Menteri Arifin: Emisi Karbon Jakarta Tertinggi di Asia Tenggara
Merdeka.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, mengatakan sudah saatnya Indonesia mengembangkan energi terbarukan, untuk memperbaiki lingkungan hidup. Dia mencontohkan seperti di kota Jakarta, di mana kadar emisi karbonnya sudah di atas 40 persen.
Maka dari itu, penggalakan energi terbarukan mutlak diperlukan di Jakarta guna menekan tingkat emisi. "Di ASEAN, Jakarta paling tinggi (emisi karbon). Maka dari itu memang energi dari matahari betul-betul kita galakkan dan intensifkan," ujarnya dalam acara Jakarta Energy Forum 2020 dengan tema 'The Future of Energy', di The Tribrata Darmawangsa, Jakarta, Senin (2/3).
"Kita mempunyai lapangan bagaimana ini atap-atap rumah, atap gudang bisa dipasang panel-panel untuk ke depannya," tambahnya.
Menurut dia, penggunaan atap surya juga bermanfaat memotong biaya listrik 15 persen hingga 20 persen. Selain itu, Menteri Arifin juga mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi tenaga bio, yang bisa digunakan sebagai peluang mengembangkan energi terbarukan.
"Kita punya potensi tenaga bio, ini adalah satu preventif untuk kita kalau kita ingin memanfaatkan, jadi prospek untuk bisa berkecimpung di energi terbarukan ini bisa akan sangat terbuka lebar, tergantung bagaimana kita bisa mencermati," ujarnya.
Dia menambahkan, dengan pengembangan energi terbarukan, turut bisa membantu masyarakat yang tinggal di daerah, supaya bisa mendapatkan energi khususnya listrik yang digunakan untuk mendukung kecerdasan nasional. "Masyarakat yang tertinggal bisa memiliki energi khususnya penerangan, yang bisa mendorong anak-anaknya bisa belajar dan lebih cerdas," ujarnya.
Potensi Investasi Energi Baru Terbarukan USD 25 Miliar
Sementara, untuk pengembangan sektor energi terbarukan, dia menyebutkan pada 2024 hingga 2025 terdapat peluang investasi hampir USD 25 miliar. Yang mana sangat menjanjikan untuk dimanfaatkan dan dikembangkan.
"Kita juga punya potensi-potensi baru lahan-lahan tambang, yang sudah tidak berproduksi itu bisa dimanfaatkan, satu lagi yang menjadi pemikiran bersama, bagaimana kita bisa menyimpan energi. Untuk ke depannya pengetahuan, dan inovasi kita untuk energi listrik sangat penting, kita memiliki bahan-bahannya, tinggal mengembangkan saja," jelasnya.
Menteri Arifin mendukung segala program inovasi ketahanan energi nasional, supaya Indonesia menjadi negara mandiri energi. Berbagai inovasi energi bertujuan memotong volume impor dan biaya logistik energi.
"Kita harapkan apabila program ini berjalan, kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) kita di desa-desa bisa direspon oleh masyarakat yang ada di desa-desa yang memiliki pohon-pohon dan kebun-kebun bio. Kita bisa bikin SPBU-SPBU kecil," kata Menteri Arifin.
Reporter: Pipit Ika Ramadhani
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data Sri Mulyani: Indonesia Peringkat Ketiga Negara G20 Produksi Emisi Karbon Terendah
Sri Mulyani mengakui bahwa produksi emisi karbon per kapita di Indonesia mengalami tren kenaikan dalam beberapa tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaPemerintah Janji Tarif Listrik Tetap Murah di Tengah Percepatan Transisi Energi Baru Terbarukan
Percepatan transisi energi fosil ke EBT diperlukan untuk mewujudkan target emisi karbon netral atau net zero emission pada 2060 mendatang.
Baca SelengkapnyaPemerintah Turunkan Target Bauran Energi Baru Terbarukan, Apa Dampaknya?
Pemerintah seharusnya mengevaluasi faktor penyebab kegagalan pencapaian target investasi energi terbarukan selama ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi Teken Aturan Penyimpanan Karbon, Ini Fungsinya
Teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) memiliki potensi besar untuk mengurangi emisi CO2 dari berbagai sektor industri.
Baca SelengkapnyaTernyata Orang Kaya Biang Kerok Kemacetan di Jakarta, Ini Faktanya
Hal ini juga dinilai menjadi salah satu hambatan upaya mengurangi tingkat emisi karbon dari sektor transportasi.
Baca Selengkapnya85 Program Desa Energi Berdikari Pertamina Sukses Turunkan 729 Ribu Ton Emisi Karbon
Program DEB juga memberikan dampak ekonomi bagi 5.413 KK Penerima Manfaat.
Baca SelengkapnyaIndonesia Butuh Suntikan Modal Asing untuk Percepatan Transisi Energi Baru dan Terbarukan
Dampak perubahan iklim global tidak hanya dirasakan oleh Indonesia, melainkan juga seluruh negara di dunia.
Baca SelengkapnyaPertamina dan Bakrie Group Akan Kembangkan Infrastruktur Riset Berkelanjutan di IKN
Target pengurangan emisi nasional yang diwujudkan dalam target konkrit, yaitu sebesar 31,89% pada 2030.
Baca SelengkapnyaPertagas Turunkan Emisi Karbon 11 Persen, Begini Strategi Dijalankan Perusahaan
Pertagas akan terus berkomitmen dalam menyalurkan energi yang andal ke berbagai industri strategis tanah air.
Baca Selengkapnya