Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mendag Lutfi: Konsumen Bukan Cuma Objek Tapi Juga Raja

Mendag Lutfi: Konsumen Bukan Cuma Objek Tapi Juga Raja Pembukaan IIMS 2014. ©2014 merdeka.com/muhammad lutfhi rahman

Merdeka.com - Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi menginginkan, agar konsumen di Indonesia tidak hanya menjadi objek saja. Akan tetapi bisa menjadi 'raja' yang mestinya dilayani dengan baik.

Dia menyadari sebagian besar konsumen di Indonesia masih tidak memikirkan bagaimana hak dari perlindungan mereka. Hal ini berbanding terbalik jika dibandingkan dengan negara maju.

Di mana sebagian besar negara-negara maju jika ada keluhan atas barang atau pembelian tidak sesuai bisa menuntut hingga yang lainnya. Namun kebanyakan di Indonesia justru menerimanya dengan lapang dada, dengan harapan tidak mendapatkan sesuatu hal yang sama buruknya dengan hari ini.

"Nah ini yang sebenarnya kita ingin perbaiki. Kita ingin memberikan pengertian ingin kita memastikan bahwa konsumen kita ini bukan hanya sebagai objek tetapi mustinya sebagai raja. Sebagai raja itu mestinya dilayani," ujarnya dalam acara dialog 'Konsumen Berdaya Pulihkan Ekonomi Bangsa', secara virtual, Selasa (20/4).

Mendag Lufi menambahkan, dengan konsumen yang kuat, maka pergerakan ekonomi akan dapat berjalan dengan mudah. Apalagi konsumsi sendiri menjadi kontributor terbesar dalam pembentukan ekonomi nasional.

"Kata kuncinya sore ini adalah kita ingin menggerakkan konsumen nasional ini menjadi konsumen yang mendapatkan pencerahan yang baik untuk memperjuangkan haknya bukan hanya kewajibannya membayar sebagai konsumen," tegasnya.

YLKI Nilai UU Perlindungan Konsumen Belum Ampuh Lindungi Masyarakat

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyoroti beberapa hal penting mengenai Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK). Sorotan ini juga tidak lepas dari hari Konsumen Nasional atau Harkornas yang jatuh tepat pada hari ini.

Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, mengatakan keberadaan UUPK saat ini belum cukup ampuh memberikan perlindungan pada konsumen. Hal ini disebabkan pemerintah belum serius menjadikan UUPK sebagai basis hukum untuk melindungi dan memberdayakan konsumen.

Ketidakseriusan pemerintah ini terlihat dari Indeks Keberdayaan Konsumen (IKK) yang masih rendah pada skor 40,41. Posisi tersebut masih jauh dibandingkan dengan skor IKK di negara maju, yang mencapai minimal skor 53.

"Bahkan Korea Selatan skor IKK-nya mencapai 67. Artinya tingkat keberdayaan konsumennya sudah sangat tinggi," kata Tulus melalui keterangan resminya, Sabtu (20/4).

Menurutnya, jika disandingkan dengan derasnya gempuran era digital ekonomi, masih rendahnya IKK di Indonesia adalah hal ironis. Sebab, rendahnya IKK erat dengan rendahnya literasi digital konsumen.

"Pantaslah jika konsumen Indonesia saat ini ada kecenderungan menjadi korban produk-produk ekonomi digital, seperti e-commerce dan finansial teknologi. Hal ini ditandai dengan tingginya pengaduan konsumen di YLKI terkait produk ekonomi digital tersebut," bebernya.

Lebih ironis lagi kata Tulus, pemerintah masih abai terhadap upaya melindungi konsumen terhadap produk-produk ekonomi digital tersebut. Hal ini dibuktikan dengan masih mangkraknya Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang belanja online.

Dirinya pun mempertanyakan keras kepada pemerintah. Lantas dia menduga ada kepentingan sehingga pemerintah masih malas mengesahkan RPP tentang belanja online.

Oleh karena itu, Tulus mendesak pemerintah selanjutnya harus menjadikan Harkonas sebagai momen untuk meningkatkan keberdayaan konsumen Indonesia, yang ditandai dengan meningkatnya skor IKK.

