Pasar tunggu kebijakan suku bunga Eropa
Merdeka.com - Indeks harga saham gabungan (IHSG), cenderung bergerak datar seiring rencana pertemuan Bank Sentral Eropa untuk memuluskan pemberian stimulus pada beberapa negara zona Euro yang tengah dilanda krisis.
Analis Pasar Saham Panin Sekuritas Purwoko Sartono mengatakan pelemahan bursa pada perdagangan, Rabu (1/8) yang diakibatkan aksi ambil untung (profit taking), membuat pasar tidak terlalu bergairah pada perdagangan hari ini (2/8).
"Melemahnya indeks juga dipengaruhi oleh sentimen negatif dari bursa regional yang masih menunggu pernyataan bank sentral Amerika terkait kebijakan apa saja yang akan diambil pada awal Agustus ini," katanya.
IHSG, diperkirakan hanya akan bergerak mixed dengan kecenderungan melemah pada kisaran support-resistance 4.100-4.149. Namun, beberapa saham yang masih menjadi daya dorong indeks diantaranya BJBR, TBIG, KIJA, SSIA. "Dari sisi teknikal memang IHSG sudah memasuki wilayah overbought," katanya.
Kemarin, IHSG ditutup terkoreksi 11,872 poin atau 0,29 persen dan harus puas berada di kisaran 4.130,465. Indeks LQ45 juga harus puas terpangkas 2,276 poin atau 0,32 persen ke level 710,494.
(mdk/arr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
OJK Buka-bukaan Soal Ancaman yang Pengaruhi Kinerja Sektor Keuangan 2024
Salah satunya kondisi suku bunga yang masih di level tinggi, walaupun di proyeksikan tidak akan naik lagi.
Baca SelengkapnyaMengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024
Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik
ADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sri Mulyani Dapat Bisikian soal The Fed Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan
Saat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.
Baca SelengkapnyaDirut Bulog Bongkar Penyebab Masih Mahalnya Harga Beras
Sesuai data dari Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Januari hingga Februari terjadi defisit ketersediaan beras dari petani sebesar 2,7 juta beras.
Baca SelengkapnyaTambah Lagi Perusahaan Melantai di Bursa Saham, FOLK Raup Dana Segar Rp57 Miliar dari IPO
Dalam IPO, perseroan menawarkan sebanyak 570 juta saham biasa atau setara 14,44 persen.
Baca SelengkapnyaHarga Emas Menguat akibat Keputusan Suku Bunga The Fed: Dampak Investor
Investor terus mencermati pernyataan hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang disampaikan pada Rabu (20/3).
Baca SelengkapnyaBI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaIHSG Diprediksi Terus Menguat, Ini Rekomendasi Saham untuk Trading Hari Ini
Tim Analis Bareksa merekomendasikan buy on breakout saham ESSA di rentang harga Rp600 hingga Rp640, dengan target harga ambil untung di Rp670 dan Rp710.
Baca Selengkapnya