Merdeka.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, menanggapi soal pembelian kembali (buyback) saham 12 perusahaan BUMN di tengah kondisi pasar yang tidak stabil. Jika pihak asing tidak percaya pada kinerja industri saat ini, maka buyback akan dilakukan untuk memperbaiki kondisi tersebut.

"Buyback ini ada 2, ketika asing tidak percaya, ya kita jalan sendiri. Kita punya market yang besar, seperti kelapa sawit," kata Menteri Erick di Jakarta Pusat, Rabu (11/3).

Dia mencontohkan, masalah kelapa sawit yang terancam terganggu akibat penolakan Uni Eropa, teratasi dengan dikembangkannya Biodiesel 30 persen (B30). Kebijakan B30 pada akhirnya dapat mendorong industri sawit.

"Terbukti dengan B30, industri kelapa sawit menjadi baik. Kalau kita bisa lakukan yang terbaik buat kita ya tidak usah (investor asing), itu fungsinya. Toh kita melakukan penetrasi market yang kemarin juga membaik. Kalau mereka tidak percaya, ya, kita lakukan sendiri," kata menteri BUMN.

Ingin Tutup BUMN Pesakitan

Menteri Erick melanjutkan pihaknya juga berupaya memastikan pemberian deviden kepada pemegang saham dapat terlaksana dengan baik.

"Pemegang saham kalau ada kepastian deviden, itu juga bagus, makanya kita pastikan BUMN ini yang sudah go public untuk membagi deviden," jelasnya.

Maka dari itu, dia tetap berkeinginan untuk menutup BUMN pesakitan.

"Ini yang sehat, yang tidak sehat tutup aja, biar win-win, negara dan pemegang saham sama-sama dapat deviden," kata Menteri Erick.

Reporter: Athika Rahma

Sumber: Liputan6