Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pelemahan Rupiah Kerap Jadi Momen Pedagang Spekulan Naikkan Harga Barang

Pelemahan Rupiah Kerap Jadi Momen Pedagang Spekulan Naikkan Harga Barang Online Shop. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Direktur Peneliti Core Indonesia, Pieter Abdullah, tak menampik pelemahan Rupiah akan membuat sejumlah harga barang impor akan naik. Dia mencontohkan salah satunya barang-barang elektronik.

Namun, momen pelemahan Rupiah ini kerap dimanfaatkan pedagang spekulan. Salah satunya oleh pedagang daring atau online. Hal ini, menurutnya, yang berbahaya dan akan membebani masyarakat dalam waktu dekat.

"Impor tidak kayak beli bakso. Impor ada prosesnya, tidak serta merta naik," tegas Pieter saat dikonfirmasi Merdeka.com, Jakarta, Senin (23/3).

Menurutnya, proses impor membutuhkan waktu. Setidaknya 3 bulan. Maka dari itu, selaiknya harga barang-barang impor tidak naik serta merta saat Rupiah melemah.

"Itu biasanya akan mengklaim, para pedagang mengambil kesempatan, atas pemberitaan pelemahan nilai tukar Rupiah," lanjut dia.

Sedangkan, bagi para importir barang elektronik, saat ini justru masih menjual dengan harga yang sama sebelum Rupiah melemah. Untuk itu pemerintah diminta lebih tegas dalam menindak sejumlah pedagang elektronik yang menaikkan harga jual secara spekulatif.

Rupiah Melemah Pagi ini di Rp 16.500 per USD

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) yang ditransaksikan antar-bank di Jakarta pada awal pekan kembali tertekan menembus level Rp16.500 per USD. Pada pukul 09.53 WIB, rupiah bergerak melemah 590 poin atau 3,7 persen menjadi Rp16.550 per USD dari sebelumnya Rp15.960 per USD.

"Rupiah kemungkinan bisa tertekan lagi hari ini mengikuti sentimen negatif yang membayangi pergerakan aset berisiko pagi ini seperti indeks saham futures AS, indeks saham Australia, Nikkei (Jepang) dan Kospi (Korea Selatan) yang bergerak negatif serta sebagian mata uang Asia yang melemah terhadap dolar AS," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures di Jakarta, dikutip Antara, Senin (23/3).

Menurut Ariston, kekhawatiran terhadap peningkatan penyebaran wabah virus corona ditambah dengan stimulus pemerintah AS senilai USD 1,3-2 triliun yang belum mencapai kata sepakat dengan senat AS, menjadi penyebab sentimen negatif tersebut.

WHO sendiri masih terus melaporkan peningkatan kasus penularan wabah virus corona di dunia dengan lebih dari 294 ribu positif. Sementara itu, pasar masih menunggu kabar kesepakatan stimulus pemerintah AS malam ini.

Bila sepakat, lanjut Ariston, bisa membantu memberikan sentimen positif ke pasar keuangan karena stimulus yang besar. "Pergerakan USD-IDR hari ini masih berpotensi untuk naik mendekati level tertinggi Juni 1998 di Rp16.850 dengan potensi support di kisaran Rp15.900," ujar Ariston.

(mdk/bim)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pameran Perdagangan Terbesar di China Sepi, Pedagang Ngeluh: Harga Barang Kami Semurah Kol di Pasar

Pameran Perdagangan Terbesar di China Sepi, Pedagang Ngeluh: Harga Barang Kami Semurah Kol di Pasar

Eksportir dan pedagang di pameran perdagangan besar China mengeluhkan sepinya pembeli akibat ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya
Curhat Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, tapi Kalau Beras Naik Saya Dimarahi Ibu-Ibu

Curhat Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, tapi Kalau Beras Naik Saya Dimarahi Ibu-Ibu

Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa urusan pemerintah dalam mengelola pangan untuk 270 juta penduduk Indonesia bukan hal yang mudah.

Baca Selengkapnya
Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu

Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu

Jokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Curhat Pedagang: Harga Beras Bertahan Mahal Jelang Bulan Puasa, Pelanggan Terus Berkurang

Curhat Pedagang: Harga Beras Bertahan Mahal Jelang Bulan Puasa, Pelanggan Terus Berkurang

Kenaikan harga beras medium disebabkan oleh stok kiriman beras menipis.

Baca Selengkapnya
Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun

Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun

Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.

Baca Selengkapnya
Cukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi

Cukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi

Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.

Baca Selengkapnya
Penerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun

Penerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun

Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.

Baca Selengkapnya
Impor Indonesia di Desember 2023 Turun, Nilainya Hanya USD 19,11 Miliar

Impor Indonesia di Desember 2023 Turun, Nilainya Hanya USD 19,11 Miliar

Impor barang modal mengalami persentase penurunan terdalam yaitu turun sebesar 10,51 persen.

Baca Selengkapnya
Produksi Uang Palsu Mencapai Rp100 Juta di Bekasi, Sepasang Kekasih Diringkus Polisi

Produksi Uang Palsu Mencapai Rp100 Juta di Bekasi, Sepasang Kekasih Diringkus Polisi

Sepasang kekasih itu sudah menjual sekitar Rp100 juta uang palsu

Baca Selengkapnya