Mengenal Salmon Kareth, Pria Asli Papua Jaga Pasokan Listrik untuk PON XX
Merdeka.com - Gelaran akbar PON XX Papua dihiasi gemerlap lampu yang tak henti berikan keindahan. Siapa sangka, ada putra asli Papua di balik kesuksesan meriahnya gelaran itu. Ya, ada Salmon Kareth yang memastikan suplai listrik tetap gemerlap dalam pelaksanaan PON XX Papua di Jayapura.
Pria 49 tahn kelahiran Karetubun ini menjabat sebagai Manajer Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Jayapura. Kiprahnya di PLN dimulai sejak 2001, saat dia lolos seleksi penerimaan pegawai PLN.
Kecintaan Salmon Kareth terhadap dunia kelistrikan bukan semata-mata karena dia bekerja di PLN. Kehidupan masa kecil yang minim penerangan ini menumbuhkan keingintahuan untuk mengenal listrik lebih dalam.
"Dulu sewaktu saya kecil, hanya kota-kota besar di Papua saja yang sudah ada listrik, tempat saya di kampung tidak ada listrik," ujar Salmon yang menghabiskan masa kecilnya di Kampung Yukase, Sorong, Papua Barat ini.
Dia mengaku hanya melihat terang ketika datang ke kota. Lampu menyala, menyilaukan mata. Selebihnya, dia lebih kerap ditemani pelita untuk mengerjakan PR, menulis, atau membaca.
Laki-laki kelahiran 12 September 1972 ini semakin cinta dengan rangkaian listrik ketika duduk di bangku SMP. Sebenarnya, tidak hanya soal listrik. Salmon juga suka pelajaran IPA lainnya, termasuk biologi.
Ilmu-ilmu eksakta ini membawanya di antara dua pilihan ketika masuk SMA. Dia harus memilih, bersekolah di SMA lalu mengambil jurusan IPA dan menekuni biologi atau masuk ke Sekolah Teknik Menengah (STM) mengambil jurusan listrik.
Pilihannya jatuh kepada STM Sorong yang menawarkan jurusan listrik. Pertimbangannya, dia mendapat tawaran untuk masuk ke salah satu dari dua STM yang ada di Papua kala itu.
Waktu terus berjalan, listrik menjadi jalan hidup yang dipilih Salmon Kareth. Dia memutuskan untuk kuliah di Pulau Jawa dan mengambil jurusan teknik elektro pada 1993. Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS) telah menjadi saksi kecintaannya terhadap kelistrikan.
Alasannya memilih kuliah di Jawa karena saat itu minim sekali jurusan bidang eksakta di Papua. Perguruan tinggi di Papua didominasi jurusan ilmu sosial.
"Saya berpikir kalau dulu masuk SMA pasti jadi dokter karena saya sangat suka biologi, tetapi ternyata sekarang saya jadi dokter listrik," ucap anak ketiga dari lima bersaudara ini.
Lulus kuliah, dia kembali ke tanah Papua. Dia menjadi dosen di Institut Sains dan Teknologi Jayapura (ISTJ) yang sekarang berganti nama menjadi Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ).
Dorongan untuk mengabdi secara langsung di dunia kelistrikan tetap bergelora di hatinya. Ini pula lah yang mendasari Salmon Kareth untuk bergabung langsung dengan PLN dan memberanikan diri untuk mengikuti seleksi penerimaan pegawai.
Tugas Pertama
Siapa sangka, setelah bergabung jadi insan kelistrikan, tugas pertamanya adalah sebagai staf di PLN wilayah Papua Cabang Jayapura. Kemudian, berpindah-pindah tempat ke Makassar sebelum akhirnya kembali lagi ke Papua.
Pada saat menjabat sebagai Manajer PLN UP3 Biak pada 2016, Salmon membuat gebrakan dengan mengalirkan listrik ke wilayah-wilayah pedalaman Papua. Kampung tempat tinggalnya juga tidak ketinggalan.
