Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Nasib Industri Tekstil RI di Tengah Gempuran Produk Impor

Nasib Industri Tekstil RI di Tengah Gempuran Produk Impor Industri Pabrik Tekstil. newimg.globalmarket.com

Merdeka.com - Gempuran produk impor seolah tak bisa terelakkan lagi di Indonesia. Tak jarang impor ini berbenturan dengan industri dalam negeri. Salah satunya gempuran produk impor tekstil.

Pada semester I-2019, ekspor pakaian jadi mencapai USD 3,6 miliar, sementara impornya USD 394 miliar. Secara total, ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia senilai USD 6,4 miliar dan impornya USD 4,6 miliar.

Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kementerian Perindustrian Muhdori mengatakan, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) merupakan salah satu sektor andalan karena memberikan kontribusi besar bagi perekonomian nasional. Apalagi, industri TPT merupakan sektor yang tergolong padat karya dan berorientasi ekspor.

Lalu bagaimana nasib industri tekstil dalam negeri di tengah gempuran produk impor.

9 Perusahaan Tekstil Gulung Tikar

Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menyebut bahwa setidaknya ada sembilan perusahaan tekstil terpaksa menutup usahanya dalam kurun 2018-2019 karena produk kain impor yang membanjir. Di antaranya di sektor menengah, seperti pemintalan, pertenunan, dan rajut.

Ketua Umum API, Ade Sudrajat menjelaskan, besarnya volume produk impor kain membuat industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dalam negeri sulit bersaing karena harga kain impor yang lebih murah.

"Tidak ada pilihan lain selain menutup industrinya. Sekarang yang sudah tutup kami catat ada sembilan perusahaan yang hampir mendekati 2.000 orang (pekerja)," kata Ade pada diskusi di Menara Kadin, Jakarta, Senin (9/9).

Kalah Harga

Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), Arif Budimanta menilai produk lokal jelas akan kalah oleh produk impor. Sebab barang impor tersebut harganya jauh lebih murah.

Dia menegaskan, industri tekstil Tanah Air baik hulu, tengah maupun hilir harus dilindungi. Sebab industri tersebut menyangkut hidup banyak orang karena melibatkan banyak tenaga kerja di dalamnya.

Untuk itu dia berharap pemerintah segera melakukan langkah-langkah untuk melindungi keberlangsungan industri tekstil lokal. Salah satunya mendorong perbankan memberikan bunga rendah bagi industri tekstil. Sebab industri tekstil lokal saat ini banyak yang sudah harus melakukan peremajaan mesin.

Sepi Orderan

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Ernovian G Ismy mengungkapkan alasan perusahaan yang gulung tikar di antaranya adalah karena sepinya orderan yang masuk.

"Kita kemarin hanya mengumpulkan ada beberapa perusahaan yang me-rasionalisasi karyawan, ada 300 ada 75, itu 2017-2019. Alasannya ada yang order sepi, izin susah. Karena begitu order kurang, mesin mati ya rasionalisasi," kata dia.

Adapun sepinya orderan tersebut, kata dia, selain serbuan barang impor juga karena adanya perubahan perilaku konsumen. Saat ini, masyarakat tidak terlalu konsumtif di bidang sandang.

"Banyakan beli pulsa dari beli baju, konsumen kan sekarang daya beli menurun, dia beli yang primer saja, baju cukup setahun 2 kali, tapi kalau sekolah kan harus, kita ngeri karena saat tekstil menurun, daya beli habis, itu dia, itu yang kita khawatirkan," ujarnya.

Pertumbuhan Industri Tekstil Masih Tinggi

Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kementerian Perindustrian, Muhdori mengatakan, pertumbuhan industri tekstil di Indonesia masih tinggi. Bahkan, pertumbuhan tekstil Indonesia adalah yang terbaik setelah makanan dan minuman.

Penyerapan tenaga kerja di industri tekstil serta kontribusinya terhadap PDB juga masih tertinggi di antara komoditas manufaktur. Jika ada perpindahan bisnis tekstil seperti dari Jawa Barat ke Jawa Tengah, maka itu adalah hal biasa dalam bisnis.

Sementara itu, terkait adanya perusahaan yang berhenti berproduksi, menurutnya itu belum tentu permanen. "Misalkan ada beberapa perusahaan yang memang menghentikan atau mengurangi produksi. Itu kan faktornya tidak hanya satu masalah, tetapi ada masalah-masalah yang lain. Tetapi bukan berarti yang dia berhenti itu akan berhenti seterusnya," imbuhnya.

Strategi Pemerintah

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, pihaknya akan mendorong agar perlindungan perdagangan dari banjirnya serbuan produk impor atau safeguard segera rampung. Hal tersebut untuk menghalau impor tekstil dari luar negeri yang kini mulai membanjiri pasar dalam negeri.

"Safeguard kami akan dorong karena itu harmonisasi, karena sekarang impor dari tekstil itu tinggi sekali dan itu impornya di tengah, jadi antara hulu kemudian di tengah kemudian ke hilir," ujarnya di Kantor Kementerian bidang Kemaritiman, Jakarta, Selasa (10/9).

Dia melanjutkan, kondisi saat ini ekspor tekstil mengalami peningkatan ke sejumlah negara. Namun, ada persoalan di tengah produksi terkait komponen tekstil yang didatangkan dari negara lain. Adapun tiga industri yang paling menderita adalah industri kain, benang dan printing.

"Dari ekspor di hilir sih meningkat, jadi persoalannya di tengah. Tengah itu masuk ke kain, benang, printing. Nah tiga industri itu yang coba kami revitalisasi. Sebagian (tekstil) kalah karena teknologinya lama sekali. Dia tidak melakukan revitalisasi permesinan tetapi kalau yang revitalisasi permesinan mereka cukup bagus," tandasnya.

(mdk/azz)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Di COP28, Erick Thohir Pamer Keberhasilan RI Atasi Dampak Perubahan Iklim Lewat Mangrove

Di COP28, Erick Thohir Pamer Keberhasilan RI Atasi Dampak Perubahan Iklim Lewat Mangrove

Erick Thohir menghadiri COP28 menggantikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan.

Baca Selengkapnya icon-hand
46 Tahun Beroperasi, Ini Inovasi Pupuk Kaltim Kurangi Emisi Karbon di Indonesia

46 Tahun Beroperasi, Ini Inovasi Pupuk Kaltim Kurangi Emisi Karbon di Indonesia

Berbagai inisiatif telah diterapkan untuk mewujudkan transformasi hijau industri.

Baca Selengkapnya icon-hand
Kedai Kopi di Jakarta Ini Disebut Tertua di Indonesia, Berdiri Tahun 1878

Kedai Kopi di Jakarta Ini Disebut Tertua di Indonesia, Berdiri Tahun 1878

Ini jadi kedai kopi pertama di Jakarta sejak 1878, bertahan selama 145 tahun.

Baca Selengkapnya icon-hand
Suplai Listrik Hijau ke IKN, PLTA Kayan Bakal Pakai Transmisi dari PLN

Suplai Listrik Hijau ke IKN, PLTA Kayan Bakal Pakai Transmisi dari PLN

PLTA Kayan tahap pertama nantinya akan memiliki kapasitas hingga 900 MW.

Baca Selengkapnya icon-hand
Indonesia Harus Kuasai Industri 4.0 Agar Masuk 10 Besar Ekonomi Terbesar Dunia

Indonesia Harus Kuasai Industri 4.0 Agar Masuk 10 Besar Ekonomi Terbesar Dunia

Perusahaan dituntut untuk bertransformasi secara digital, termasuk bidang manufaktur.

Baca Selengkapnya icon-hand
Pemerintahan Digital Penting Agar Pelayanan Bisa Lebih Cepat

Pemerintahan Digital Penting Agar Pelayanan Bisa Lebih Cepat

Pemerintah tengah berupaya mempercepat penerapan Sistem Pemerinta Berbasis Elektronik.

Baca Selengkapnya icon-hand
Tak Ada Tempat Bermain, Ini Potret Miris Anak-Anak Jakarta Renang di Lautan Sampah

Tak Ada Tempat Bermain, Ini Potret Miris Anak-Anak Jakarta Renang di Lautan Sampah

Tak hanya mengancam kesehatan, berenang di lautan sampah bahkan bisa merenggut nyawa anak-anak.

Baca Selengkapnya icon-hand
FOTO: Keseruan NCT 127 Sapa Penggemar di Jakarta dalam 'Fact Check' Face To Face Album Sign Event

FOTO: Keseruan NCT 127 Sapa Penggemar di Jakarta dalam 'Fact Check' Face To Face Album Sign Event

Dalam acara tersebut setiap member NCT 127 menandatangani album mereka untuk 35 NCTzen.

Baca Selengkapnya icon-hand
Ketua Dewan Pengarah TKN Prabowo-Gibran Belanja 12 Mobil Listrik Omoda E5 Made in Bekasi

Ketua Dewan Pengarah TKN Prabowo-Gibran Belanja 12 Mobil Listrik Omoda E5 Made in Bekasi

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memesan 12 unit Omoda E5, yang sudah dirakit di pabrik Pondok Ungu, Bekasi.

Baca Selengkapnya icon-hand
Begini Nasib Ekonomi Jakarta Jika Tak Lagi Jadi Ibu Kota Negara

Begini Nasib Ekonomi Jakarta Jika Tak Lagi Jadi Ibu Kota Negara

DKI Jakarta ke depannya harus bisa menjadi Global City yang sukses seperti Dubai.

Baca Selengkapnya icon-hand
Pupuk Indonesia Dukung Kementan Sempurnakan Aplikasi i-Pubers, Tingkatkan Penyaluran Pupuk

Pupuk Indonesia Dukung Kementan Sempurnakan Aplikasi i-Pubers, Tingkatkan Penyaluran Pupuk

Penyempurnaan ini untuk meningkatkan tata kelola penyaluran pupuk bersubsidi.

Baca Selengkapnya icon-hand
Generasi Milenial dan Gen Z Sepakat Uang Bisa Membeli Kebahagiaan

Generasi Milenial dan Gen Z Sepakat Uang Bisa Membeli Kebahagiaan

Banyak yang percaya uang tidak bisa membeli kebahagiaan, tapi tidak dengan milenial dan Gen Z.

Baca Selengkapnya icon-hand