Merdeka.com - Menteri Keuangan Chatib Basri menghadiri pertemuan dengan otoritas keuangan pelbagai negara untuk membahas pengemplangan pajak internasional. Praktik ini biasa dijalankan oleh perusahaan multinasional.

Dalam forum ini tergambar, cara paling efektif buat menghindari praktik penghindaran pajak adalah bertukar informasi. Selama ini, perusahaan multinasional disinyalir melarikan keuntungan kena pajaknya ke wilayah yang tak menerapkan pungutan negara. Karena itulah setiap otoritas keuangan wajib berbagi data mengenai negara mana saja yang biasa menjadi surga pajak.

"Banyak perusahaan besar memperkuat sistem keuangannya dan mencari celah dengan menaruh keuntungannya di beberapa negara untuk menghindari pajak. Akhirnya tidak bayar ke mana-mana," ujarnya di Jakarta, Kamis (21/11).

Persoalan pengemplangan pajak tidak hanya dialami negara berkembang seperti Indonesia. Negara-negara maju dalam forum G20 turut memiliki masalah serupa.

Banyak perusahaan yang menanamkan keuntungan di wilayah seperti Cayman Island, Swiss, dan negara lain yang kerap disebut surga pajak. Pendapatan itu tidak dilaporkan ke negara tempat mereka beraktivitas. Chatib optimis aksi nakal korporasi multinasional bisa ditangkal, jika semua negara bekerja sama.

Pertemuan di Jakarta ini merupakan Forum Global ke-6 kalinya digelar. Tercatat 120 perusahaan, bersama lembaga keuangan dunia berkumpul dalam perhelatan ini.

Menkeu optimis, kerja sama antar negara ini akan membuat korporasi berpikir dua kali sebelum mengemplang pajak.

"Ini juga menjadi sinyal kalau perusahaan-perusahaan masih melakukan ini (pengemplangan pajak), kami akan kerja sama dengan dunia internasional," ujar Chatib.