Merdeka.com - Beberapa orang kaya biasanya berpenampilan serba glamor dan mewah. Barang-barang yang melekat pada tubuhnya bisa seharga miliaran. Belum lagi dengan gaya hidup mereka serba mahal.

Tapi itu hanya sebagian. Masih ada orang-orang kaya yang memilih hidup sederhana layaknya masyarakat biasa. Siapa saja mereka?

Bill Gates

William Henry Gates III atau biasa dikenal dengan Bill Gates menjadi orang terkaya ke-2 di dunia. Kekayannya mencapai USD 95,5 miliar atau setara dengan Rp 1,355 triliun. Bill Gates adalah pendiri Microsoft Corporation.

Salah satu yang terpotret adalah saat dia mengantre membeli burger di salah satu kios. Saat mengantri, ia berpakaian layaknya seorang pembeli biasa dan tanpa pengawalan.

Warren Buffett

Warren Buffett sering disebut "penyihir dari Omaha" adalah salah satu miliarder yang paling bijaksana dan paling hemat. Ketua dan CEO Berkshire Hathaway ini masih menempati rumah yang ia beli seharga USD 31.500 pada tahun 1958. Kini, Buffett memiliki kekayaan sebesar USD 81.3 miliar atau Rp 1,154 triliun, dan menjadi orang terkaya ke-3 di dunia.Tak hanya itu saja, Buffett selalu mampir ke McDonalds dan memesan satu dari tiga menu: dua roti sosis, telur dan keju, atau bacon, telur, dan keju, untuk sarapan paginya.Buffett tidak pernah mengeluarkan lebih dari USD 3,17 (Rp 46,8 ribu) untuk makan paginya. Pada hari-hari lain saat ia tidak membeli McDonalds, Buffett lebih suka makan Oreo untuk sarapan.

Azim Premji

Azim Premji adalah orang terkaya ke-2 di India dan terkaya ke-58 di dunia. Kekayaannya mencapai USD 21.3 miliar atau Rp 302 triliun. Ia adalah bos dari Wipro Ltd. Meski punya kekayaan besar, Azim tak malu untuk pulang menggunakan bajaj.Selain hal di atas, Azim juga sangat peduli pada penggunaan tisu toilet. Dia sangat mengawasi penggunaan tisu toilet ini agar tidak berlebihan.

Carlos Slim Helu

Carlos Slim Helu adalah pendiri dari Grupo Carso. Ia tinggal di rumah yang ia tempati lebih dari 40 tahun. Kini ia memiliki kekayaannya sebesar USD 62.7 miliar atau Rp 890 triliun. Dengan kekayaannya yang sebanyak itu, ia tak habiskan dengan hura-hura. Sebaliknya, ia menyalurkan kekayannya pada sejumlah besar perusahaannya. Menurutnya, kekayaan itu seperti kebun. "Yang harus Anda lakukan adalah membuatnya tumbuh, berinvestasi kembali untuk membuatnya lebih besar, atau mendiversifikasi ke daerah lain," katanya.