Pemerintah belajar penanganan krisis dari IMF dan Bank Dunia
Merdeka.com - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan mengatakan akan belajar dari tiga lembaga asing untuk menerapkan Protokol Pengelolaan Krisis (Crisis Managemen Protokol/CMP) di Indonesia. Lembaga asing tersebut adalah Toronto Centre, Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF).
Menteri Keuangan Agus Martowardojdo menjelaskan bahwa Indonesia telah bekerja sama dengan tiga lembaga tersebut untuk meningkatkan pengetahuan akan penanganan krisis. Toronto Centre adalah salah satu lembaga yang menyediakan kursus untuk penanganan krisis untuk negara-negara di seluruh dunia.
Agus mengatakan, dari lembaga-lembaga tersebut, pemerintah bisa mempelajari bagaimana negara-negara lain yang mempunyai sistem pengawasan yang sama dengan Indonesia dalam menangani dan mencegah krisis.
"Kita akan menggunakan pelajaran dari negara baik untuk kita adopt ke negara kita," ungkap Agus ketika ditemui di The Westin Hotel, Nusa Dua, Bali (6/12).
Agus mengatakan saat ini pemerintah tidak bisa sembarangan belajar dari negara lain karena di beberapa negara sangat berbeda pengelolaan sistem keuangannya. Di satu negara, kata Agus, pengelolaan sistem keuangan bisa saja sangat terpisah antara makro dan mikro prudensial. Sedangkan di Indonesia walaupun terpisah, tapi masih saling terkait dan terkolaborasi.
"Itu terkait bagaimana pembagian fungsinya. Kita tidak bisa langsung satu negara saja, karena sekarang kita punya OJK. OJK akan terintegrasi pengawasan bank dan non bank. Dan juga kita punya LPS yang masih jamin bank," pungkasnya.Pemerintah melalui Kementerian Keuangan mengatakan akan belajar dari tiga lembaga asing untuk menerapkan Protokol Pengelolaan Krisis (Crisis Managemen Protokol/CMP) di Indonesia. Lembaga asing tersebut adalah Toronto Centre, Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF).
Menteri Keuangan Agus Martowardojdo menjelaskan bahwa Indonesia telah bekerja sama dengan tiga lembaga tersebut untuk meningkatkan pengetahuan akan penanganan krisis. Toronto Centre adalah salah satu lembaga yang menyediakan kursus untuk penanganan krisis untuk negara-negara di seluruh dunia.
Agus mengatakan, dari lembaga-lembaga tersebut, pemerintah bisa mempelajari bagaimana negara-negara lain yang mempunyai sistem pengawasan yang sama dengan Indonesia dalam menangani dan mencegah krisis.
"Kita akan menggunakan pelajaran dari negara baik untuk kita adopt ke negara kita," ungkap Agus ketika ditemui di The Westin Hotel, Nusa Dua, Bali (6/12).
Agus mengatakan saat ini pemerintah tidak bisa sembarangan belajar dari negara lain karena di beberapa negara sangat berbeda pengelolaan sistem keuangannya. Di satu negara, kata Agus, pengelolaan sistem keuangan bisa saja sangat terpisah antara makro dan mikro prudensial. Sedangkan di Indonesia walaupun terpisah, tapi masih saling terkait dan terkolaborasi.
"Itu terkait bagaimana pembagian fungsinya. Kita tidak bisa langsung satu negara saja, karena sekarang kita punya OJK. OJK akan terintegrasi pengawasan bank dan non bank. Dan juga kita punya LPS yang masih jamin bank," pungkasnya.
(mdk/rin)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi: Di Tengah Krisis Dunia Bertubi-tubi, Perekonomian Kita Cukup Kokoh
Dalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaIMF Didirikan pada 27 Desember 1945, Simak Sejarah dan Tujuan Organisasi Moneter Dunia Ini
IMF adalah organisasi yang berperan penting dalam kancah perekonomian negara-negara Dunia Ketiga.
Baca SelengkapnyaPemerintah Perpanjang Bantuan Sosial Tambahan Hingga Juni
Pemerintah sedang mencari formula terkait kenaikan harga beras di pasaran.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaDi Depan Petinggi TNI, Jokowi Curhat Sulitnya Cari Pasokan Beras ke Luar Negeri
Jokowi mengatakan kondisi ini disebabkan ketidakpastiaan ekonomo dan konflik geopolitik yang tak kunjung usai.
Baca SelengkapnyaPemerintah Waspadai Konflik Timur Tengah Hingga Pelemahan Ekonomi China
Ada beberapa isu yang menjadi perhatian pemerintah di tahun 2024.
Baca SelengkapnyaEkonomi Dunia Masih Terpuruk di 2024, Sri Mulyani Ungkap Penyebanya
Ramalan IMF menyebut kondisi ekonomi dunia masih terpuruk.
Baca SelengkapnyaPrabowo Tuding IMF Biang Kerok Carut-Marut Masalah Pangan di Indonesia
Prabowo menyebut, permasalahan pangan di Indonesia dimulai ketika IMF 'melemahkan' peran Bulog.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca Selengkapnya