Menko Luhut: Penataan Ekosistem Logistik Jangan Hanya Omong Saja tapi Tak Jalan
Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan menegaskan pemerintah masih terus berupaya melakukan pemulihan perekonomian nasional. Salah satu langkah strategisnya adalah dengan meningkatkan daya saing perekonomian nasional melalui Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional, yang diimplementasikan dengan Ekosistem Logistik Nasional/ National Logistic Ecosystem (NLE).
"Eksekusi pelaksanaan NLE ini sangat penting, saya meminta semua pemangku kepentingan, antara lain Bea Cukai, Pelindo dan pihak terkait lain harus duduk bersama. Besok saya akan langsung melihat demonya langsung ke Pelabuhan Batam, bagaimana dari 17 layanan menjadi hanya 1 layanan, jadi jangan hanya omong saja tapi tak jalan," ujar Menko Luhut dalam konferensi pers virtual pelaksanaan NLE, ditulis Jumat (25/9).
Luhut menekankan agar monitoring NLE dilakukan secara simultan. Untuk lego jangkar yang selama ini prosedurnya tidak efisien, Menko Luhut menyatakan prosedurnya sudah dipangkas.
"Perlu pengawasan atau monitoring yang terus berlanjut, kami juga sudah berhemat dari 16 lego jangkar menjadi hanya lima, ini akan membuat efisiensi kita," imbuhnya.
Hal lain yang juga penting, lanjut Menko Luhut ialah mengenai adanya semacam insentif bagi para petugas di lapangan yang telah berhasil menangkap para penyelundup lintas negara.
"Kami sedang merancang antara lain dengan BAKAMLA, TNI AL, dan lainnya yang menangkap para penyelundup, mungkin bisa sekitar 50 persen dari hasil itu dapat dikembalikan kepada mereka sebagai tunjangan prestasi. Sehingga mereka tidak tergoda untuk menerima dana-dana dari penyelundup tersebut. Prosesnya sudah dibuat dan sudah meluncur ke Kemenkeu," ujar dia.
Terkait ekosistem NLE, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan mengenai latar belakang perlunya kehadiran ekosistem NLE. Menurutnya, selama ini yang terjadi adalah sistem logistik nasional seperti 'benang ruwet', karena salah satu sebabnya adalah belum mempermudah para pelaku usaha.
"Seperti benang ruwet karena importir sampai harus menempuh 17 layanan, dan belum membentuk suatu ekosistem yang bisa mempermudah para pelaku usaha. NLE diharapkan akan ada kemudahan dan juga kejelasan dalam prosesnya, intinya penyederhanaan," paparnya.
Menurutnya NLE adalah sistem kolaborasi yang mengharmonisasikan agar prosedur ekspor impor logistik dapat berjalan lebih efisien. NLE juga merupakan ekosistem logistik yang menyelaraskan arus lalu lintas barang/flow of goods dengan dokumen internasional/flow of documents, sejak kedatangan sarana pengangkut (kapal/ pesawat) hingga barang keluar dari pelabuhan dan tiba di gudang, yang semuanya bisa diproses secara digital sehingga memudahkan para pelaku bisnis dalam melakukan kegiatan, baik kegiatan domestik maupun kegiatan ekspor-impor. "Jadi ini bukan sebuah badan atau organisasi baru," imbuh dia.
Pelayanan yang Dilakukan
Pelayanan yang dilakukan oleh NLE mencakup antara lain, Delivery Order Online (DO Online) dan Surat Penyerahan Petikemas (SP2), memfasilitasi penggunaan layanan (pemilik kargo/ penerima barang dan freight forwarder) dalam membuat DO Online dan SP2.
Kemudian, Vessel, menerapkan jadwal kedatangan dan keberangkatan kapal secara real time, informasi diberikan secara terperinci dan terintegrasi ke dalam satu sumber data sehingga memudahkan untuk merencanakan kegiatan pengiriman barang. Dan, masih banyak lagi fitur yang ada dalam NLE yang memudahkan para pengguna jasa dalam melakukan aktivitas logistik.
Data dari Kementerian Keuangan menunjukkan logistik Indonesia belum kompetitif karena bea logistik Indonesia masih tinggi dibanding dengan 5 negara ASEAN, yaitu 23,5 persen dari PDB, dibanding semisal Malaysia yang hanya 13 persen dari PDB. Ini menjadi indikator perlu adanya penataan ekosistem logistik nasional.
Ekosistem NLE adalah menargetkan antara lain, dapat menekan biaya logistik dari awalnya 23,5 persen, menjadi hanya 17 persen di mana penurunan sekitar 5-6 persen yang dikontribusikan dari proses hulu-hilir, utamanya dari transportasi dan simplifikasi proses. Lalu pertumbuhan sektor logistik dan lahirnya persaingan sehat dalam hal standar layanan dan juga transparansi.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menko Luhut Datangi Sri Mulyani di Kantornya, Usai Bicara Serius Disarankan Nonton Film Ini
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mendatangi Kemenkeu, Senin (26/2) kemarin.
Baca SelengkapnyaMenko Luhut Minta Kenaikan Pajak Hiburan 75 Persen Ditunda
Luhut mengaku kabar kenaikan pajak hiburan ini sudah didengarnya sejak lama.
Baca SelengkapnyaCarut Marut Pelaksanaan Pemilu di Makassar: Logistik Terlambat ke TPS hingga Kotak Suara Tak Tersegel
Sejumlah permasalahan yang muncul saat hari pemungutan suara di antaranya terlambat tibanya logistik Pemilu 2024 di TPS.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Momen Lucu Saksi Ganjar Buat Ketua MK Ketawa: Lagi Puasa Jangan Ditanya Berat-Berat
Memet memberikan kesaksiannya terkait ada kegiatan perangkat desa yang tidak netral.
Baca SelengkapnyaPerjuangan Mengantar Logistik Pemilu ke Pulau Sangkarrang, Cuaca Ekstrem Hingga Ombak 4 Meter
Jumlah logistik yang didistribusikan sebanyak 205 kotak suara dan 51.305 plus dua persen surat suara
Baca SelengkapnyaParhalaan, Sistem Penanggalan Milik Suku Batak yang Jarang Diketahui
Suku Batak tidak hanya memilik kalender kuno yang digunakan oleh leluhur.
Baca SelengkapnyaMenko PMK: Pemudik Tanpa Tiket Dilarang Masuk Pelabuhan
Penumpukan yang terjadi di Pelabuhan disebut-sebut karena calon penumpang belum memiliki tiket.
Baca SelengkapnyaDiberlakukan Mulai 5 April, Catat Titik dan Jam Penerapan Sistem One Way Saat Mudik Lebaran
Rekayasa lalu lintas sistem satu arah (one way) pada arus mudik diterapkan mulai dari KM 72 Tol Cipali sampai Km 414 jalan tol Semarang-Batang.
Baca SelengkapnyaKronologi Lengkap Ledakan Gudang Peluru TNI Kodam Jaya yang Gegerkan Masyarakat, Berisi Amunisi Kedaluarsa
Mulanya muncul asap dan percikan api di gudang nomor enam yang berisi amunisi kedaluwarsa.
Baca Selengkapnya