Menteri ESDM Sebut Investasi PLTS Semakin Kompetitif
Merdeka.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, biaya investasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) saat ini semakin kompetitif. Oleh sebab itu, dia berharap hal ini dapat membantu mengoptimalkan penggunaan PLTS dan mencapai target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) 23 persen pada 2025.
Arifin menjelaskan bahwa saat ini pemanfaatan EBT di Indonesia baru mencapai 2,5 persen dari total potensi yang ada. Pemerintah pun akan terus memaksimalkan pemanfaatannya, dan dari berbagai jenis EBT, PLTS akan lebih didorong dan mendominasi mengingat memiliki potensi paling besar dan harganya yang semakin kompetitif.
International Renewable Energy Agency (IRENA) mencatat bahwa penurunan biaya investasi PLTS lebih dari 80 persen dalam satu dekade terakhir. Indonesia memiliki EBT dengan potensi untuk pembangkit listrik lebih dari 400 gigawatt (GW). Potensi EBT terbesar yaitu tenaga surya lebih dari 200 GW, disusul tenaga air, bayu, bio energi, panas bumi dan samudra.
"Dari berbagai jenis EBT tersebut, Pembangkit Listrik Tenaga Surya akan lebih didorong dan mendominasi, mengingat potensi yang paling besar dan harganya yang semakin kompetitif," kata Arifin dalam webinar, Jumat (13/8).
Di Indonesia, dapat dilihat pembangunan PLTS skala besar pada PLTS terapung Cirata 145 Megawatt (MW) yang merupakan PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara. Harga jual listriknya sekitar USD 5,8 sen per kWh.
"Pemerintah sangat mendorong pemasangan PLTS atap atau solar rooftop, yang besaran investasinya di lokasi masing-masing tidak terlalu mahal dan dapat dilakukan oleh rumah tangga, perkantor, bisnis maupun industri secara swadaya," jelas Arifin.
Dia menjelaskan bahwa kapasitas terpasang solar rooftop saat ini hanya 31 MW. Padahal terdapat potensi sekitar 32 ribu MW baik di rumah tangga, bisnis, industri, sosial maupun gedung pemerintah dan BUMN. "Untuk lebih menggairahkannya, kami sedang menyempurnakan regulasi solar rooftop agar lebih bisa menarik," katanya.
Reporter: Andina Librianty
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah Turunkan Target Bauran Energi Baru Terbarukan, Apa Dampaknya?
Pemerintah seharusnya mengevaluasi faktor penyebab kegagalan pencapaian target investasi energi terbarukan selama ini.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bakal Potong Anggaran Subsidi Listrik Tahun Ini
Kementerian ESDM mencatat, realisasi subsidi listrik di 2023 mencapai Rp64,02 triliun.
Baca SelengkapnyaPemerintah Janji Tarif Listrik Tetap Murah di Tengah Percepatan Transisi Energi Baru Terbarukan
Percepatan transisi energi fosil ke EBT diperlukan untuk mewujudkan target emisi karbon netral atau net zero emission pada 2060 mendatang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dirut PLN Resmikan Rumah Bersama Transisi Energi Indonesia, Ini Tujuannya
Rumah bersama ini merupakan komitmen pemerintah untuk memperkuat kolaborasi antar kementerian/lembaga terkait untuk percepatan transisi EBT.
Baca SelengkapnyaBersama Pemerintah, Pertamina Siap Salurkan Subsidi Energi 2024 Tepat Sasaran
Pemerintah dan Pertamina telah menandatangani Kontrak Subsidi Energi 2024.
Baca SelengkapnyaMelihat Instalasi Pembangkit Listrik di Sleman, Menghemat Biaya Listrik hingga Rp1,8 Juta Per Tahun
Istalasi itu dibangun di sebuah rumah tua berusia 200 tahun
Baca SelengkapnyaAturan Diubah, Badan Usaha Bisa Nikmati Subsidi Konversi Motor Listrik Rp10 Juta dari Pemerintah
Dadan mengakui sudah ada perusahaan yang disasar untuk diberikan insentif tersebut.
Baca SelengkapnyaESDM: Transisi Energi Penting untuk Tingkatkan Daya Saing Produk Indonesia di Mata Dunia
Program transisi energi juga sejalan dan mendukung program pemerintah yang lain
Baca SelengkapnyaKembangkan Energi Terbarukan, KLHK dan PPLI Siapkan Teknologi Pengolah Sampah Plastik Jadi BBM
Langkah ini penting dilakukan karena ada 13 juta ton lebih sampah plastik dalam setahun.
Baca Selengkapnya