Pemerintah Didorong Buat Kajian soal Produk Tembakau Alternatif
Merdeka.com - Ketua Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) dan Ketua Gerakan Bebas TAR dan Asap Rokok (GEBRAK!), Aryo Andrianto meminta Kementerian Kesehatan untuk terbuka dalam melihat potensi produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik. Ini bisa menjadi solusi bagi perokok untuk berhenti dan dapat mengikuti jejak Selandia Baru.
Menurut dia, apa yang dilakukan pemerintah Selandia Baru menunjukkan bahwa rokok elektrik terbukti memiliki risiko kesehatan yang lebih rendah dibandingkan dengan rokok. Sebelumnya, penelitian dari Public Health England, divisi dalam Departemen Kesehatan dan Pelayanan Sosial di Inggris, juga menunjukkan bahwa produk tembakau alternatif memiliki risiko kesehatan yang lebih rendah hingga 95 persen daripada rokok.
"Kami menyambut gembira kabar ini karena keberadaan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik, semakin diakui di luar sana. Hanya saja kami masih menyayangkan sikap pemerintah Indonesia yang masih memandang negatif terhadap produk tembakau alternatif ini," ujarnya.
Aryo berharap pemerintah semakin terbuka terhadap kehadiran produk tembakau alternatif. Selain itu, dia menyarankan Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) juga melakukan kajian ilmiah.
"Kajian ilmiah ini diharapkan dapat memberikan perspektif baru bagi pemerintah bahwa produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik, dapat menjadi salah satu solusi untuk menurunkan prevalensi merokok di usia dewasa," ucapnya.
Sebelumnya, pemerintah Selandia Baru merekomendasikan rokok elektrik sebagai salah satu solusi bagi perokok untuk berhenti merokok. Meskipun terdapat pelarangan di tempat-tempat umum, Departemen Kesehatan menilai rokok elektrik harus segera dikomunikasikan kepada publik sebagai produk yang lebih rendah risiko dibandingkan rokok.
Rencananya, pemerintah Selandia Baru akan meluncurkan kampanye ini pada Agustus mendatang. Sasaran utama dari kampanye ini adalah mereka para perokok dan terutama wanita muda Maori. Pemerintah juga menyiapkan laman khusus yang menawarkan informasi dan tips tentang rokok elektrik yang mulai ditayangkan pada bulan ini.
Perempuan Maori menjadi fokus utama pemerintah karena tingkat merokok yang mencapai 32,5 persen. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan total perokok di Selandia Baru yang sebesar 13,8 persen. Selain itu, kampanye ini juga untuk mencegah remaja di bawah usia 18 tahun agar tidak mengonsumsi rokok elektrik.
Kampanye ini pun semakin menandai perubahan sikap Departemen Kesehatan, yang sebelumnya sangat berhati-hati menetapkan rokok elektrik sebagai salah satu opsi untuk berhenti merokok. "Vaping (rokok elektrik) dimaksudkan untuk menjadi pintu gerbang yang aman bagi perokok yang beralih dari rokok," kata salah satu juru bicara di laman tersebut, seperti dikutip dari stuff.co.nz, beberapa waktu lalu.
Juru bicara Action on Smoking and Health, Ben Youden, menambahkan masih banyak orang yang bingung dengan rokok elektrik. Bahkan, ada yang menyamakan produk tersebut memiliki risiko kesehatan yang serupa dengan merokok. "Konsensus ilmiah menunjukkan bahwa vaping (rokok elektrik) 95 persen lebih minim risiko daripada merokok," ujarnya.
Dan Foster, penduduk Wellington, menceritakan peralihan dari rokok kepada rokok elektrik memberikan efek positif terhadap kesehatannya. "Dulu saya menderita infeksi sinus yang sangat buruk setiap tiga bulan, namun sekarang benar-benar hilang," ucapnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penerapan pasal tembakau pada RPP Kesehatan akan menyebabkan penurunan penerimaan perpajakan hingga Rp52,08 triliun.
Baca SelengkapnyaPemerintah disarankan memperbanyak pasal tentang edukasi dan sosialisasi agar penguatan sistem kesehatan nasional dapat dilakukan.
Baca SelengkapnyaProduk tembakau yang ada saat ini saja yaitu dalam PP Nomor 109 Tahun 2012 sudah cukup proporsional dan tetap bisa dijalankan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sebagai alternatif makanan yang diminati di Indonesia, gorengan sering dijadikan pilihan untuk takjil saat berbuka puasa.
Baca SelengkapnyaPengeluaran rumah tangga untuk kesehatan akibat konsumsi rokok secara langsung dan tidak langsung sebesar sebesar Rp34,1 triliun.
Baca SelengkapnyaChandra mengatakan, pemerintah sebagai pemangku kepentingan dan regulator seharusnya memiliki tanggungjawab dalam melestarikan keberadaaan tembakau.
Baca SelengkapnyaKomedian senior Mpok Atiek mengaku tak tenang setelah polip pada ususnya dikatakan dokter berisiko tinggi tumbuh menjadi kanker.
Baca SelengkapnyaPeran pemangku kepentingan diperlukan agar tidak menciptakan kebijakan yang saling tumpang tindih.
Baca SelengkapnyaMenekan risiko peningkatan kadar asam lambung, berbagai pilihan takjil aman untuk berbuka puasa dapat menjadi alternatif bagi yang mengalami masalah lambung.
Baca Selengkapnya