Menkeu Sri Mulyani: Varian Delta Tahan Laju Pemulihan Ekonomi Semester II-2021
Merdeka.com - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyebut bahwa pemulihan ekonomi nasional tertahan akibat adanya peningkatan kasus Covid-19 di semester II-2021. Kondisi ini terjadi setiap kali mobilitas masyarakat mengalami peningkatan, sehingga harus kembali ditahan agar penyebaran virus bisa lebih dikendalikan.
"Setiap kali Covid-nya naik, maka menunjukkan agregat mobilitas masyarakat harus direm dan mobilitas direm ini akan membuat aktivitas ekonomi akan menurun," kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR RI, Jakarta, Senin (23/8).
Secara agregat, mobilitas masyarakat mulai meningkat sejak momentum lebaran idulfitri pada April 2021 lalu. Hal ini sejalan dengan proses pemulihan ekonomi yang juga berjalan dalam waktu yang bersamaan.
Namun, merebaknya varian delta di Indonesia membuat pemerintah terpaksa kembali melakukan berbagai pembatasan sosial. Sehingga berbagai aktivitas ekonomi yang sudah menunjukkan pemulihan kembali turun.
"Kita melakukan rem dengan PPKM level 4 di beberapa tempat dengan kontribusi ekonomi tinggi dan mobilitas kita turun," kata dia.
Akibatnya nilai belanja masyarakat kembali turun. Diikuti juga dengan indeks belanja masyarakat yang terpantau dari data BCA dan Bank Mandiri yang mengalami penurunan. Maka Sri Mulyani menyimpulkan, permasalahan kesehatan harus lebih dulu ditangani sebelum memasuki babak pemulihan ekonomi nasional.
"Jadi trade of ini sangat berpengaruh, makanya covid ini harus diselesaikan sebelum adanya pembahasan pemulihan ekonomi," kata dia.
Pemulihan Mulai Rata
Secara umum dia menjelaskan pemulihan ekonomi di Indonesia sudah mulai rata dan semakin tinggi pada kuartal II-2021. Kinerja perekonomian nasional mampu kembali tumbuh hingga 7,07 persen (yoy) pada paruh pertama tahun ini.
Arah pemulihan ekonomi sisi permintaan telah terjadi secara merata baik dari sisi konsumsi, investasi, ekspor-impor dan sisi produksi. Peran pemerintah di sepanjang periode juga turut mendukung berlanjutnya pemulihan ekonomi dan perbaikan indikator kesejahteraan masyarakat.
Sayangnya, tren peningkatan kasus Covid-19 akibat varian delta ini berpotensi memberikan tekanan terhadap perekonomian di sisa semester tahun 2021. Maka pemerintah melalui instrumen APBN akan menjamin masyarakat yang terdampak dari pandemi yang masih belum berakhir ini.
"Pemerintah melalui instrumen APBN akan terus melindungi masyarakat yang terdampak oleh eskalasi kasus pandemi," kata dia.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sri Mulyani Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen di 2024
Proyeksi pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen itu didorong oleh penyelenggaraan pemilu secara serentak 2024.
Baca SelengkapnyaPemudik Lebaran Tahun Ini Diprediksi Bakal Naik
Aan kemudian menyinggung 123 juta orang melaksanakan mudik dan dan berwisata selama libur Idulfitri 1444 H atau pada tahun 2023.
Baca SelengkapnyaPenjualan Mobil Anjlok 8 Bulan Berturut-turut, Sri Mulyani Ungkap Kondisi Sebenarnya
Sri Mulyani memastikan indeks kepercayaan konsumen (IKK) per Februari 2024 masih relatif stabil yakni di level 123,1.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pergerakan Masyarakat Saat Lebaran 2024 Diprediksi Tembus 193,6 Juta Orang
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memprediksi 193,6 juta orang Indonesia melakukan perjalanan saat libur Lebaran Idulfitri 1445H/2024 Masehi.
Baca SelengkapnyaResmi Dibuka, Posko Terpadu Angkutan Lebaran Beroperasi Mulai 3-18 April 2024
Kementerian Perhubungan resmi membuka posko terpadu angkutan lebaran yang beroperasi mulai 3-18 April 2024.
Baca SelengkapnyaEkonomi Kuartal III-2023 Turun, Masyarakat Lebih Banyak Bayar Cicilan Dibanding Belanja
Indef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Beri Sinyal Suku Bunga Turun di Semester II-2024
Kondisi ekonomi global 2023 diprediksikan oleh banyak lembaga internasional merupakan tahun yang cukup gelap.
Baca SelengkapnyaTerungkap, Begini Isi Surat Edaran Sri Mulyani Blokir Belanja Pemerintah Senilai Rp50,1 Triliun
kegiatan yang saat ini diblokir (catatan halaman IV A DIPA) dan diperkirakan tidak dapat dipenuhi dokumen pendukungnya sampai dengan akhir Semester I TA 2024.
Baca SelengkapnyaKondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca Selengkapnya