Mendag Lutfi: Ada Menteri di Afrika Belum Dapat Vaksin
Merdeka.com - Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi menyebut, distribusi vaksin di dunia belum merata. Hal ini membuat salah satu menteri di negara kawasan Afrika belum mendapatkan suntikan vaksin.
Padahal, negara-negara maju seperti Eropa mempunyai lebih dari tiga kali jumlah vaksin yang mereka butuhkan. Namun distribusi vaksin dari Eropa ke negara-negara sekitar belum maksimal.
"Ada satu negara di Afrika yang menteri perdagangannya belum dapat vaksin. Jadi tidak ada gunanya itu vaksin banyak-banyak di Eropa kalau tidak didistribusikan," kata Mendag Lutfi dalam acara Inaugurasi Kelompok Kerja Perdagangan, Investasi dan Industri G20, Selasa (8/2).
Dia mengatakan, distribusi vaksin yang tidak maksimal tersebut membuat varian baru akhirnya keluar. Ini terjadi akibat penanganan pandemi Covid-19, terutama di belahan Benua Afrika belum baik.
"Jadi ini mengajarkan kepada kita bahwa penyelesaian masalah pandemi, terutama pandemi setelah ini harus kita bekerja secara bersama-sama tidak bisa satu negara aman karena mereka mempunyai cukup vaksin," kata dia.
Persolan lainnya, vaksinasi ini menjadi hal luar biasa. Karena jika vaksin dari negara yang bukan teman, maka vaksinnya tidak akan laku. "Ini juga menyebabkan tidak ada mitigasi bersama musti kita selesaikan ini sudah menjadi sejarah dan kita tidak boleh ulang lagi," pungkas dia.
2022, Indonesia Dorong Pemerataan Distribusi Vaksin Hapus Kesenjangan Ekonomi
Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto berharap, di 2022 akses vaksin Covid-19 menjadi lebih adil dan merata. Pemerataan distribusi vaksin dinilai dapat mengurangi kesenjangan ekonomi.
"Memasuki tahun 2022 diharapkan keberadaan vaksin (Covid-19) atau obat-obatan yang lebih adil merata dari segi akses," ucapnya melalui akun instagram resminya @airlanggahartarto_official, Sabtu (1/1).
Menko Airlangga menyatakan, ketersediaan akses vaksin Covid-19 yang lebih adil dan merata penting untuk mendukung proses pemulihan ekonomi global. Sehingga, dapat mengurangi tingkat kesenjangan ekonomi antara negara maju dan miskin.
"Sebuah transformasi sosial maupun ekonomi akan lebih baik tidak hanya dalam konteks lokal dan nasional. Tapi, juga dalam konteks regional dan global," jelasnya.
Maka dari itu, pemerintah berjanji akan memanfaatkan perhelatan akbar Konferensi Tingkat Tinggi G20 (KTT G20) yang akan digelar di Bali pada akhir Oktober 2022 untuk fokus membahas pentingnya ketersediaan akses vaksin Covid-19 yang lebih merata.
"Karena, sebagaimana kita ketahui Indonesia akan menjalankan Presidensi G20. Kita berharap bahwa sejumlah agenda dan transformasi ekonomi akan terus berjalan serta dukungan bagi negera berkembang, terutama terkait keberadaan vaksin atau obat obatan yang lebih adil dan merata," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia lebih awal menginisasi beberapa aksi pengendalian perubahan iklim.
Baca Selengkapnya"Ya, itu enggak apa-apa. Kita semua akan melanjutkan, kan tidak akan membubarkan negara," kata Mahfud
Baca SelengkapnyaPerempuan ini membagikan kisah pahit asmaranya di masa lalu yang diremehkan ibu dari kekasihnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Peran pemangku kepentingan diperlukan agar tidak menciptakan kebijakan yang saling tumpang tindih.
Baca SelengkapnyaKecelakaan lalu lintas selama momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) di Sulawesi Selatan terdata sebanyak 187 kasus yang mengakibatkan 16 orang meninggal.
Baca SelengkapnyaMasyarakat menyematkan penutup kepala tanjak kepada Mahfud yang merupakan simbol penerimaan sebagai keluarga besar adat Melayu.
Baca SelengkapnyaMahfud disambut antusias oleh kerumunan masa yang memadati lapangan Senduro, Kecamatan Senduro.
Baca SelengkapnyaKendati diguyur hujan deras, komandan hingga deretan anggota Brimob tak bergeming dan tetap berdiri tegak.
Baca SelengkapnyaAturan turunan ekspor pasir laut masih digodok karena melibatkan banyaknya tim kajian.
Baca Selengkapnya