Nilai Tukar Rupiah Melemah Dipicu Kekhawatiran Potensi Gelombang Kedua Covid-19
Merdeka.com - Nilai tukar atau kurs Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis melemah karena dipicu kekhawatiran pasar terhadap potensi gelombang kedua pandemi Covid-19 dan proyeksi negatif Dana Moneter Internasional (IMF).
Rupiah ditutup melemah 45 poin atau 0,32 persen menjadi Rp14.175 per USD dari sebelumnya Rp14.130 per USD.
"Pelaku pasar kembali cemas dengan perkembangan penyebaran virus corona," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Kamis.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, jumlah pasien positif corona di seluruh dunia per 24 Juni adalah 9,13 juta orang, bertambah 135.212 orang dibandingkan hari sebelumnya, lebih tinggi dibandingkan kenaikan pada 23 Juni yang sebanyak 133.328 orang.
Kenaikan kasus Covid-19 membuat sejumlah negara kembali menerapkan karantina wilayah (lockdown) meski lingkupnya terbatas.
Gubernur New York, New Jersey, dan Connecticut memerintahkan para pelancong dari sembilan negara bagian AS ke karantina selama 14 hari pada saat kedatangan ketika Covid-19 menunjukkan tanda-tanda melonjak di bagian selatan dan barat negara itu.
Sentimen Lain
Sentimen lainnya, Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi ekonomi global pada 2020 karena melihat kerusakan yang lebih dalam dan lebih luas dari yang dipikirkan sebelumnya.
Ekonomi global diprediksi menyusut sebesar 4,9 persen, dibandingkan dengan kontraksi 3 persen yang diprediksi pada April lalu.
IMF juga memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di angka minus 0,3 persen pada 2020. Namun pada tahun berikutnya produk domestik bruto (PDB) RI diperkirakan akan kembali mencatatkan pertumbuhan lebih dari 6,1 persen.
"Rilis outlook tersebut sudah bisa diprediksi oleh pasar, namun outlook yang dirilis oleh IMF merupakan tantangan tersendiri bagi pemerintah dan Bank Indonesia agar lebih berhati-hati dalam mengambil kebijakan sehingga apa yang ditakutkan oleh IMF tidak terjadi," ujar Ibrahim.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat di posisi Rp14.115 per USD. Sepanjang hari, Rupiah bergerak di kisaran Rp14.115 per USD hingga Rp14.190 per USD.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.231 per USD dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.160 per USD.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah harus melakukan intervensi agar rupiah tidak semakin terpuruk.
Baca SelengkapnyaUtang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaPer 20 Februari 2024, nilai tukar Rupiah kembali menguat 0,77 persen secara poin to poin (ptp) setelah pada Januari 2024 melemah 2,43 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Nilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.
Baca SelengkapnyaGubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaGubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaPerusakan terhadap Rupiah bisa berujung ancaman pidana.
Baca SelengkapnyaUtang Indonesia saat ini justru mengalami perbaikan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data Kementerian Perhubungan, jumlah orang yang akan bepergian di musim libur akhir tahun mencapai 107 juta orang.
Baca Selengkapnya