Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mereka yang untung akibat Rupiah melemah

Mereka yang untung akibat Rupiah melemah idr rupiah. shutterstock

Merdeka.com - Pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) dinilai tak hanya jadi mimpi buruk bagi Indonesia. Kondisi saat ini bisa jadi momentum yang menguntungkan.

Pengusaha sekaligus mantan Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel mengatakan, kondisi saat ini seharusnya dimanfaatkan untuk mendongkrak ekspor sebanyak-banyaknya, sebab Rupiah yang bisa didulang akan menjadi lebih besar nilainya.

Apalagi, Indonesia bukan kali pertama menghadapi kondisi Rupiah. Seharusnya kondisi-kondisi di masa lalu dapat dijadikan pengalaman yang berharga dalam menghadapi kondisi serupa.

"Nah sekarang adalah bagaimana memanfaatkan kalau untuk saya ini peluang sebetulnya sebagai pengusaha ini peluang. Bagaimana kita bisa dorong ekspor kita dari Indonesia," kata Rachmat dalam sebuah acara diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (8/9).

Meski sebagian orang merasa rugi akibat pelemahan Rupiah, namun ada beberapa pihak yang justru untung akibat situasi ini.

Pengrajin rotan

Perajin furnitur berbahan baku rotan asal Cirebon, Jawa Barat, Sumarca mengaku mendapat keuntungan dengan pelemahan Rupiah. Menurutnya, kerajinan furnitur berbahan baku rotan yang diekspor keluar negeri akan mendapatkan nilai tambah dengan melemahnya rupiah terhadap dolar AS.

"Memang ada peningkatan pendapatan dengan adanya selisih nilai tambah kurs dolar itu naik," kata Sumarca.

Peningkatan pendapatan yang didapatkannya kata Sumarca, mencapai 5 hingga 10 persen dari sebelum dolar naik, karena dengan adanya kenaikan dolar maka ada selisih yang dia dapatkan saat mengekspor.

"Kemarin-kemarin kan sekitar Rp 13.000 per dolarnya, terus meningkat sampai Rp 15.000 dan selisih itu yang menjadi keuntungan kami," ujarnya.

Pebisnis kerajinan tangan

Para pebisnis produk kerajinan berbahan baku lokal dan berorientasi ekspor di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, diuntungkan dengan nilai tukar dolar AS atau USD yang kini menguat.

"Produk yang dibuat oleh pelaku handycraft berbaku lokal kemudian produknya dijual keluar negeri atau diekspor. Tentunya mereka diuntungkan," kata Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Jawa Tengah, Nanggolo Mulyo Waniaji seperti ditulis Antara, Selasa (11/9).

Dia mengatakan bahwa dampak menguatnya dolar Amerika Serikat terhadap nilai tukar rupiah itu akan berpengaruh terhadap pelaku usaha yang masih mengandalkan bahan baku impor seperti pada bidang tekstil atau batik.

"Akan tetapi, bagi pebisnis 'handyraft' akan merasa diuntungkan dengan kondisi sekarang karena mereka menjual produknya ke luar negeri dengan menggunakan dolar," katanya.

Money changer

Pelemahan atau depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) menggeliatkan bisnis penukaran uang. Pasca melemahnya Rupiah, money changer kebanjiran pengunjung.

Petugas VIP money changer and remittance, Surya mengakui terjadi peningkatan signifikan jumlah pengunjung sejak Senin (3/9) lalu. Untuk menghadapi peningkatan jumlah pengunjung tersebut, money changer tempatnya bekerja bahkan menambah waktu operasional.

"Iya meningkat sejak Senin. Kita saja ada lembur," kata dia kepada Merdeka.com, di Jakarta, Jumat (7/9).

Katanya, jika biasanya kantor tutup pada pukul 17.00, maka pasca depresiasi nilai tukar Rupiah, kantornya tutup pada pukul 18.30.

Penerimaan pajak

Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (DJP Kemenkeu), Robert Pakpahan angkat suara terkait pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) yang nyaris menyentuh Rp 15.000 per USD. Menurutnya, pelemahan nilai tukar Rupiah memiliki nilai positif terhadap penerimaan negara.

