Merdeka.com - Saat ini, Indonesia berada di urutan ke empat dunia dalam peta ekonomi syariah dunia. Di bawah Malaysia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab. Posisi Indonesia saat ini lebih dikarenakan keterlambatan waktu untuk menerapkan ekonomi syariah. Dibandingkan negara lain seperti Malaysia yang sudah jauh lebih dulu mengembangkannya.

Indonesia sudah memiliki Master Plan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024. Arahnya, menjadi pemain utama dalam peta ekonomi syariah dunia. Disadari atau tidak, Indonesia sudah punya modal untuk menjadi raja ekonomi syariah dunia. Salah satunya, dari sisi produksi produk-produk halal.

"Kita adalah produsen produk halal yang terkemuka di dunia, ini mungkin kita sudah (mencapainya). Tapi kita belum mencatat saja," ujar Direktur Eksekutif Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Ventje Rahardjo kepada merdeka.com

Modal lainnya adalah jumlah penduduk bonus demografi. Ada harapan dari generasi milenial dan generasi Z atau dikenal dengan istilah Gen Z. Kedua generasi ini memiliki populasi sangat signifikan dari total penduduk di Indonesia. Selain itu, mereka melek teknologi dan informasi. Generasi ini bisa menjadi kunci utama untuk mendongkrak pertumbuhan keuangan syariah.

"Dengan jumlah sekitar 28 sampai 30 persen dari total penduduk ditambah lagi dengan generasi z yang jumlahnya lebih dari 27 persen ini potensial," jelas Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Tirta Segara.

"Pemanfaatan kemajuan teknologi adalah hal yang sangat penting," tambah Direktur Pusat Studi Bisnis dan Ekonomi Syariah Institute Pertanian Bogor (CIEST-IPB), Irfan Syauqi Beik.