Menkeu harapkan S&P beri penilaian positif
Merdeka.com - Lembaga pemeringkat asal Amerika Serikat Standard and Poor's tengah melakukan review atas kondisi ekonomi Indonesia sebagai bagian dari review rating surat utang Indonesia. Saat ini, S&P memberikan peringkat utang Indonesia BB+ dengan outlook positif, atau satu tingkat dibawah predikat layak investasi atau investment grade.
Sedangkan lembaga pemeringkat lainnya yakni Moody's Investment Service dan Fitch's Rating Agency telah menobatkan Indonesia masuk dalam kategori layak investasi. Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengklaim, saat menggelar pertemuan dengan pihak S&P, salah satu kekuatan Indonesia yang diapresiasi oleh S&P adalah pengelolaan fiskal yang sehat melalui rencana perubahan atas anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2012.
Menkeu berharap mendapat sinyal positif mengenai rating Indonesia pasca pertemuan tersebut. "Kita harap S&P dapat memberikan update yang baik," tuturnya.
Agus Marto juga melihat, penilaian S&P tidak serta merta terpengaruh dengan maraknya aksi demonstrasi penolakan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. "Tidak (berpengaruh)," katanya.
Sebelumnya, saat dikonfirmasi usai menggelar pertemuan dengan pihak Kemenko Perekonomian, Associate Director S&P Agost Benard enggan memberikan penjelasannya atas hasil pertemuannya dengan pejabat Kemenko Perekonomian. "Kita hanya mereview," singkat Agost.
(mdk/oer)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menaker Apresiasi Pemerintah Jerman yang Minat dengan Tenaga Perawat Indonesia
Saat ini Indonesia dalam tahap pengembangan SIPK dalam upaya meningkatkan partisipasi industri untuk memanfaatkannya.
Baca SelengkapnyaIndonesia Ternyata Pernah Terancam Krisis Listrik dan Buat PLN Ketar-Ketir, Ini Penyebabnya
PLN pernah menghadapi tantangan stok batubara yang kurang dari 5 Hari Operasi Pembangkit (HOP) pada Desember 2021 lalu.
Baca SelengkapnyaInvestasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
ADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik
ADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.
Baca SelengkapnyaOJK Buka-bukaan Soal Ancaman yang Pengaruhi Kinerja Sektor Keuangan 2024
Salah satunya kondisi suku bunga yang masih di level tinggi, walaupun di proyeksikan tidak akan naik lagi.
Baca SelengkapnyaKondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaMengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024
Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaAnies-Cak Imin Janji Ekonomi Hijau Jadi Tulang Punggung Ekonomi Indonesia, Begini Strateginya
Hal itu bakal diwujudkan jika mereka berhasil menang di Pilpres 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaPenerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun
Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca Selengkapnya