Merdeka.com - Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Arya Sinulingga menegaskan, tak ada praktik mafia migas di tubuh Pertamina dan lingkungan Kementerian BUMN. Hal ini menyangkut besarnya subsidi untuk bahan bakar minyak (BBM).
Arya menyampaikan, hal itu bisa ditepis karena ada peran dari Satgas Anti Mafia Migas yang telah dibentuk. Kemudian, perbedaan harga BBM dalam dan luar negeri tidak memiliki selisih yang terlalu mencolok.
"Saya rasa kan kemarin sudah terbentuk (Satgas) itu, perubahan sudah terjadi," kata dia dalam diskusi bertajuk 'Untung-Rugi Subsidi BBM', Sabtu (6/8).
"Kita paling gampang bandingin aja gini, harga yang Pertamina punya (produk BBM) dengan yang di luar negeri yang memang normal, yang sama-sama impor ya, kalau memang beda jauh harganya, kita bisa bilang bahwa mafia migasnya masih ada," bebernya.
Sementara, menurutnya, perbedaan harga yang terjadi malah tidak terlalu jauh. Dengan catatan perbandingan dilakukan dengan negara yang kondisinya menyerupai atau sama dengan Indonesia, utamanya soal pengimpor minyak mentah.
"Tapi kalau mirip-mirip juga kan sama, misal RONnya Pertamax sama, atau (kadar RON) 98 misalnya, coba bandingkan sama di luar negeri, sama tidak harganya? Kalau beda baru kita bilang mafianya ada," papar dia.
"Kalau tidak beda, tidak jauh bedanya, sama-sama aja, berarti mafianya tidak ada, sederhananya," tambah Arya.
Seperti diketahui, pemerintah menggelontorkan subsidi sebesar Rp 502 triliun untuk sektor energi. Dengan alokasi terbesar untuk BBM yang dikelola oleh Pertamina.
Beberapa pihak menduga ada permainan mafia migas yang juga berdampak buruk pada Pertamina. Sementara, menyoal potensi korupsi, Arya mengaku terus mengawasi setiap sisi. "Soal adanya korupsi atau tidak, kan ini masih proses ya, makanya kita pantau semua," tegasnya.
Lebih lanjut, menguatkan pernyataannya itu, Arya mengatakan Pertamina masih bisa menyebar deviden dengan jumlah yang tinggi. Selain itu, Pertamina juga menyetor triliunan Rupiah pajak ke negara.
Padahal, secara tidak langsung Pertamina mengucurkan subsidi ke BBM jenis Pertamax. Di sisi lain, atas kenaikan harga minyak dunia, Pertamina masih menahan harga sejumlah bahan bakar di dalam negeri.
"Kedua, tadi ditanya deviden ya, kondisi Pertamina di mana dia mensubsidi Pertamax dia masih bisa kasih deviden ke negara Rp 4 triliun tahun lalu, dan kemudian pajak dan PBB," kata dia.
"Dalam kondisi itu masih juga dia support untuk negara," tukas Arya.
Sementara itu, Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menduga mafia migas masih bermain hingga saat ini. Dia menyoroti soal kelembagaan minyak dan gas bumi di Tanah Air.
"Saya rasa kalau kami menengarai ya mafia migas ini ada ya, kita kan juga melihat perkembangannya bagaimana soal kelembagaan migas ini ya," ungkapnya.
Salah satu yang menjadi perhatiannya menyoal rencana pembangunan kilang minyak yang tak selesai dari tahun ke tahun. Dia menduga, ada permainan mafia yang sengaja untuk menahan proyek ini.
"Artinya adalah baik di kilang sampai hari ini kilang kita belum jadi-jadi, sejak pak harto tidak ada penambahan kilang minyak, akhirnya prosesinya di luar (negeri) kan. Kita bayar ongkos besar untuk kilang, artinya apa, ada cost yang hilang untuk mengolah itu," paparnya.
"Jadi efisiensi harus dilakukan yang berkeadilan, agar masyarakat diuntungkan," tambah Mulyanto.
