Menteri Airlangga Ungkap Keuntungan Revolusi Industri 4.0
Merdeka.com - Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, mengatakan implementasi industri generasi keempat atau industri 4.0 akan membawa banyak perubahan positif bagi Indonesia. Salah satunya mampu membuat nett ekspor (ekspor bersih dikurang impor) menjadi 10 persen di 2030.
"Selain meningkatkan nett export sebesar 10 persen atau 13 kali lipat dibandingkan saat ini, sasaran making Indonesia 4.0 juga meliputi peningkatan produktivitas tenaga kerja hingga dua kali lipat," ujar Menteri Airlangga di UGM, Yogyakarta, Jumat (22/2).
Menteri Airlangga mengatakan, implementasi industri 4.0 tidak hanya memiliki potensi luar biasa dalam mendorong perubahan kebijakan industri manufaktur, tetapi juga mampu mengubah berbagai aspek dalam kehidupan peradaban manusia.
"Untuk itu, Indonesia perlu menyiapkan diri dalam upaya mengambil peluang di era digital saat ini guna memacu pertumbuhan ekonomi nasional," jelasnya.
Indonesia memiliki potensi besar untuk menerapkan industri 4.0, karena sedang menikmati bonus demografi hingga 2030. "Negara-negara seperti China, Jepang dan Korea mengalami booming pertumbuhan pada saat bonus demografi dan masa ini adalah peak performance bagi Indonesia untuk mengakselerasi ekonominya," tutur Menteri Airlangga.
Penerapan industri 4.0 juga akan mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi 1 hingga 2 persen, penyerapan tambahan lebih dari 10 juta tenaga kerja, dan peningkatan kontribusi industri manufaktur pada perekonomian.
"Sangatlah jelas bahwa aspirasi tersebut adalah lompatan yang besar, kerja keras yang luar biasa yang perlu didukung oleh segenap pemangku kepentingan yang ada," jelasnya.
Berdasarkan riset Mckinsey, guna mencapai sasaran tersebut, Indonesia membutuhkan 17 juta tenaga kerja melek digital, dengan komposisi 30 persen di industri manufaktur dan 70 persen di industri penunjangnya. Ini berpotensi memberikan tambahan hingga USD 150 miliar kepada ekonomi Indonesia.
Adapun lima sektor yang akan menjadi tulang punggung untuk mencapai aspirasi besar menyambut industri 4.0, yakni industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, serta elektronika. Kelompok manufaktur ini dipilih karena dinilai mempunyai daya ungkit yang tinggi.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia Tak Alami Deindustrialisasi, Ini Buktinya
Kontribusi tersebut diharapkan bisa menjadi modal utama untuk menarik lebih banyak investasi asing dengan tujuan dapat meningkatkan ekspor.
Baca SelengkapnyaReaksi Airlangga Diminta Hakim MK Bersaksi di Sidang Sengketa Pilpres: Kami Tunggu Panggilannya
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi panggilan sebagai saksi oleh MK dalam sidang sengketa hasil Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaMenko Airlangga: Indonesia Masuk Negara Menengah Atas, Pendapatan per Kapita Capai USD 5.400
Salah satu faktornya adalah kinerja ekspor sepanjang tahun 2023 mampu menembus USD 258,82 miliar.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Airlangga: Perlinsos Adalah Upaya Pemerintah Untuk Mendukung Masyarakat Hadapi Tekanan Kehidupan
Airlangga mengklaim Indonesia mengalami cuaca ekstream yang mengakibatkan kehidupan masyarakat terganggu
Baca SelengkapnyaMenko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lebih Baik Dibanding AS dan China
Artinya, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi dan angka inflasi relatif bagus dan rendah.
Baca SelengkapnyaDiresmikan Jokowi, Bendungan Karian di Banten Pasok Kebutuhan Air serta Jakarta
Jokowi mengatakan, bendungan dan Instalasi Pengolahan Air itu memiliki banyak manfaat untuk masyarakat.
Baca SelengkapnyaJokowi Akhirnya Ungkap Tiga Tantangan Besar Ekonomi Indonesia 2024, Ini Detailnya
Tantangan berat ketiga berasal dari disrupsi teknologi yang memberikan tekanan besar di sektor ketenagakerjaan.
Baca SelengkapnyaTernyata, Indonesia Banyak Impor Mesin Sepanjang Januari 2024
Untuk rinciannya, nilai impor mesin/peralatan mekanis mencapai USD 123,79 juta atau tumbuh 4,52 persen.
Baca SelengkapnyaInovasi Produk Pupuk Kaltim Ini Tingkatkan Produktivitas Pertanian Hingga 55 Persen
Produksi kentang di Modoinding Minahasa Selatan, mengalami kenaikan signifikan hingga 55 persen dari awalnya 9,9 ton per Hektare (Ha) menjadi 15,8 ton/Ha.
Baca Selengkapnya