Merdeka.com - Rencana pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIBJ) Kertajati, Majalengka diharapkan tidak menggerus ekonomi petani di sekitar bandara. Untuk itu, pola pikir warga sekitar bandara harus diubah untuk mengembangkan ekonomi kreatif. Sehingga, petani tidak tergerus oleh ekonomi kawasan Aero City.

Kepala Dinas Pemukiman dan Perumahan Jawa Barat Eddy Nasution mengatakan, jika masyarakat masih mempertahankan tradisinya yang sudah berkelit dengan dunia tani, nantinya dikhawatirkan akan menjadi penonton seiring kawasan ini juga akan adanya kawasan Aero City.

"Kalau pola pikir mereka tidak berubah, nantinya mereka hanya akan jadi penonton atau jadi petugas," kata Eddy di Bandung, Rabu (11/9).

Nantinya untuk kawasan Aero City tersebut  akan ditata untuk ruang pemukiman, pergudangan, perkantoran. Justru di sinilah kawasan Aero City di BIJB Kertajati bisa dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk menyesuaikan dengan perkembangan pembangunan bandara itu.

Karenanya dia berharap, perubahan pola pikir bisa segera dilakukan agar masyarakat di sana bisa diberdayakan dan bisa memanfaatkan dengan adanya Bandara Kertajati.

"Masyarakat harus segera berubah, jangan nantinya hanya mau jadi petugas, justru yang kita dorong masyarakat mau berpikir kreatif," jelasnya.

Saat ini proyek BIJB Kertajati yang dikabarkan menelan biaya Rp 12 triliun masih dalam proses pembebasan lahan. Dari 1.800 hektar lahan, baru sepertiganya atau 6.00 hektare yang masih dalam proses pembebasan.