Menko Darmin Nilai Penurunan Suku Bunga BI Genjot Investasi
Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengapresiasi kebijakan moneter Bank Indonesia dalam menurunkan suku bunga acuan. Menurutnya, dengan penurunan tersebut dapat mendorong investasi dalam negeri.
"Jadi menurunkan policy rate itu stimulus untuk investasi," kata Menko Darmin ditemui di Kantornya, Jakarta, Jumat (23/8).
Dia mengatakan, penurunan ini pun sebetulnya merespon dari berbagai negara. Artinya tidak hanya indonesia saja yang melakukan penurunan suku bunga, melainkan seluruh bank sentral negara lain pun turut melakukan penurunan.
"Karena negara lain juga sedang mengarah turun. Kalo kita turun sendiri, Anda boleh khawatir, tapi kalau yang lain turun, kita turun, itu diperlukan untuk menstimulus investasi semoga produksi naik, ekspor naik, neraca perdagangan bagus," jelas dia.
Kendati begitu, Mantan Direktur Jenderal Pajak itu menegaskan, efektivitas penurunan suku bunga terhadap ekonomi dalam negeri ini memang tidak bisa dilihat secara jangka pendek. Paling tidak butuh waktu lama untuk merespon kebijakan tersebut.
"Respons dari ekonomi kita terhadap itu ya jarang yang instan. Itu pasti perlu beberapa bulan," tegasnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merespon keputusan Bank Indonesia (BI) dalam menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps atau menjadi 5,50 persen. Menurut dia, keputusan Bank Sentral Indonesia tersebut sudah dipikirkan secara matang hingga dampak ke depannya.
"Tentu kita menghormati dari sisi keputusan Bank Indonesia yang dalam komunikasinya ingin agar momentum pertumbuhan ekonomi bisa tetap terjaga," kata Menteri Sri Mulyani, saat ditemui di Aula Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan, Jakarta.
Bank Indonesia (BI) memutuskan menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 5,50 persen. Suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi sebesar 4,75 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 6,25 persen.
Gubernur BI Perry Warjiyo, mengatakan kebijakan tersebut konsisten dengan rendahnya prakiraan inflasi yang berada di bawah titik tengah sasaran. Tetap menariknya imbal hasil investasi aset keuangan domestik sehingga mendukung stabilitas eksternal. Serta, sebagai langkah pre-emptive untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi ke depan dari dampak perlambatan ekonomi global.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024
Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Demi Bantu Kesusahan Warga Soal Ekonomi, Pelda TNI Indro Rela Pinjamkan Uang Tanpa Bunga
Demi Bantu Kesusahan Warga Soal Ekonomi, Pelda TNI Indro Rela Pinjamkan Uang Tanpa Bunga.
Baca SelengkapnyaKeuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun
Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaRespons Agus Gumiwang Masuk Bursa Calon Ketum Golkar
Jawabannya masih sama yaitu masih fokus mengurus perindustrian.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
Dengan demikian suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.
Baca SelengkapnyaPatut Dicoba, Begini Resolusi Investasi 2024 untuk Masyarakat Berusia 18-35 Tahun
Masyarakat Indonesia diajak dan diingatkan untuk konsisten dan bijaksana dalam membuat Keputusan investasi.
Baca Selengkapnya