Sebab, selama lima tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo, dalam banyak hal, belum menunjukkan keberpihakan nyata pada perlindungan konsumen. Walaupun dalam era Presiden Jokowi telah ditelorkan Perpres No. 50 Tahun 2017 tentang Strategi Perlindungan Konsumen.

"Lima tahun ke depan pemerintah harus menjadikan isu perlindungan konsumen dan indeks keberdayaan konsumen menjadi arus utama dalam mengambil kebijakan yang berdampak terhadap konsumen," pungkas YLKI.

(mdk/bim)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Konsumen RI Sudah Melek Berbelanja, Pelaku Usaha Diminta Lakukan Ini

Konsumen RI Sudah Melek Berbelanja, Pelaku Usaha Diminta Lakukan Ini

Pelaku usaha diharapkan beradaptasi dengan perubahan pola konsumsi masyarakat.

Baca Selengkapnya
Sempat Putus Asa Gara-Gara Pandemi, Bisnis Anyaman Bambu Milik Warga Bojonegoro Kini Jadi Favorit Pasar Lokal

Sempat Putus Asa Gara-Gara Pandemi, Bisnis Anyaman Bambu Milik Warga Bojonegoro Kini Jadi Favorit Pasar Lokal

Konsep hidup ramah lingkungan yang meminimalisir penggunaan kemasan plastik membuat aneka kerajinan anyaman bambu semakin diminati konsumen.

Baca Selengkapnya
Curhat Pengusaha: Masyarakat Indonesia Lebih Suka Beli Minuman Tinggi Gula Dibanding Rendah Kalori

Curhat Pengusaha: Masyarakat Indonesia Lebih Suka Beli Minuman Tinggi Gula Dibanding Rendah Kalori

Pelaku industri mengaku kesulitan untuk memasarkan produk minuman kemasan rendah kalori.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Untung Rugi Pemerintah Guyur Diskon Industri Motor dan Mobil Listrik

Untung Rugi Pemerintah Guyur Diskon Industri Motor dan Mobil Listrik

Pemberian insentif bertujuan meningkatkan hingga mempercepat produksi dan penggunaan kendaraan listrik di dalam negeri.

Baca Selengkapnya
Terungkap, Ini Alasan Pemerintah Setop Impor Jagung untuk Pakan Ternak

Terungkap, Ini Alasan Pemerintah Setop Impor Jagung untuk Pakan Ternak

Arief menekankan bahwa prioritas utama pemerintah adalah mengutamakan produksi dalam negeri, terutama menjelang panen raya jagung.

Baca Selengkapnya
4 Rekomendasi Makanan yang Bisa Dikonsumsi untuk Bantu Menambah Massa Otot

4 Rekomendasi Makanan yang Bisa Dikonsumsi untuk Bantu Menambah Massa Otot

Berbagai makanan sehat yang bisa dikonsumsi untuk membantu menambah massa otot dan membentuk tubuh.

Baca Selengkapnya
Mencicipi Lezatnya Mi Sagu, Kuliner Andalan Masyarakat Kabupaten Meranti

Mencicipi Lezatnya Mi Sagu, Kuliner Andalan Masyarakat Kabupaten Meranti

Kuliner khas Pulau Meranti ini tak lepas dari ciri khas wilayahnya yang terkenal akan produksi Sagu yang begitu melimpah.

Baca Selengkapnya
Konsumsi Pertalite Hanya 92 Persen dari Target di 2023, Tahun Ini Kuota Dikurangi

Konsumsi Pertalite Hanya 92 Persen dari Target di 2023, Tahun Ini Kuota Dikurangi

Erika menambahkan, konsumsi Pertalite 2023 sebenarnya lebih tinggi dari 2022.

Baca Selengkapnya
Tagih Cicilan Kredit ke Masyarakat Kini Ada Aturannya, Tak Boleh di Hari Libur Nasional dan Ada Jamnya

Tagih Cicilan Kredit ke Masyarakat Kini Ada Aturannya, Tak Boleh di Hari Libur Nasional dan Ada Jamnya

Dalam ayat 2, OJK mengatur PUJK agar tidak menggunakan cara ancaman, kekerasan dan/atau tindakan yang bersifat mempermalukan konsumen.

Baca Selengkapnya