Menko Darmin blak-blakan soal tingginya impor pangan di awal 2018, termasuk beras
Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengakui jika impor pangan pada awal tahun ini lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Menurutnya, ini harus dilakukan agar tidak menimbulkan kerugian di masyarakat.
Darmin menyatakan, kenaikan impor pangan ini salah satunya didorong oleh impor beras. Hingga saat ini, pemerintah telah mengeluarkan izin impor beras hingga 1 juta ton beras.
"Mengenai impor pangan, memang kuartal I 2018 ini barangkali impor pangan sedikit lebih tinggi dari biasanya. Karena kita impor beras. Tapi itu dilakukan karena benar-benar situasinya kita anggap kalau itu tidak dilakukan, harga bisa bergerak dan rugikan sebagian atau seluruh masyarakat," ujar dia di Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Senin (28/5).
Secara komposisi, impor pangan yang paling besar bukan beras, melainkan gula tebu dan gandum. Namun hal ini masuk kategori impor barang konsumsi, melainkan bahan baku.
"Sebetulnya impor pangan kita yang terbesar itu adalah gula tebu dan gandum. Tapi gandum ada dua macam, yaitu gandum untuk terigu dan dia tidak dikelompokkan sebagai konsumsi oleh BPS, tapi bahan baku. Karena gandumnya harus diproses dulu. Ada gandum yang bahan konsumsi yang pada waktu Kementan melarang impor jagung kemudian terjadi perpindahan impor itu ke gandum KW 3," jelas dia.
Selain itu, kata Darmin, komposisi impor barang konsumsi dari total impor Indonesia juga terbilang kecil jika dibandingkan dengan barang modal serta bahan baku dan barang penolong. Oleh sebab itu, impor ini tidak perlu dijadikan polemik yang berlebihan.
"Angkanya ada di 10 persen, barang modal 20 persen, bahan baku dan penolong di 70 persen. Komposisi tidak berubah banyak dan sedikit sekali perubahannya dari tahun ke tahun. Namun secara keseluruhan pemerintah yakin kita tidak boleh neraca perdagangannya defisit. Karena negara yang neraca perdagangannya defisit tekanannya agak lebih dari negara lain. Ini adalah persepsi pasar saja sebetulnya yang belum tentu benar," tandas dia.
Reporter: Septian Deny
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jelang Lebaran, Pemerintah Impor 22.500 Ton Beras dari Kamboja
Impor beras dari Kamboja untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H.
Baca SelengkapnyaPemerintah Izinkan Lagi Bulog Impor Beras 1,6 Juta Ton di 2024, Ini Alasan Kemendag
Tambahan kuota impor ini jadi pelengkap izin impor sebanyak 2 juta ton yang sudah diproses lebih dahulu.
Baca SelengkapnyaBeras Impor 500.000 Ton Masuk Indonesia Mulai Januari 2024, Asalnya dari Thailand dan Pakistan
Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi memaparkan, proses importasi beras ini masih berasal dari negara-negara langganan Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemerintah Sudah Salurkan 1,46 Juta Ton Beras Bantuan Pangan untuk 21,3 Juta Kepala Keluarga
Dari 10 Kg beras yang diberikan oleh pemerintah, telah memenuhi sepertiga dari kebutuhan bulanan.
Baca SelengkapnyaStok Beras Bulog 1,4 Juta Ton, Aman untuk Libur Natal dan Tahun Baru
Pemerintah melalui Bapanas menugaskan Bulog untuk melaksanakan 2 instrumen utama untuk mengantisipasi gejolak harga beras.
Baca SelengkapnyaDapat Izin dari Pemerintah, Bulog Bebas Impor Beras Sepanjang 2024
Bulog janji penugasan impor beras akan dikelola dengan baik untuk menjaga stabilitas harga beras di pasaran di pasaran.
Baca SelengkapnyaMentan Sentil Dirut Bulog: Jangan Terlalu Bersemangat Impor Daging Kerbau, tapi Lupa Serap Gabah dan Jagung Petani
Saat ini, Kementan tengah fokus pada pemenuhan pangan dalam negeri untuk menekan kebijakan impor. Dua di antara komoditas jagung dan padi.
Baca SelengkapnyaTahun Depan, Pemerintah Bagi-Bagi Beras Lagi ke 22 Juta Keluarga Miskin
Sejak Maret-Desember 2023, Bulog sudah mendistribusikan 1,4 juta ton bantuan pangan beras kepada keluarga miskin.
Baca SelengkapnyaData BPS: Impor Beras 2023 Terbesar dalam 5 Tahun Terakhir, Didominasi Jenis Beras Patahan
Sebanyak 2,7 juta ton yang diimpor berjenis beras patahan.
Baca Selengkapnya