Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mereka yang Dulang Untung Saat Virus Corona Datang

Mereka yang Dulang Untung Saat Virus Corona Datang MRT Jakarta turut siaga virus corona. ©Liputan6.com/Faizal Fanani

Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan virus corona telah masuk ke Indonesia. Namun, presiden meminta masyarakat untuk tidak panik berlebihan.

"Seluruh rakyat di manapun berada agar tidak perlu panik," kata Presiden Jokowi.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, juga menyikapi panic buying yang terjadi. Dia mengatakan, kepanikan merupakan suatu hal yang lumrah terjadi. Sama halnya ketika anggota keluarga sakit.

"Yang namanya panik, ya panik itu natural lah. Kalau kita punya anak sakit panas pasti langsung mau cepat-cepat dibawa. Tapi yang penting tadi, kita tidak bisa melarang orang panik," ujar Menteri Erick.

Pemerintah juga memastikan stok barang khusus pangan sangat tercukupi. "Kita siap, stocknya ada. Itu saja yang bisa kita lakukan. Kita ingin memberikan secara transparan dengan fakta dan data, jadi bukan asumsi-asumsi bohong bahwa ini ada barangnya," paparnya.

Di saat ramai virus corona ini, ada sejumlah orang yang nyatanya tetap mampu meraup untung. Namun, bukan dengan cara curang ya. Mereka memang sedang ketiban rezeki. Berikut orang-orang tersebut.

1. Pedagang Ritel

Pasca pengumuman dua warga Depok, Jawa Barat dinyatakan positif terpapar virus corona, masyarakat langsung menyerbu supermarket. Mereka berbondong-bondong membeli bahan makanan dalam jumlah besar. Fenomena panic buying ini membuat stok barang kebutuhan sehari-hari ludes di sejumlah ritel di Jakarta dan Surabaya.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey mengatakan, dengan adanya panic buying, diperkirakan terjadi peningkatan penjualan di ritel 10-15 persen. Di mana bahan pokok yang banyak dibeli masyarakat saat panic buying, yaitu beras dan minyak goreng kemasan.

Selain itu, masker juga ludes dibeli masyarakat. "Terjadi pengurangan tapi pabrik tetap memproduksi dan kita akan membeli dengan segala sourcing," kata Roy.

2. Penjual Masker

Seiring maraknya pemberitaan terkait wabah Virus Corona atau Covid-19 membuat masker kini menjadi barang yang sulit ditemui. Imbasnya harga jual masker melonjak tinggi. Harga jual masker, saat ini, bisa menyentuh 15 kali lipatnya. "Dari Rp20.000 per box pas belum ramai Corona, sekarang bisa Rp300.000, itu yang biasa (masker)," tegas Yunus saat melayani pembeli di Pasar Pramuka.Bahkan, dia menyebut untuk jenis masker N95 harganya bisa mencapai Rp2 juta per kotak. Yunus kemudian mengklaim bahwa stok persediaan masker sudah berkurang dan tidak mampu memenuhi kebutuhan konsumen."Mulai Februari kemarin yang beli banyak. Sehari bisa mencapai dua ratus orang dan satu pembeli bisa dua sampai sepuluh box," sahut dia.

3. Penjual Sanitizer

Harga jual berbagai merek Sanitizer atau cairan pembasmi kuman melonjak tajam hingga lebih dari tiga kali lipat di sejumlah pedagang Pasar Pramuka, Jakarta Timur. Kenaikan sanitizer sendiri disebutkan sejak Februari 2020, pasca maraknya pemberitaan terkait wabah Virus Corona."Biasanya di Rp40 ribuan, sekarang bisa sampai Rp150.000. Dari bulan kemarin (Februari), sih karena Corona," keras Rayhan seorang pedagang berbagai produk medis di Pasar Pramuka, Jakarta.Rayhan mengklaim penjualan produk sanitizer justru meningkat drastis, saat ramai-ramai pemberitaan terkait Virus Corona. "Biasanya sehari 40 botol, sekarang bisa 100 botol lebih," jelas Rayhan.

