Nilai tukar Rupiah menguat di level Rp 13.564 per USD
Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak fluktuatif di perdagangan hari ini, Kamis (14/12). Rupiah dibuka menguat tipis di level Rp 13.564 dibanding penutupan perdagangan kemarin di Rp 13.590 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah meneruskan penguatannya usai pembukaan hingga ke level Rp 13.557 per USD, namun kembali melemah dan saat ini Rupiah berada di Rp 13.570 per USD.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai pelemahan Rupiah hari ini, terjadi akibat rencana kebijakan Presiden Donald Trump melakukan penurunan pajak. Meski begitu, pelemahan tersebut masih tergolong normal.
"Kalau dia (Rupiah) naik sedikit turun sedikit normal saja kan. Ini berawal dari Trump yang mau turunkan pajak," ujar Darmin saat ditemui di Hotel Raffles, Jakarta, Rabu (29/11).
Darmin mengatakan, pelemahan Rupiah juga dipengaruhi oleh percobaan rudal Korea Utara. Hal ini dinilai menimbulkan kekhawatiran masyarakat.
"Korea Utara bikin percobaan macam macam. Orang mulai takut kemudian bergerak dia. Jadi tidak ada apa-apa sih. Tidak ada yang buat dia berubah lagi, kalau dia naik Rp 13.500 gitu biarkan saja," jelasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah harus melakukan intervensi agar rupiah tidak semakin terpuruk.
Baca SelengkapnyaPer 20 Februari 2024, nilai tukar Rupiah kembali menguat 0,77 persen secara poin to poin (ptp) setelah pada Januari 2024 melemah 2,43 persen.
Baca SelengkapnyaNilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaPergerakan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang Dolar AS lebih baik dibandingkan dengan Bath Thailand hingga Ruppe India.
Baca SelengkapnyaUtang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaUtang Indonesia saat ini justru mengalami perbaikan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Baca SelengkapnyaPasca serangan balasan Iran ke Israel beberapa waktu, nilai tukar dolar terus menguat dan sebaliknya sejumlah negara mengalami pelemahan mata uangnya.
Baca SelengkapnyaHal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca Selengkapnya