Nota Keuangan RAPBN 2019: Rupiah diprediksi di kisaran Rp 14.400 per USD
Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah semakin melemah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD). Pada pembukaan perdagangan hari ini, Kamis (16/8), Rupiah berada di posisi Rp 14.618 per USD. Nilai tukar rupiah melemah tipis dibandingkan penutupan kemarin di level Rp 14.576 per USD.
Pemerintah menyadari, tahun depan masih banyak faktor yang menjadi tantangan dalam menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah. "Baik dari faktor dinamika ekonomi negara maju, termasuk normalisasi kebijakan moneter di Amerika Serikat dan Eropa, serta perkembangan ekonomi Tiongkok," ujar Presiden Jokowi membacakan nota keuangan dan RAPBN 2019 di Gedung DPR, Kamis (16/8).
Dalam nota keuangan dan RAPBN 2019, pemerintah memprediksi nilai tukar rupiah masih berada di level Rp 14.000 per USD. "Nilai tukar Rupiah tahun 2019 diperkirakan berada di kisaran Rp14.400 per USD," jelasnya.
Menurut Presiden, tantangan pelemahan mata uang tidak hanya dialami Rupiah, tetapi juga oleh banyak mata uang negara lain. Dilihat secara year to date (ytd) Rupiah terdepresiasi atau melemah 7,04 persen atau lebih rendah dari India, Brazil, Afrika Selatan, dan Rusia. Sedangkan untuk aliran modal asing telah kembali masuk ke pasar keuangan domestik pada semua jenis aset.
Sebelumnya, pengamat ekonomi, Faisal Basri menyebut bahwa kondisi nilai tukar saat ini merupakan terburuk sepanjang sejarah.
"Nilai tukar Rupiah terburuk sepanjang sejarah ini sekarang. Terburuk sepanjang sejarah," kata Faisal dalam sebuah acara diskusi di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (15/8).
Faisal membandingkan kondisi saat ini dengan beberapa tahun ke belakang. Tahun ini, rata-rata nilai tukar Rupiah tidak lebih baik bahkan dari tahun 1998. "Rata-rata setahun tahun 1998 itu rata - rata Rupiah cuma 10.000. Sekarang 13.889. Terburuk sepanjang sejarah rata-rata setahunnya," ujarnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Naik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun
Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaUtang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?
Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaPerputaran Uang Musim Libur Natal dan Tahun Baru Diprediksi Tembus Rp80.250 Triliun
Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, jumlah orang yang akan bepergian di musim libur akhir tahun mencapai 107 juta orang.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca SelengkapnyaRupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaPelemahan Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Ringgit Malayia dan Won Korsel
Per 20 Februari 2024, nilai tukar Rupiah kembali menguat 0,77 persen secara poin to poin (ptp) setelah pada Januari 2024 melemah 2,43 persen.
Baca SelengkapnyaPenerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun
Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca Selengkapnya