Merdeka.com - Badan amal global asal Inggris, Oxfam merilis data statistik yang mencatat bahwa orang kaya atau miliuner baru muncul setiap 30 jam selama pandemi Covid-19. Miliuner baru terus bermunculan saat satu juta orang berisiko jatuh ke dalam jurang kemiskinan ekstrem dengan tingkat hampir sama di 2022 ini.
Dilansir dari CNBC International, Oxfam mengatakan, ada tambahan 573 miliuner baru di dunia pada Maret 2022 dibandingkan pada 2020 ketika pandemi Covid-19 dimulai.
Jumlah itu setara dengan satu miliuner baru setiap 30 jam, kata Oxfam, dalam sebuah ringkasan yang diterbitkan pada Senin, hari pertama KTT Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.
Selain itu, diperkirakan 263 juta orang menuju ke tingkat kemiskinan ekstrem pada tahun 2022 ini karena pandemi Covid-19, meningkatnya ketidaksetaraan global, dan kenaikan harga pangan yang diperburuk oleh perang di Ukraina. Jumlah tersebut setara dengan hampir satu juta orang setiap 33 jam.
Data yang dibeberkan Oxfam juga menunjukkan bahwa kekayaan miliuner secara kolektif mencapai USD 12,7 triliun pada Maret 2022.
Adapun pada tahun 2021, di mana kekayaan miliuner mewakili setara dengan hampir 14 persen dari produk domestik bruto global.
Direktur eksekutif Oxfam International, Gabriela Buchermengatakan bahwa para miliuner tiba di KTT Davos untuk merayakan lonjakan luar biasa dalam kekayaan mereka. "Pandemi, dan sekarang kenaikan tajam harga pangan dan energi, sederhananya, menjadi keuntungan bagi mereka," ujar Bucher.
"Sementara itu, kemajuan puluhan tahun dalam kemiskinan ekstrem sekarang terbalik dan jutaan orang menghadapi kenaikan yang mustahil dalam biaya untuk bertahan hidup," tambahnya.
Menggali kekayaan yang melonjak di sektor bisnis tertentu, Oxfam mengatakan kekayaan miliuner di bisnis makanan dan energi naik hingga USD 453 miliar dalam dua tahun terakhir, setara dengan USD 1 miliar setiap dua hari.
Misalnya, raksasa makanan Cargill dilaporkan menjadi salah satu dari empat perusahaan yang menguasai lebih dari 70 persen pasar pertanian global, kata Oxfam.
Korporasi, yang dimiliki oleh keluarga Cargill, menghasilkan pendapatan bersih hampir USD 5 miliar tahun lalu, laba terbesar dalam sejarahnya.
Tak hanya keluarga Cargill saja, Oxfam menyebut, sekarang ada 12 miliuner bertambah dari delapan orang sebelum pandemi. Selain itu, pandemi juga menciptakan 40 miliuner baru di sektor farmasi.
Menurut Oxfam, mereka di antaranya adalah yang mendapat untung dari monopoli perusahaan atas vaksin, perawatan, tes, dan peralatan APD.
Untuk mencegah ketimpangan kekayaan yang lebih mencolok, dan mendukung masyarakat yang menghadapi kenaikan biaya makanan dan energi, Oxfam merekomendasikan agar pemerintah mengenakan pajak solidaritas satu kali pada rejeki nomplok dari pandemi terhadap para miliuner.
