Obligasi Ritel Negara Kebal dari 3 Risiko Investasi Ini
Merdeka.com - Direktur Surat Utang Negara Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengatakan, investasi Obligasi Ritel (ORI) negara dapat menghindarkan pemilik dana dari tiga faktor resiko investasi. Ketiga risiko tersebut antara lain risiko gagal bayar, risiko pasar dan likuiditas.
"Pertama risiko gagal bayar, itu karena dijamin pemerintah pembayaran kupon dan bayarannya, bisa dibilang risiko defaultnya zero percent," ujar Deni dalan diskusi daring, Jakarta, Senin (25/1).
Kemudian kedua, kata Deni, risiko pasar. Risiko pasar ini intinya dibandingkan tingkat kupon yang diterima fixed rate dengan pergerakan imbal hasil di pasar dalam waktu ke depan.
"Dengan kupon ORI 5,57 persen ini masih menarik, kita sekarang dalam era suku bunga rendah. Yang bisa jadi acuan adalah subung BI 7 days repo rate 3,75 persen, ini bisa jadi patokan untuk berbagai instrumen investasi apa saja yang ditawarkan dengan ORI019," jelasnya.
Ketiga adalah risiko likuiditas. Salah satu obligasi yang ditawarkan pemerintah saat ini adalah ORI19. ORI19 dipastikan mudah diperjualbelikan setelah selesai masa holding period. Bahkan harganya bisa lebih tinggi jika dijual di secondary market.
"Ketika sudah lewat holding periode bisa dijual anytime. Dan, kalau jual di secondary market, ada potensi harga jual lebih tinggi dibandingkan sekarang, ada capital gain. Itu satu keuntungan," tandas Deni.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
5 Macam Reksa Dana yang Menarik Dipilih Sebagai Instrumen Investasi Alternatif
Anda bisa menginvestasikan dana yang dimiliki dalam bentuk saham, obligasi dan pasar uang.
Baca SelengkapnyaBI Ungkap Risiko Tukar Uang Receh di Pinggir Jalan
Melakukan penukaran di layanan resmi dijamin keaslian uangnya.
Baca SelengkapnyaKredit Macet Fintech Investree Tembus 16 Persen, OJK Beri Respons Begini
Apabila kerugian yang dialami perusahaan disebabkan risiko bisnis dari Investree itu sendiri, tentu penanganan OJK berbeda.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ternyata, Ini Alasan Harus Tukar Uang Jika Ingin Transaksi di Luar Negeri & Tak Pakai Mata Uang Tunggal
Transaksi dalam mata uang asing melibatkan risiko nilai tukar.
Baca SelengkapnyaInvestasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaBisnis Tambang Pasir Gagal & Terlilit Utang Rp2 Miliar, Dwi Bangkit Lewat Dagang Bakso dan Restu Orang Tua
Di masa-masa awal kerugian, Dwi Masih beranggapan bahwa kerugian tersebut merupakan risiko bisnis.
Baca Selengkapnya6 Kebiasaan Sehari-hari yang Tak Disangka Bisa Tingkatkan Risiko Demensia
Kebiasaan sehari-hari yang kita miliki ternyata bisa berpengaruh terhadap munculnya risiko demensia di diri kita.
Baca SelengkapnyaRisiko yang Harus Dihadapi Agen BRIlink Setiap Kali Transaksi, dari Gangguan Sinyal Internet hingga Human Error
Menjadi seorang Agen BRIlink bukanlah hal yang mudah. Sering kali mereka harus menghadapi kendala-kendala saat melayani nasabah dalam bertransaksi.
Baca SelengkapnyaBadan Otorita Ungkap Alasan Minimnya Korea Selatan Investasi di IKN Nusantara
Korea Selatan menempati peringkat 6 dengan 9 LOI terkait investasi di IKN Nusantara.
Baca Selengkapnya