"Saya semacam harus bayar utang budi dengan kampung karena saya sudah bekerja di kelistrikan jadi kampung sendiri juga tidak dilupakan," kata Salmon Kareth.
Dia tidak menampik usaha mengalirkan listrik ke segala penjuru Papua bukan hal yang mudah. Kondisi geografis membuat petugas PLN harus melakukan mobilisasi lewat laut, sungai, dan darat. Belum lagi jika harus membuka jalan baru untuk masuk ke wilayah yang aksesnya sulit.
Saat ini, hanya sebagian kecil wilayah di Papua yang belum teraliri listrik. Itu pun karena lokasinya yang berada pada akses yang sangat terbatas.
"Namun kami terus berupaya menghadirkan listrik sampai ke sana, sedang dalam proses," tuturnya.
Bagi Salmon, listrik hadir membawa perubahan dalam banyak hal. Contohnya, orang tidak percaya PON bisa hadir di Papua, akan tetapi PLN UP3 Jayapura yang mendapat kepercayaan dari pusat dan regional mematahkan pandangan pesimistis orang-orang dengan menghadirkan PON yang megah.
Kini, dia berharap Papua semakin maju dan lebih sejahtera. Dukungan infrastruktur kelistrikan bisa membuat Papua meningkatkan daya saing dan setara dengan kota besar di luar Papua.
Reporter: Arief Rahman Hakim
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kombes Polri Datangi Penjual Ikan Keliling di Pinggir Jalan, Sampai Menangis Lihat Polisi Sujud di Kakinya
Momen Kombes Polri menangis terharu melihat salah satu siswa polisi di SPN sujud kepada seorang pedagang ikan keliling.
Baca SelengkapnyaNama Orang yang Keren dan Artinya untuk Anak Laki-laki dan Perempuan
Dalam proses pencarian nama yang begitu menguras pikiran, arti yang penuh makna tak bisa menjadi patokan. Anak juga butuh panggilan yang keren.
Baca SelengkapnyaMencicipi Lezatnya Sala Lauak, Kudapan Khas Kota Pariaman Berbahan Dasar Daging Ikan
Wilayah pesisir Kota Pariaman begitu kaya dengan sajian olahan kuliner berbagan dasar hasil laut.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kerasnya Hidup, Cerita Pria Ini dari Jualan di Pinggir jalan dan Kini Sukses Menjadi Seorang PNS
Kisah perjalanan pria meraih kesuksesan di perantauan.
Baca SelengkapnyaTinggalkan Pekerjaan di Kota Besar Pilih Pulang Kampung agar Dekat dengan Anak Istri, Kisah Pedagang Kelontong Asal Tuban Ini Bikin Haru
Pendapatannya saat ini jauh lebih sedikit tapi ia mengaku bahagia
Baca SelengkapnyaDiremehkan Mantan Suami & Diganggu Preman, Janda Cantik 2 Anak Nekat Jualan Bakso Gerobak Kini Omzetnya Rp100 Juta
Sempat kerja di Bandara Soekarno-Hatta selama dua tahun, Opi memutuskan buat banting setir berjualan bakso ikan dengan gerobak.
Baca SelengkapnyaAnak Tukang Ikan Keliling Akhirnya Dilantik jadi Polisi, dari Kombes Sampai Jenderal Langsung Mendatanginya
Sejumlah petinggi Polda Sulsel datang menghampiri, memberi apresiasi.
Baca SelengkapnyaPotret Ikan Salmon hingga Tuna Asap Dijual di Pinggir Jalan Tuban, Cocok untuk Oleh-Oleh Lebaran
Menjelang Idulfitri, pedagang ikan asap Tuban bisa mengantongi omzet penjualan lebih dari Rp20 juta per hari.
Baca SelengkapnyaMengenal Suku Orang Laut, Penghuni Perairan Sumatra Timur yang Dulunya Dikenal Kawanan Perompak
Salah satu masyarakat asli Sumatra Timur yang kesehariannya hidup di perairan ini berperan dalam melestarikan kehidupan bahari.
Baca Selengkapnya