Reporter: Natasha Khairunisa Amani
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Daftar 10 Orang Terkaya Dunia di 2022 Versi Forbes
CEO ini Tersingkir dari Jajaran Miliarder Karena Anjloknya Pasar Kripto
Miliarder Ini Justru Raup Cuan dari Perang Rusia-Ukraina
Kekayaan Bos Baterai Kendaraan Listrik Asal China Anjlok Akibat Lockdown
Warren Buffett: Anda Belum Sukses Jika Belum Memiliki Hal Ini
Deretan Miliarder Dunia Penguasa Media
Advertisement
Aturan Baru KemenPAN-RB soal Rekrutmen PPPK Guru, Ada yang Tanpa Tes
Sekitar 1 Jam yang laluMiliarder Asal India akan Donasikan Rp114 Triliun di Hari Ulang Tahun
Sekitar 2 Jam yang lalu3 Hal Penting yang Tak Boleh Dilewatkan Anak Muda saat Punya Gaji Sendiri
Sekitar 9 Jam yang laluBertemu Kanselir Jerman, Presiden Jokowi Bahas Penguatan Kerja Sama Ekonomi
Sekitar 9 Jam yang laluMendag Zulhas akan Buka Kuota Ekspor Minyak Goreng, Ini Syaratnya
Sekitar 10 Jam yang laluBaru Ditutup Pemda DKI, Ini Seluk Beluk Bisnis Resto dan Bar Holywings
Sekitar 11 Jam yang laluMa'ruf Amin: Sarinah Baru Buat UMKM Naik Kelas
Sekitar 11 Jam yang laluSri Mulyani Ditagih Soal Penyelesaian Proyek Tol Trans Sumatera di Sumbar
Sekitar 12 Jam yang laluBanyak Dana Mengendap di Bank, Banggar Cecar Sri Mulyani
Sekitar 13 Jam yang laluErick Thohir Soal 2 Tersangka Korupsi Garuda: Bersih-Bersih BUMN Tak Sampai DiSitu
Sekitar 14 Jam yang laluBPKP: Nilai Pengadaan Pesawat Garuda Indonesia Terlalu Tinggi, Negara Rugi Rp8,8 T
Sekitar 15 Jam yang laluCairkan PMN Garuda Indonesia, Kemenkeu Tunggu Laporan Kementerian BUMN
Sekitar 15 Jam yang laluBank Indonesia Prediksi Inflasi Melonjak di Atas 4 Persen Pada 2022
Sekitar 15 Jam yang laluPertamina: Uji Coba Beli Pertalite Lewat MyPertamina Tak Berlaku untuk Sepeda Motor
Sekitar 16 Jam yang laluCerita Reshuffle Kabinet Jokowi
Sekitar 1 Minggu yang laluSosok John Wempi Wetipo, Kader PDIP Miliki Rp65 M Dipuji Megawati Karena Disiplin
Sekitar 1 Minggu yang laluLuhut Bongkar Rahasia, Kisah di Balik Jokowi Sering Merotasinya Sebagai Menteri
Sekitar 6 Hari yang laluMomen Jokowi Lupa Sapa Zulkifli Hasan dan Hadi Tjahjanto di Sidang Kabinet Paripurna
Sekitar 1 Minggu yang laluCerita Reshuffle Kabinet Jokowi
Sekitar 1 Minggu yang laluPidato Jokowi di KTT G7: 323 Juta Orang Terancam Hadapi Kerawanan Pangan Akut
Sekitar 1 Jam yang laluDi sela KTT G7 Jerman, Jokowi & PM India Bahas Penguatan Kerja Sama Pangan
Sekitar 2 Jam yang laluJokowi Bahas Situasi Ukraina dengan Emmanuel Macron: Kita Perlu Terus Upayakan Damai
Sekitar 3 Jam yang laluPresiden Jokowi Dorong Negara G7 Investasi Sektor Energi Bersih di Indonesia
Sekitar 12 Jam yang laluData Kasus Covid-19 di Indonesia 27 Juni 2022
Sekitar 16 Jam yang laluUji Klinik Vaksin Merah Putih Unair Memasuki Fase Tiga
Sekitar 18 Jam yang laluCovid-19 Melonjak, Pemerintah Klaim Sudah Siapkan Pencegahan dan Pengendalian
Sekitar 21 Jam yang laluHarga BBM Shell Kembali Naik, Bagaimana dengan Pertamina?
Sekitar 3 Minggu yang laluJokowi Soal Harga BBM: Subsidi APBN Gede Sekali, Tahan Sampai Kapan?
Sekitar 1 Bulan yang laluPidato Jokowi di KTT G7: 323 Juta Orang Terancam Hadapi Kerawanan Pangan Akut
Sekitar 1 Jam yang laluVIDEO: Profil Komandan Paspampres, Jenderal Darah Kopassus Penjaga Jokowi di Ukraina
Sekitar 18 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami