Optimalisasi Pemerintah Tangani Covid-19 Buat Rupiah Menguat ke Rp14.035 per USD
Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) ditutup menguat 35 poin di perdagangan sore ini, Rabu (20/1). Mata uang Garuda ditutup menguat 45 point ke level Rp 14.035 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp14.080 per USD.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, kondisi covid-19 yang terus meningkat, membuat pemerintah berencana memperpanjang penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk sejumlah daerah di Pulau Jawa dan Pulau Bali guna menekan laju penularan virus.
"Tujuan dari pemerintah adalah agar Covid-19 bisa tertekan dan masyarakat secara berangsur-angsur mendapatkan vaksinasi sehingga penularan Covid-19 bisa di kendalikan," ujar Ibrahim melalui riset harian, Jakarta, Rabu (20/1).
Selain perpanjangan pengetatan PSBB, pemerintah juga terus melakukan stimulus berupa BLT sebesar Rp300.000 yang sudah di salurkan. Tujuan stimulasi tersebut adalah untuk membantu masyarakat kembali beraktivitas dan masyarakat kembali percaya diri walaupun saat ini Indonesia dalam kondisi Pandemi.
"Optimisme pemerintah dalam penanganan Covid-19 perlu diapresiasi oleh kita semua dan masyarakat wajib membantu dan menyukseskan program pemerintah tersebut, sehingga modal asing kembali masuk ke pasar finansial dalam negeri," papar Ibrahim.
Sektor Eksternal
Sementara itu, dari sektor eksternal Presiden AS terpilih Joe Biden dan pemerintahannya mulai menjabat. Investor mulai fokus pada proposal paket stimulus USD 1,9 triliun minggu sebelumnya, untuk meningkatkan ekonomi dan mempercepat distribusi vaksin Covid-19.
"Adapun jumlah kematian akibat virus di AS melampaui 401.000 dan jumlah kasus di negara itu mencapai 24 juta pada 20 Januari, menurut Universitas Johns Hopkins. Data tersebut juga menunjukkan bahwa jumlah kasus secara global telah mencapai 96 juta," tandasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca SelengkapnyaUtang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?
Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaNaik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.364 Triliun
Naiknya utang luar negeri karena penarikan pinjaman, khususnya pinjaman multilateral, untuk mendukung pembiayaan beberapa program dan proyek.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemerintah Perpanjang Bantuan Sosial Tambahan Hingga Juni
Pemerintah sedang mencari formula terkait kenaikan harga beras di pasaran.
Baca SelengkapnyaNaik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun
Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaKurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaBelum Optimal Tagih Utang Negara, Jokowi Perpanjang Masa Tugas Satgas BLBI
Satgas BLBI baru mengumpulkan aset dan PNBP dari para obligor dan debitur sebesar Rp35,19 triliun.
Baca SelengkapnyaCurhat Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, tapi Kalau Beras Naik Saya Dimarahi Ibu-Ibu
Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa urusan pemerintah dalam mengelola pangan untuk 270 juta penduduk Indonesia bukan hal yang mudah.
Baca SelengkapnyaTutup Tahun, Capaian Penerimaan Bea Cukai 2023 Tembus Rp286,2 Triliun
Bea Cukai terus menjaga optimalisasi penerimaan negara serta meningkatkan kinerja pelayanan
Baca Selengkapnya