Mengenal Inflasi, Penyebab dan Cara Mengatasinya
Merdeka.com - Akhir-akhir ini istilah inflasi kian ramai di perbincangkan semua lapisan masyarakat. Sebab, memberikan dampak nyata kepada para konsumen dan pelaku usaha dalam menjalankan perekonomian sehari-hari.
Lantas apa itu inflasi?
Melansir dari laman bca.co.id, Selasa (23/8), inflasi adalah kondisi yang menggambarkan kenaikan harga barang dan jasa dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan, deflasi adalah penurunan harga barang maupun jasa secara umum dan terus menerus.
"Permintaan dan penawaran sebuah barang pun tidak seimbang sehingga harga menjadi lebih tinggi," tulis BCA.
Meski begitu, kenaikan satu atau dua jenis barang saja belum bisa disebut sebagai inflasi. Perhitungan inflasi harus dilakukan dengan terukur dalam skala yang lebih luas.
Badan Pusat Statistik (BPS) merupakan pihak yang akan melakukan perhitungan inflasi. Perhitungan tersebut akan menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang didapat melalui Survei Biaya Hidup (SBH).
Survei tersebut dilakukan secara rutin mulai dari skala terkecil di daerah hingga ke tingkat nasional. Indeks ini akan menggunakan tujuh kelompok pengeluaran sebagai berikut:
- Bahan makanan
- Makanan jadi, minuman, dan tembakau
- Perumahan
- Sandang
- Kesehatan
- Pendidikan dan olahraga
- Transportasi dan komunikasi
Penyebab Inflasi
Inflasi bisa terjadi karena banyak faktor. Berikut penyebab inflasi yang bisa muncul dalam sebuah negara:
1. Jumlah permintaan yang meningkat
Inflasi sangat erat kaitannya dengan permintaan dan penawaran. Permintaan yang meningkat secara drastis ini pun bisa jadi karena stok terbatas sehingga barang tersebut menjadi langka.
Selain itu, keterlibatan para spekulan yang menimbun barang juga bisa memicu inflasi. Hal ini karena jumlah produk yang tersedia menjadi sangat sedikit di pasaran.
2. Banyaknya jumlah uang yang beredar
Dalam strategi finansial, pemerintah bisa saja mencetak uang baru sehingga jumlahnya menjadi lebih banyak. Langkah ini diambil untuk menutupi defisit anggaran sekaligus memutar roda perekonomian lebih cepat. Pasalnya, jumlah uang yang lebih banyak mendorong konsumsi masyarakat jadi lebih tinggi juga.
"Sayangnya, kondisi ini membuat harga barang dan jasa juga menjadi ikut naik. Makin banyak uang baru yang dicetak untuk menutupi defisit ini, makin tinggi juga harga kebutuhan pokok yang akan naik," kata BCA.
3. Biaya produksi yang meningkat
Kenaikan harga barang juga bisa terjadi akibat biaya produksi yang meningkat. Biaya produksi ini meliputi bahan baku, upah pekerja, dan juga ongkos distribusi.
Peningkatan biaya produksi yang paling sering dialami adalah kelangkaan bahan baku di pasaran. Kondisi peningkatan biaya produksi ini paling sering terjadi di negara berkembang. Pasalnya, masih ada bahan baku yang belum bisa diproduksi sendiri sehingga harus melakukan impor dari negara lain.
Cara Mengatasi Inflasi
Setelah mengetahui penyebabnya, kita juga punya peran penting dalam mengatasi inflasi, loh. Berikut sejumlah tips yang bisa dilakukan:
1. Menghindari sikap konsumtif
Menekan inflasi bisa dilakukan dengan pola hidup hemat. Belilah barang sesuai dengan kebutuhan dan atur juga jumlah pembeliannya.
"Hindari pembelian berlebih yang membuat kondisi barang di pasar menjadi minim, khususnya untuk barang kebutuhan pokok," ucap BCA.
2. Mencari produk substitusi
Barang substitusi merupakan barang pengganti yang memiliki sifat dan fungsi yang mirip dengan barang utamanya. Memanfaatkan barang pengganti ini membuat permintaan akan sebuah barang menjadi menurun sehingga harganya bisa tetap normal.
3. Mulai menabung
Memanfaatkan produk perbankan akan mengamankan keuangan yang dimiliki. Mulai menabung secara rutin dengan menggunakan jenis tabungan berjangka. Jika memang memiliki dana lebih, tidak ada salahnya membuka rekening deposito.
4. Berinvestasi
Investasi merupakan salah satu cara terbaik untuk melawan inflasi sekaligus mengelola kekayaan dengan tepat. Kamu bisa memulai investasi reksadana dan obligasi. Dua jenis investasi ini tergolong cukup aman untuk para pemula.
5. Memberdayakan UMKM
UMKM memiliki peran yang sangat besar untuk pemutaran roda perekonomian. Untuk itu, memberdayakan UMKM perlu dilakukan. Mulailah berbelanja di warung, toko, atau minimarket yang ada di sekitar rumah, dan produk-produk lokal lainnya.
"Terlebih, banyak produk lokal dengan harga terjangkau yang bisa menjadi pilihan," tutup BCA.
(mdk/bim)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar berasal dari makanan minuman dan tembakau.
Baca SelengkapnyaSalah satunya karena berhasil menahan tingkat inflasi di kisaran 2,6 persen.
Baca SelengkapnyaMenurut Mahfud, greenflation memiliki korelasi dengan ekonomi hijau, yang artinya ekonomi sirkuler.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Terdapat empat aspek yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia ke depan.
Baca SelengkapnyaKomoditas ini dianggap sebagai komoditas pangan bergejolak sehingga sangat berpengaruh terhadap inflasi pangan.
Baca SelengkapnyaPemerintah melalui Badan Pangan Nasional kembali menugaskan Bulog untuk melanjutkan penyaluran bantuan pangan beras tahun 2024.
Baca SelengkapnyaIndef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.
Baca SelengkapnyaHilirisasi adalah konsep ekonomi yang berkaitan dengan peningkatan nilai tambah dari suatu produk atau komoditas melalui proses pengolahan lanjutan.
Baca SelengkapnyaKemendag bekerjasama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk menahan inflasi.
Baca Selengkapnya