Merdeka.com - Inflasi tinggi selalu menghantui tiap tahun, saat memasuki bulan puasa hingga lebaran. Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Dody Zulverdi menegaskan, lonjakan inflasi disebabkan buruknya suplai atau pasokan, distribusi dan produksi di daerah.

Dody mengatakan, persoalan ini menjadi poin penting dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID)‎. Apalagi, 80 persen penyumbang inflasi nasional bersal dari daerah.

"Pentingnya kontribusi daerah dalam mengendalikan inflasi dan inflasi tidak bisa menggunakan kebijakan moneter," ungkapnya di Gedung Bank Indonesia, Selasa (26/5).

Suplai, produksi dan distribusi barang di daerah menjadi kunci utama. Terganggunya tiga simpul ini otomatis membuat harga bahan kebutuhan masyarakat melonjak drastis. Peran pemerintah daerah‎ punya peran strategis dan penting untuk pengendaliannya.

Salah satunya melalui pendekatan pembangunan infrastruktur demi kelancaran proses distribusi. "Kenapa kemudian ada unsur infrastruktur? bahwa program kabinet kerja sekarang fokus kepada infrastruktur terutama pertanian," jelasnya.

Bank sentral sepakat dengan penguatan peran pemerintah daerah dalam hal pembangunan infrastruktur serta pembenahan tata niaga di daerah yang jadi lumbung pangan nasional.

"34 kepala daerah atau gubernur untuk mewakili yang level provinsi dan 398 walikota untuk mewakili tingkat kabupaten. Tentu saja peserta lain juga ada. Menteri terkait terutama tergabung dalam Pokjanas juga akan hadir," ungkapnya.