Pemangkasan Pertumbuhan Ekonomi Bank Dunia Tak Berpengaruh ke RI
Merdeka.com - Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core), Piter Abdullah mengatakan bahwa laju pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak akan terpengaruh sekalipun Bank Dunia telah memangkas pertumbuhan ekonomi global. Sebab, menurutnya pertumbuhan ekonomi nasional masih ditopang oleh konsumsi domestik.
"Sesungguhnya karakteristik perekonomian kita itu tidak bergantung pada global. Pertumbuhan ekonomi kita kontribusinya itu justru adalah dari konsumsi rumah tangga. Artinya itu domestik itu," kata Piter saat dihubungi merdeka.com, Senin (17/6).
Piter menyebut selama ini terdapat dua faktor penyumbang laju pertumbuhan ekonomi Indonesia, yakni konsumsi rumah tangga dan investasi. Di mana masing-masing keduanya telah memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan nasional.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi bisa dicapai? Pengembangan kuantitas produksi berikut umumnya disebabkan oleh semakin majunya teknologi, adanya inovasi bisnis yang efisien serta eskalasi minat konsumen pada tren tertentu.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi Indonesia harus di atas 7%? 'Kalau kita mau menuju Indonesia emas, pertumbuhan ekonomi kita harus di atas 7 persen. Pendapatan per kapita kita harus di atas 10 ribu dolar AS. GDP kita harus 5-6 terbesar di dunia. Oleh karena itu dibutuhkan mesin pendongkrak ekonomi,' ujar Bahlil saat Kuliah Umum di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Jawa Barat, Kamis (17/7).
-
Bagaimana cadangan devisa Indonesia mendukung perekonomian? 'Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,' ucap Erwin.
-
Bagaimana IKN mendorong pertumbuhan ekonomi? UU Nomor 21 Tahun 2023 mengamanatkan pertumbuhan ekonomi inklusif dan merata, mencapai pertumbuhan ekonomi Indonesia-sentris dan pembangunan IKN melalui penguatan peran Otorita IKN, didukung lintas sektor.
"Sumbangan terbesar dari konsumsi rumah tangga ya kontribusinya di atas 50 persen. Kemudian sekitar 30-40 persen disumbang oleh investasi. Jadi kita itu sangat bergantung kepada domestik demand sebenernya, bukan global," katanya.
Di sisi lain, dengan potensi sumber daya yang melimpah Indonesia tidak perlu khawatir terhadap dampak dari pemangkasan pertumbuhan ekonomi global tersebut. Apalagi Indonesia juga telah memiliki pangsa pasar yang cukup bagus.
"Ini kalau kita gabungkan dengan dua kondisi ini kita sebenernya tidak perlu khawatir dengan perlambatan global," pungkasnya.
Seperti diketahui sebelumnya, Bank Dunia (World Bank) kembali merevisi target pertumbuhan ekonomi global menjadi 2,6 persen. Angka tersebut turun 0,3 persen dari proyeksi semula sebesar 2,9 persen.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Luhut, pemerintah juga menargetkan pertumbuhan ekonomi bisa dicapai tanpa perlu mengorbankan keberlanjutan fiskal.
Baca SelengkapnyaJika dibandingkan dengan demo besar-besaran zaman dulu, rupiah saat ini tidak seanjlok dulu.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi capai 5,1 persen tahun ini.
Baca SelengkapnyaIndonesia patut bersyukur karena pertumbuhan ekonomi masih di atas 5 persen di tengah kondisi perekonomian global yang melemah.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi di kuartal II-2024 hanya 5,05 persen, lebih rendah dari capaian kuartal I-2024 di angka 5,11 persen.
Baca SelengkapnyaBank of England di Inggris dan The Fed di Amerika Serikat menurunkan suku bunga acuan.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat Indonesia mengalami deflasi sejak bulan Mei-Agustus 2024. Tak hanya itu angka kelas menengah juga anjlok karena meningkatknya penduduk kelas bawah.
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga dinilai upaya Bank Indonesia untuk mengendalikan inflasi.
Baca SelengkapnyaApalagi, kata dia, kalau dilihat dari sisi relasi timbal balik di sektor perdagangan dan sektor keuangan maka secara relatif masih sangat aman bagi Indonesia
Baca SelengkapnyaPasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaBI memperkirakan pertumbuhan ekonomi global tahun 2023 tetap sebesar 2,7 persen (yoy), yang disertai dengan pergeseran sumber pertumbuhan.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menjelaskan konsumsi rumah tangga tetap menjadi pendorong utama.
Baca Selengkapnya