Merdeka.com - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengakui subsidi listrik selama ini tidak tepat sasaran. Kasus mencolok misalnya dari total alokasi anggaran subsidi listrik Rp 110 triliun pada 2012, sebanyak Rp 46 triliun justru terserap untuk pelanggan golongan D, yakni mal dan hotel.

Hatta menyatakan elemen terkait, yaitu Kementerian Energi, dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PT PLN, telah menyadari hal itu. Karenanya, struktur subsidi listrik akan diubah.

"Sekarang PLN, Menteri ESDM, dan komisi VII DPR membahas itu agar struktur tarif ke depannya lebih berkeadilan. Mana disubsidi dan yang mana tidak disubsidi," ujarnya di Jakarta, Selasa (24/9).

Alokasi subsidi untuk pelanggan golongan D sangat timpang jika dibandingkan kebutuhan industri dan masyarakat biasa yang memakai daya 450 Volt Ampere (VA) hingga 900 VA. Sebagai gambaran, mal dan hotel yang jadi pelanggan PLN hanya 1 juta unit usaha. Sedangkan industri tercatat mencapai 25 juta perusahaan yang mengandalkan pasokan listrik negara.

Hatta mengatakan pembahasan struktur tarif listrik baru akan diterapkan tahun depan. Dia mengaku tak tahu bagaimana perkembangan pembahasan antara pemerintah, PLN, dan DPR.

"Tanya ke ESDM. Yang jelas, tarif subsidi itu secara bertahap harus betul-betul diarahkan kepada yang berhak mendapatkan subsidi," tandasnya.

Dari rapat di Komisi VII DPR pada 4 September lalu, Kementerian ESDM mengusulkan kenaikan tarif listrik kepada pelanggan non-subsidi hingga mencapai harga keekonomian untuk 2014. Namun, mal dan hotel tak secara detail termasuk di dalamnya.

Rencananya, kenaikan tarif untuk 2014 akan diberlakukan bagi golongan rumah tangga besar (R3) dengan daya 6600 voltampere (VA) ke atas, golongan bisnis menengah (B2) dengan daya 6600-200.000 VA, pelanggan bisnis besar (B-3) dengan daya di atas 200.000 VA, sera kantor pemerintah sedang (P-1) yang memiliki daya 6600-200.000 VA.

Menilik Nota Keuangan RAPBN 2014, subsidi listrik direncanakan sebesar Rp 86,27 triliun. Komisi VII DPR dan Menteri ESDM baru menyepakati subsidi listrik berjalan di kisaran Rp 81,97-91,1 triliun.

Penghapusan subsidi listrik untuk golongan D sudah diwacanakan sejak tahun lalu oleh Kementerian Keuangan. Hanya saja, penyesuaian belum bisa dilakukan tahun ini, lantaran PLN memakai sistem klaim struktur anggaran 2012 untuk membiayai operasional sepanjang tahun ini.