih mahal barang-barannya," jelasnya.
Pemerintah hingga kini telah berkomunikasi dengan pemerintah Amerika Serikat. Rencananya pemerintah juga akan mengirim tim negosiasi pada Akhir Juli mendatang.
"Sudah ada komunikasi. Pagi ini kita mau rapat untuk siapkan bahan-bahan Menteri Perdagangan bertemu dengan Menteri Perdagangan sana. Enggak lama juga paling akhir bulan ini," tandasnya.
Sebelumnya, Mantan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan, Indonesia berpotensi kehilangan nilai ekspor sebesar USD 1,8 miliar apabila perlakuan GSP terhadap 124 produk Indonesia ke Amerika Serikat dicabut. Generalized System of Preference (GSP) yaitu negara yang mendapat fasilitas keringanan bea masuk dari negara maju untuk produk-produk ekspor negara berkembang dan miskin.
"Dan pembaruan fasilitas GSP kalau saya tidak salah sekitar USD 1,8 miliar dari total ekspor kita ke AS. Sekarang sekitar USD 19 miliar ya. Sekitar 10 persen dari ekspor kita itu mendapat fasilitas GSP biaya yang lebih rendah," ujar Mari saat ditemuidi Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (10/7).
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Debat Capres: Ganjar Ingin Bangun Rudal Hipersonik dan Senjata Otonom, Dananya 2 Persen dari PDB
Ganjar Pranowo mengatakan bahwa sistem pertahanan Indonesia harus bisa mengantisipasi pertarungan global antara Amerika Serikat dengan China.
Baca SelengkapnyaRespons PDIP Soal Tiga Kali Prabowo Setuju dengan Gagasan Ganjar Saat Debat Ketiga Capres
Debat ketiga capres bertema pertahanan dan keamanan, hubungan internasional dan globalisasi, serta geopolitik dan politik luar negeri.
Baca SelengkapnyaKunjungan Kerja ke Inggris, Gibran Bakal Bawa Pulang 'Oleh-Oleh' Ini
Duta Besar RI untuk Inggris Desra Percaya terus mendorong optimalisasi peran diaspora Indonesia dalam membangun ekonomi berbasisinovasi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ini 6 Syarat Pemilih dalam Pemilu 2024 Sesuai Undang-Undang, Ketahui Batas Waktu Memilih di TPS
Berikut enam syarat pemilih dalam Pemilu 2024 sesuai dengan Undang-Undang berlaku.
Baca SelengkapnyaDisinggung Ganjar Pranowo, Ini Sederet Kecanggihan Rudal Supersonik yang Jarang Diketahui Orang
Ganjar mengatakan sistem pertahanan Indonesia harus bisa mengantisipasi pertarungan global antara Amerika Serikat dengan China.
Baca SelengkapnyaPelaku Jastip Protes soal Aturan Pembatasan Bawaan Barang dari Luar Negeri, Mendag Jawab Begini
Mendag Zulhas menyampaikan, pihaknya akan berkirim surat terhadap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto untuk mengevaluasi aturan tersebut.
Baca SelengkapnyaPertanyaan tentang Pemilu dan Jawabannya, Tambah Wawasan sebelum Memilih
Sebagai warga negara Indonesia yang demokratis, Anda tentu ingin mengetahui lebih banyak tentang pemilu, apalagi jika Anda adalah pemilih baru.
Baca SelengkapnyaMenaker Beri Semangat Peserta Pemagangan di Thailand untuk Tingkatkan Kompetensi
Menaker mengatakan, Indonesia akan menghadapi bonus demografi yang puncaknya terjadi pada tahun 2030 hingga 2035.
Baca SelengkapnyaKerja di Amerika Serikat, Gaji Orang Indonesia Lebih Besar 5 Kali Lipat
Pendapatannya disebut bisa meningkat hingga 500 persen.
Baca Selengkapnya