Reporter: Arief Rahman
Sumber: Liputan6
[bim]
Baca juga:
Upaya Pemerintah Jokowi Bangun Kilang Terganggu Permainan Mafia
KPK Dalami Kasus Mafia Migas Lewat Pejabat Bank Indonesia
DPR Tunggu Upaya Pemerintah Berantas Mafia Migas
Pemerintah Diimbau Pangkas Jalur Mafia Migas
ESDM: Pipa Gas Akan Sambungkan Sumatera dan Jawa
Kemarahan Jokowi Hingga Tugaskan Ahok Lawan Mafia Migas Doyan Impor
KPK Periksa 4 Eks Petinggi Pertamina Energy Services Terkait Kasus Mafia Migas
Advertisement
Ekonomi Mulai Pulih, BLT Dana Desa Berpotensi Ditiadakan
Sekitar 53 Menit yang laluHati-Hati, Ini Trik Penipuan Investasi Kerap Digunakan untuk Jerat Korban
Sekitar 1 Jam yang laluHybrid Bank Jadi Strategi BRI di Tengah Era Digitalisasi
Sekitar 2 Jam yang laluPunya Cold Storage 450 Ton, Indramayu Ditargetkan Jadi Sentra Perikanan
Sekitar 2 Jam yang laluSri Mulyani Sebut Sektor Keuangan Masih Menghadapi Tantangan
Sekitar 3 Jam yang laluCegah Subsidi BBM Jebol, Pemerintah Diminta Tetapkan Penerima Pertalite & Solar
Sekitar 4 Jam yang laluKisah CEO Startup Ukraina Tetap Jalankan Perusahaan di Tengah Perang
Sekitar 5 Jam yang laluMenteri Bahlil: Pengusaha Tambang Nakal Gadaikan Izin di Bank
Sekitar 16 Jam yang laluSME Enablers Award 2022 Marketeers, Apresiasi Kontribusi Perusahaan pada UMKM
Sekitar 16 Jam yang laluPemerintah Cabut 2.065 Izin Usaha Pertambangan per Agustus 2022, ini Rinciannya
Sekitar 18 Jam yang laluSiap-Siap, Pemerintah Mulai Pertimbangkan untuk Naikkan Harga Pertamax
Sekitar 19 Jam yang laluJokowi Bahas Aturan Pembelian Pertalite Pakai MyPertamina, Kapan Implementasinya?
Sekitar 19 Jam yang laluKapitalisasi Pasar Modal RI Terendah di ASEAN, Malaysia-Filipina Dekati 100 Persen
Sekitar 19 Jam yang laluVIDEO: [FULL] Pengakuan Ferdy Sambo Soal Motif di Balik Pembunuhan Brigadir J
Sekitar 1 Hari yang lalu6 Potret AKP Rita Yuliana, Polwan Cantik yang Tengah Jadi Sorotan
Sekitar 1 Hari yang laluIstri Ferdy Sambo Siap Buka Suara
Sekitar 1 Hari yang laluUngkapan Hati Ferdy Sambo di Secarik Kertas
Sekitar 1 Hari yang laluCurhat Istri Brigjen Hendra soal Skenario Kasus Brigadir J: Ferdy Sambo Gentle Lah
Sekitar 2 Jam yang laluKasus Brigadir J, Polisi Langgar Etik yang Ditempatkan Khusus Bertambah 4 Orang
Sekitar 3 Jam yang laluMenanti Pengakuan Jujur Ferdy Sambo di Depan Hakim
Sekitar 5 Jam yang laluMisteri Motif dan Ungkapan Cinta Tulus Istri Ferdy Sambo
Sekitar 7 Jam yang laluCurhat Istri Brigjen Hendra soal Skenario Kasus Brigadir J: Ferdy Sambo Gentle Lah
Sekitar 2 Jam yang laluKasus Brigadir J, Polisi Langgar Etik yang Ditempatkan Khusus Bertambah 4 Orang
Sekitar 3 Jam yang laluMenanti Pengakuan Jujur Ferdy Sambo di Depan Hakim
Sekitar 5 Jam yang laluMisteri Motif dan Ungkapan Cinta Tulus Istri Ferdy Sambo
Sekitar 7 Jam yang laluMenanti Pengakuan Jujur Ferdy Sambo di Depan Hakim
Sekitar 5 Jam yang laluRuntuhnya Marwah Propam Polri 'Polisinya Polisi'
Sekitar 8 Jam yang laluPolri Periksa Seluruh Penyidik Terlibat Laporan Kasus Pelecehan Istri Ferdy Sambo
Sekitar 15 Jam yang laluVaksin Cacar Monyet akan Diproduksi Selama 24 Jam karena Tingginya Permintaan
Sekitar 2 Minggu yang laluMenkes Budi: Vaksin Cacar Efektif Lindungi dari Risiko Cacar Monyet
Sekitar 2 Minggu yang laluBRI Liga 1: Aremania Ingin Robert Alberts Gantikan Eduardo Almeida di Tim Singo Edan
Sekitar 2 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Sandiaga Salahuddin Uno
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami