Moeldoko: Impor Garam Tak Lagi Pakai Pihak Ketiga, tapi Langsung ke Industri pengguna
Merdeka.com - Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko mengatakan bahwa Pemerintah Pusat saat ini sedang melakukan kajian terkait impor garam industri. Di mana, nantinya impor tersebut tidak lagi melalui pihak ketiga, namun langsung ke industri penggunanya.
"Kita konsen (terkait permasalahan garam rakyat), untuk itu impor tidak akan ke pihak ketiga, tapi langsung ke industri penggunanya," kata Moeldoko di Cirebon, Jumat, saat berdialog dengan para petambak garam Cirebon. Seperti dikutip dari Antara, Jumat (8/10).
Dia mengatakan, dari hasil dialog dengan para petambak, harga garam masih menjadi isu yang tidak kunjung selesai, apalagi ketika adanya keran impor.
Namun lanjut Moeldoko, Indonesia memang harus mengandalkan impor garam industri, karena produksi petambak masih sangat sedikit dibanding dengan kebutuhannya.
Data Kementerian Kelautan dan Perikanan kata Moeldoko, industri membutuhkan garam 3 juta ton lebih, sedangkan petambak hanya bisa memproduksi 1,3 juta ton, maka impor memang harus dilakukan.
"Kenapa kita harus impor, karena industri butuh garam dan produksi kita tidak bisa mencukupi," tuturnya.
Akan tetapi kata Moeldoko, keran impor memang harus dibatasi, yang saat ini dilakukan oleh pihak ketiga, maka nantinya impor akan diberikan kepada industri penggunanya.
Hal tersebut lanjut Moeldoko, agar garam impor tidak bocor ke pasaran, karena selama ini salah satu yang menjadi penyebab harga garam petambak tidak laku yaitu beredarnya garam impor.
"Kalau untuk jumlahnya (yang kebocoran) kami harus menghitung lagi," katanya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, Kementan tengah fokus pada pemenuhan pangan dalam negeri untuk menekan kebijakan impor. Dua di antara komoditas jagung dan padi.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, isu pemakzulan presiden di tengah proses pemilu sangat tak produktif bagi masyarakat dan pemerintah.
Baca SelengkapnyaPerum Bulog menjalin kerjasama kemitraan strategis bersama Pelindo.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pelaku industri mengaku kesulitan untuk memasarkan produk minuman kemasan rendah kalori.
Baca Selengkapnya"Ini menyebabkan produksi rokok mengalami penurunan terutama golongan 1 yaitu produsen terbesarnya," ucap Sri Mulyani.
Baca SelengkapnyaIndonesia sudah mulai memasuki musim penghujan sehingga kebutuhan air tercukupi untuk memanen.
Baca SelengkapnyaSejumlah pedagang sembako juga menolak rencana pelarangan penjualan rokok eceran atau ketengan.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, seorang presiden boleh memihak juga melakukan kampanye. Pernyataan Jokowi itu menuai pro dan kontra.
Baca SelengkapnyaTeten bilang, selama ini kemitraan antara pelaku UMKM dengan produsen besar masih bersifat kegiatan sosial saja.
Baca Selengkapnya