4. Pedagang Minuman Kesehatan

Kepanikan masyarakat terhadap penyebaran virus corona atau Covid 19, yang telah menjangkit dua warga Depok, menjadi berkah bagi pengusaha minuman kesehatan Bir Pletok. Sebab, penjualan pedagang meningkat hingga 2 kali lipat.Minuman khas Betawi yang diracik dari berbagai bahan rempah-rempah ini, diyakini dapat menambah daya tahan tubuh, sehingga tidak mudah terserang penyakit.Babeh Julian (55), warga Jalan Mekar Baru, Cirendeu, Kecamatan Ciputat Timur, Tangerang Selatan, merasakan berkah dari ramai-ramai virus Korona."Alhamdulillah, sejak dua hari kemarin itu penjualan meningkat 100 persen," ungkap Julian warga Cirendeu, Tangerang Selatan, Rabu (4/3).Sebelum ramai korona, setiap hari maksimal Babe Julian hanya mampu menjual 25 gelas yang dihargai Rp 6.000 per gelas ukuran sedang."Pokoknya habis ramai berita ada yang kena korona di Indonesia, itu langsung banyak datang pada beli, biasanya itu sehari paling 15, 20 sampai 25 gelas. Kemarin itu sampai 40, 50 gelas," ungkap dia.

5. Pedagang Rempah

Harga sejumlah rempah, seperti jahe, jahe merah, kunyit, serai, kencur, dan temulawak naik. Ini usai beredarnya informasi yang menyebut konsumsi rempah-rempah tersebut dapat menangkal virus corona atau Covid-19, sehingga permintaan meningkat."Permintaan naik hingga tiga kali lipat hari ini," ungkap pedagang rempah, A Pasaribu di Pasar Petisah, Medan.Sebelum merebaknya informasi itu, Pasaribu dan pedagang lainnya mengaku hanya bisa menjual sekitar 20 Kg sehari. Sejak diumumkannya 2 orang yang positif mengidap virus corona di Depok, penjualannya naik dan menembus 60 Kg per hari."Saya sampai ambil barang dua kali ke pemasok," jelas Pasaribu.Harga sebagian rempah itu pun melonjak. Jahe merah yang biasanya Rp30 ribuan per Kg hari ini sudah menembus Rp45 ribu per Kg. Temulawak yang biasanya di bawah Rp20 ribuan per Kg, hari ini dijual Rp25 ribu per Kg.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Anies Bandingkan Gaji TNI Polri Lebih Banyak Naik di Era SBY, Jokowi Beralasan Pandemi Covid-19
Anies Bandingkan Gaji TNI Polri Lebih Banyak Naik di Era SBY, Jokowi Beralasan Pandemi Covid-19

Jokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.

Baca Selengkapnya
Presiden Jokowi Tegaskan Bantuan Pangan Bulog Adalah Solusi Hadapi Kenaikan Pangan
Presiden Jokowi Tegaskan Bantuan Pangan Bulog Adalah Solusi Hadapi Kenaikan Pangan

Presiden menjelaskan bahwa kenaikan harga ini dipicu kegagalan panen yang disebabkan oleh bencana Elnino di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya
Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu
Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu

Jokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.

Baca Selengkapnya
Jokowi Serahkan Bantuan Pangan di Maros
Jokowi Serahkan Bantuan Pangan di Maros

Bantuan tersebut sebagai upaya menghadapi kenaikan harga beras.

Baca Selengkapnya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.

Baca Selengkapnya
Curhat Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, tapi Kalau Beras Naik Saya Dimarahi Ibu-Ibu
Curhat Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, tapi Kalau Beras Naik Saya Dimarahi Ibu-Ibu

Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa urusan pemerintah dalam mengelola pangan untuk 270 juta penduduk Indonesia bukan hal yang mudah.

Baca Selengkapnya
Di Depan Petinggi TNI, Jokowi Curhat Sulitnya Cari Pasokan Beras ke Luar Negeri
Di Depan Petinggi TNI, Jokowi Curhat Sulitnya Cari Pasokan Beras ke Luar Negeri

Jokowi mengatakan kondisi ini disebabkan ketidakpastiaan ekonomo dan konflik geopolitik yang tak kunjung usai.

Baca Selengkapnya