Mengapa Dunia Harus Antisipasi Perlambatan Ekonomi AS dan China?
Merdeka.com - Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China yang tidak kunjung usai membawa kabar yang kian buruk karena hal tersebut telah menghambat pertumbuhan ekonomi kedua negara dan juga perekonomian global.
Bahkan, sejumlah negara sudah mengalami resesi, salah satunya disebabkan oleh perang dagang ini. Termasuk di Indonesia, Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, mengakui saat ini ada penurunan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, karena kondisi ekonomi global yang tengah bergejolak.
Dilansir Bloomberg, ekonomi China merupakan ekonomi terbesar setelah Amerika Serikat yang menyumbang hampir dari sepertiga pertumbuhan global di setiap tahunnya, yang menjadi pendorong penting dalam penciptaan lapangan kerja dan peningkatan standar hidup.
Akibat perang dagang ini, pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu ini hanya tumbuh 6,0 persen year-on-year pada kuartal III-2019, lebih rendah dari pertumbuhan pada kuartal sebelumnya sebesar 6,2 persen.
Perang dagang Amerika dengan China akan semakin memburuk jika tidak ada resolusi yang terlihat antara kedua negara tersebut. Kepercayaan dan aktivitas bisnis dunia akan semakin suram. Pengusaha China pun berbondong-bondong memindahkan pabriknya ke Vietnam.
Hampir Semua Ekonomi Negara Melambat
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Dody Budi Waluyo menyebut bahwa ketidakpastian ekonomi global masih akan terus berlanjut di tahun depan. Hampir semua negara akan mengalami perlambatan ekonomi.
Kondisi ini juga sebagai dampak dari perlambatan ekonomi dunia di tahun ini serta trade war atau perang dagang yang terus berlanjut antara Amerika Serikat (AS) dan China. Ketidakpastian brexit pun turut membuat ekonomi global kian suram.
Dia mengungkapkan, International Monetary Fund (IMF) pun telah menyatakan bahwa pertumbuhan di semua negara juga tengah mengalami perlambatan.
"Kalau secara globalnya memang bicara overall, pada 3 minggu lalu di annual meeting IMF World Bank melihatnya pertumbuhan ekonomi global semua negara synchronize slow down bersama mengarah ke bawah dan pada saat itu melihat dari sisi ketidakpastian itu relatif masih ada, dan lanjut sampai 2020," kata dia saat ditemui di Mesjid Kompleks Gedung BI, Jakarta, Jumat (8/11).
Kondisi ini kemudian juga dikhawatirkan bakal berdampak ke perekonomian nasional.
Reporter Magang: Nurul Fajriyah
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Proyeksi 2024, Ekonomi AS Masih Lebih Perkasa Dibandingkan China
AS dan China tengah terlibat dalam persaingan menjadi raksasa ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaBerkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya
Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca SelengkapnyaTernyata, Ini Lima Rahasia Orang China Sukses Berbisnis dan Berdagang
Agresif menjadi kunci utama masyarakat China dalam menjalankan bisnis perdagangan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
China Pelan-pelan Buat AS Khawatir dengan Persaingan Luar Angkasa, Ini Penyebabnya
Ini yang dikhawatirkan AS bila tidak segera memutuskan kelanjutan stasiun luar angkasa yang akan habis masa pakainya.
Baca SelengkapnyaData BPS: Ekonomi Indonesia Salip AS dan Jepang, Tapi Keok dari China dan India
Pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut relatif lebih baik dibandingkan sejumlah negara mitra dagang seperti Amerika Serikat dan Jepang.
Baca SelengkapnyaDua Jalur Laut Perdagangan Dunia Kritis, Siap-Siap Inflasi Mengancam Perekonomian Global
Jika kondisi di Terusan Suez dan Terusan Panama tidak kembali kondusif, bisa berdampak pada peningkatan inflasi.
Baca SelengkapnyaDebat Capres: Ganjar Ingin Bangun Rudal Hipersonik dan Senjata Otonom, Dananya 2 Persen dari PDB
Ganjar Pranowo mengatakan bahwa sistem pertahanan Indonesia harus bisa mengantisipasi pertarungan global antara Amerika Serikat dengan China.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Sebut Ekonomi Makin Melemah: Amerika Kuat, China Terlilit Utang
Bank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaTren Jumlah Penduduk Indonesia Terus Meningkat, Sementara China Menurun
Jjumlah penduduk China berkurang 850.000 orang menjadi sekitar 1.411,75 juta pada tahun 2022.
Baca Selengkapnya