OJK Catat Transaksi Digital Meningkat di Masa Pandemi
Merdeka.com - Tren penggunaan transaksi digital selama masa pandemi Covid-19 mengalami peningkatan. Hal ini terjadi karena adanya perubahan perilaku masyarakat yang beralih menggunakan transaksi ekonomi virtual.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Heru Kristiyana mengatakan transaksi online mengalami peningkatan pesat. Pada Maret 2020 terjadi peningkatan transaksi sebesar 320 persen. Lalu pada bulan April naik 480 persen.
"Semua transaksi tumbuh begitu maju," kata Heru dalam Webinar Nasional bertajuk The Future of Digital Banking, Jakarta, Kamis (23/7).
Dampaknya pada akselerasi transformasi digital pada bank, transaksi melalui layanan digital bank juga tumbuh pesat. Seperti yang terjadi di Bank BNI, transaksi layanan elektronik melalui SMS Banking, Internet Banking dan Mobile Banking naik 31 persen (yoy) pada kuartal I-2020. Secara spesifik, transaksi layanan mobile banking BNI naik 84,4 persen (yoy) dalam periode yang sama.
Bank BRI mencatatkan pertumbuhan transaksi melalui aplikasi BRI MO 31 persen (yoy) pada Mei 2020. Selain itu ada sekitar 6 juta transaksi per hari pada periode yang sama dengan nilai transaksi Rp 482 triliun.
Di Bank BCA, pengguna digital payment tumbuh antara 20-30 persen. Pembukaan rekening melalui video banking mencapai 5.100 rekening per hari. Begitu juga dengan Bank DBS, transaksi online untuk fitur bayar dan beli naik 75 persen.
Kondisi ini kata Heru karena masyarakat sudah tak mau lagi menanggung resiko terpapar virus saat ke luar rumah. Mereka juga sudah tidak mau datang ke ATM untuk melakukan transaksi rutin.
"Orang sudah tidak mau datang ke ATM juga karena harus pencet-pencet ini itu dan mereka khawatir di situ ada transfer virusnya meski itu juga perlu dibuktikan," kata Heru.
Perilaku gaya hidup baru ini kata Heru akan terus berlanjut meski pandemi berakhir. Sebab, mereka sudah mendapatkan layanan yang lebih mudah dari yang sebelumnya ada. "Jadi kalau pandeminya selesai, tidak akan membuat orang kembali pada kebiasaan baru, mereka akan tetap seperti saat ini saat bertransaksi," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nilai transaksi digital banking mencapai Rp5.163 triliun.
Baca SelengkapnyaOtoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan mencapai angka peningkatan indeks literasi keuangan yaitu 65 persen dan inklusi keuangan 93 persen pada 2027.
Baca SelengkapnyaIndustri perbankan melanjutkan tren pertumbuhan yang positif, dengan kredit tetap tumbuh double digit di bulan Februari.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Per Februari 2024 aset industri Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) mencapai Rp 1.130,05 triliun atau naik 2,08 persen secara tahunan (yoy).
Baca SelengkapnyaProduk dan layanan Bank DKI akan terus diperluas seiring dengan visi Bank DKI untuk mendukung pertumbuhan Jakarta.
Baca SelengkapnyaDi sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca SelengkapnyaJumlah ini tumbuh 12,11 prersen (YoY) dibanding periode yang sama tahun 2022, dengan volume transaksi sebesar 29,61 juta transaksi.
Baca SelengkapnyaAngka penerimaan pajak ini kemudian meningkat hingga Rp6,76 triliun pada tahun 2023.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data OJK, tabungan orang Indonesia pada bulan Februari meningkat jadi Rp8.441 triliun.
Baca Selengkapnya