Menteri Sri Mulyani Harap Pembentukan SWF Akan Tarik Investasi Capai Rp225 T
Merdeka.com - Pemerintah tengah memfinalisasi pembentukan badan usaha pengelola investasi negara atau Sovereign Wealth Fund (SWF). Dengan terbentuknya badan usaha tersebut, akan ada dana asing segar senilai Rp225 triliun yang siap masuk ke Indonesia.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan, sebagai modal awal pembentukan SWF ditaksir mencapai Rp75 triliun. Modal awal tersebut berasal dari kombinasi aset negara, aset Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan sumber-sumber lainnya.
"Di dalam PP itu kita akan mengatur mengenai LPI ini dengan penyertaan modal ditentukan di dalam PP yang terdiri dari ekuitas dalam dana tunai, saham BUMN, di mana kita berharap nilainya akan bisa mencapai Rp75 triliun," jelas Menteri Sri Mulyani dalam konferensi pers, Rabu (7/10).
"Dengan ekuitas tersebut, kita berharap kita bisa menarik dana investasi hingga mencapai 3 kali lipat atau dalam hal ini mencapai Rp225 triliun," sambung dia.
Bendahara Negara ini menjelaskan, model SWF yang akan dibangun nantinya dikombinasikan dengan development fund dan stabilization fund. Di mana, pemerintah ingin menjadikan SWF internasional seperti Temasek milik Singapura, SWF milik Abu Dhabi dan seterusnya.
Kemudian secara struktur kelembagaan, SWF akan terdiri dari Dewan Pengawas dan Dewan Direktur. Di mana Dewan Pengawas terdiri dari Menteri Keuangan, Menteri BUMN dan tiga orang yang berasal dari kalangan profesional.
Dewan Pengawas juga akan dibentuk dari Dewan Pengawas dari Profesional yang idependen yang mewakili mitra strategis dari SWF ini.
"Yang nantinya akan diusulkan oleh Presiden, dikonsultasikan kepada DPR, dan diangkat oleh Presiden. Kita berharap akan mendapatkan mitra-mitra strategis yang reputable, sehingga kita bisa segera mengembangkan dan menggunakan ini untuk menarik investasi secara lebih baik" tutup Menteri Sri Mulyani.
Wamen BUMN: SWF Indonesia Lebih Besar dari Temasek Jika BUMN IPO
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa Indonesia berpotensi memiliki dana abadi (Sovereign Wealth Fund/SWF) lebih besar dari Temasek Singapura jika seluruh BUMN melakukan penawaran umum perdana saham (IPO).
"Saya ingin sampaikan, secara teoritis kita IPO kan seluruh BUMN yang ada dengan menggunakan standar 'sales to ratio' sebelum COVID-19, pemerintah akan memiliki Sovereign Wealth Fund yang lebih besar dari Temasek, apalagi kalau kinerja BUMN-nya lebih baik," ujar Budi Gunadi Sadikin seperti dikutip dari Antara dalam diskusi Lemhannas secara virtual di Jakarta, Selasa.
Dia mengemukakan BUMN memiliki total aset sekitar Rp8.000 triliun lebih dan pendapatan sebelum pandemi mencapai Rp2.400 triliun setahun.
"Kalau kita melihat Rp2.400 triliun, kalau kita asumsikan semua BUMN di go public-kan dengan rata-rata sales to price ratio di masa normal BEI berkisar antara tiga atau empat kali, maka USD 165 miliar dikalikan tiga saja sales price to ratio-nya sudah sekitar USD 480 miliar," paparnya.
Menurut dia, dengan valuasi sebesar USD 480 miliar itu maka setara dengan Temasek di Singapura, dan lebih dari Khazanah Nasional Berhad di Malaysia.
"Kita suka membanding-bandingkan BUMN dengan Temasek atau Khazanah, USD 480 billion itu mungkin setara dengan Temasek, dan pasti lebih besar dari Khazanah, itu sekelasnya SWF Abu Dhabi, Abu Dhabi Investment Authority," kata Budi yang juga Ketua Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional.
SWF merupakan lembaga untuk mengelola dan menempatkan sejumlah dana atau aset negara.
Sumber dana pokok yang merupakan dana abadi tersebut bisa berasal dari dana APBN, aset BUMN, maupun penerimaan dari sumber daya alam seperti minyak dan gas atau dari sumber-sumber penerimaan lainnya yang sah.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sri Mulyani Ingatkan Perjalanan Indonesia Jadi Negara Maju Tidak Mudah, Ini Alasannya
Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai menuju target tersebut bukan perkara gampang.
Baca SelengkapnyaMenteri Bahlil: Ada Investor Asing Masuk IKN Bawa Uang Rp50 Triliun
Pemerintah akan membuka investasi untuk asing di IKN pada tahap kedua.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen di 2024
Proyeksi pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen itu didorong oleh penyelenggaraan pemilu secara serentak 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Aturan Tourism Fund Selesai Maret 2024, Ini Fungsinya
Pemerintah tengah membahas aturan mengenai pembentukan dana khusus pariwisata atau tourism fund.
Baca SelengkapnyaKumpulan Komentar Sri Mulyani soal Program Makan Siang Gratis Diusung Prabowo-Gibran
Usai rapat bersama Presiden Joko Widodo, Sri Mulyani menyampaikan pemerintah telah menargetkan defisit APBN 2025 maksimal di angka 2,8 persen.
Baca SelengkapnyaIsu Sri Mulyani Tak Masuk Bursa Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Ini Jawaban Gibran
Sri Mulyani dikabarkan tidak masuk dalam menteri Kabinet Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaInvestasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaAturan Baru: Sri Mulyani Izinkan WNA Tanpa NPWP Ikut Lelang Diselenggarakan Negara
Ketentuan tersebut merupakan bagian dari relaksasi pemerintah untuk warga asing yang diatur dalam PMK 122 2023 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Dapat Bisikian soal The Fed Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan
Saat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.
Baca Selengkapnya