"Kalau dari penerimaan jangka pendek dari sisi penerimaan pajak sangat strong. Lihat saja angka penerimaan PPN impor dan PPh Pasal 22 impor yang strong sejak Januari sampai Agustus," katanya di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (4/9).

Namun, keuntungan tersebut menurutnya hanya berlaku untuk jangka pendek dalam indikator penerimaan pajak saja.

"Kalau jangka panjang kan impornya menurun. Banyak sisi analisanya, kalau dilihat dari sisi ekspor harganya jadi lebih murah di luar negeri jadi lebih laku ekspornya. Jadi lihat secara ekuilibrium dan komprehensif lihatnya," terang Robert.

Dari data DJP menunjukkan per 31 Agustus 2018 secara umum, semua jenis pajak utama tercatat tumbuh dengan penyumbang penerimaan terbesar yaitu PPN impor 27,44 persen atau setara dengan Rp 118,36 triliun. Sementara untuk PPh 22 Impor tumbuh 25,63 persen setara dengan Rp 36,39 triliun.

Reksadana

Rupiah saat ini terus terdepresiasi atau melemah terhadap Dolar Amerika, saat ini posisi Rupiah sudah tembus level 14.710. Kondisi saat ini tentu saja berpengaruh pada reksadana. Saat ini reksadana berbasis Dolar mengalami kenaikan.

Presiden Direktur Manulife Asset Management Indonesia (MAMI), Legowo Kusumonegoro kondisi reksadana masih tetap positif di tengah Rupiah yang sudah menembus level 14.700.

"Kalau saya lihat perkembangan reksadana cukup positif kalau jumlah unit penyertaannya itu nambah banyak. Kalau hanya lihat Rupiah atau dana kelolaan nya memang terkoreksi turun karena pasar sih. Jadi mungkin harus dilihat saat pasar bergejolak orang akan keluar dari pasar reksadana ternyata enggak, jadi investor kita cukup percaya jika pertumbuhan pasar modal kita oke," kata dia saat ditemui di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (31/8).

(mdk/azz)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Hati-Hati, Mencoret Uang Rupiah Bisa Kena Denda Rp1 Miliar Hingga Pidana Penjara

Hati-Hati, Mencoret Uang Rupiah Bisa Kena Denda Rp1 Miliar Hingga Pidana Penjara

Perusakan terhadap Rupiah bisa berujung ancaman pidana.

Baca Selengkapnya
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Ringgit Malayia dan Won Korsel

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Ringgit Malayia dan Won Korsel

Per 20 Februari 2024, nilai tukar Rupiah kembali menguat 0,77 persen secara poin to poin (ptp) setelah pada Januari 2024 melemah 2,43 persen.

Baca Selengkapnya
Naik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun

Naik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun

Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Rupiah Terus Menguat Sepanjang 2023, Salip Bath Thailand dan Peso Filipina

Rupiah Terus Menguat Sepanjang 2023, Salip Bath Thailand dan Peso Filipina

Nilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.

Baca Selengkapnya
Nilai Tukar Rupiah Berhasil Menguat di Akhir Tahun, Kalahkan Bath dan Ruppe

Nilai Tukar Rupiah Berhasil Menguat di Akhir Tahun, Kalahkan Bath dan Ruppe

Pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang Dolar AS lebih baik dibandingkan dengan Bath Thailand hingga Ruppe India.

Baca Selengkapnya
Awas! Dampak Pelemahan Rupiah Berpotensi Mirip Krisis Moneter 1998

Awas! Dampak Pelemahan Rupiah Berpotensi Mirip Krisis Moneter 1998

Rupiah kembali melemah hingga ke level Rp16.000 terhadap mata uang dolar AS seperti yang pernah dialami Indonesia saat krisis moneter 1998.

Baca Selengkapnya
Utang Indonesia Tembus Rp8.041 Triliun per November 2023, Kemenkeu: Masih Aman

Utang Indonesia Tembus Rp8.041 Triliun per November 2023, Kemenkeu: Masih Aman

Utang Indonesia saat ini justru mengalami perbaikan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Baca Selengkapnya
Kurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia

Kurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia

Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.

Baca Selengkapnya
Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya

Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya

Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.

Baca Selengkapnya