Mendag Enggar beberkan tantangan industri e-commerce Indonesia
Merdeka.com - Transaksi jual beli digital atau e-commerce sudah menjadi budaya baru di masyarakat sekarang. Namun, rupanya perkembangan e-commerce di Indonesia belum semulus yang dibayangkan.
Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, mengungkapkan ada beberapa tantangan yang tidak bisa dihindari di era transaksi digital. Salah satunya adalah banjirnya produk asing di e-commerce dalam negeri.
"Yang menjadi persoalan adalah kalau kita lihat dari sisi penjualan, sisi impornya barang luar yang masuk lebih besar daripada sisi ekspornya untuk kita jual melalui e-commerce. Itu yang menjadi persoalan. Itu satu challenge lah, satu tantangan bagi kita untuk mencari solusinya," kata Mendag Enggar saat ditemui di Kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (6/9).
Dia menjelaskan, saat ini produk yang mendominasi e-commerce di Tanah Air adalah barang konsumsi. Mulai dari makanan hingga alat kecantikan. "Ya konsumsi macam-macam lah mulai dari bedak, gincu itu segala kan ada," ujarnya.
Kendati demikian dia menjelaskan belum ada angka pasti sebarapa banyak produk impor merajai pasar domestik e-commerce. Bahkan, sosial media seperti instagram, twitter dan facebook pun bisa disulap menjadi wadah berjualan oleh pedagang online.
"Belum ada satupun di dunia yang bisa mencatat itu. Karena kita ada yang resmi, tetapi instagram, media sosial ininya kan (susah didata). Jadi kalau tanya data itu maka akurasi atas data itu yang masih jadi persoalan."
Tantangan lainnya adalah bagaimana cara menciptakan kesetaraan antara e-commerce dan pedagang tradisional atau konvensional. Padahal, saat ini transaki jual beli online sudah menjadi suatu keniscayaan yang tidak dapat dihindari.
"Memang ada pendapat yang menyatakan ini kan harus ada evolusi harus ada perubahan, tetapi di dalam perubahan itu bagaimana caranya kita meminimize dampak negatifnya karena mereka sudah menjalankan sekian lama bisnis yang tradisional itu. Mengubah, mengeducated mereka juga tidak mudah tetapi kita tidak bisa hentikan, itu harus berjalan."
(mdk/bim)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pedagang Pasar Kranggan Ngeluh Kemunculan e-Commerce, Ganjar: Nanti Kita Ajari Cara Jualan Online Ya
Jika terpilih sebagai presiden dia akan coba mengatur bagaimana kehadiran e-commerce tidak mematikan usaha pedagang konvensional.
Baca SelengkapnyaSepakat dengan Menkop Teten, Ekonom: Tiktok Harus Pisahkan e-Commerce dengan Media Sosial
Aturan yang tertuang pada Permendag 31/2023 harusnya benar-benar dilaksanakan dan dipatuhi oleh semua pihak.
Baca SelengkapnyaTransaksi E-commerce Sepanjang Tahun 2023 Diprediksi Tembus Rp533 Triliun
Kemendag memproyeksikan transaksi e-commerce tahun 2023 menjadi Rp533 triliun.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Indef Sebut Langkah Pemerintah Pisahkan Izin Tiktok Shop dan Sosial Media Sudah Tepat
Media sosial TikTok dan TikTok Shop menggabungkan dua fitur tersebut, padahal secara aturan seharusnya memiliki izin operasi yang berbeda.
Baca SelengkapnyaAnggota DPR: Selama Proses Migrasi Berlangsung, Harusnya TikTok Hentikan Proses Jualan
Kemendag memberi batas tiga bulan kepada Tiktok untuk memindahkan fitur e-commerce miliknya ke Tokopedia, setelah diakuisisi.
Baca SelengkapnyaAjak UKM Cirebon untuk Gabung di Kanal ‘Harbolnas’, Lazada Berkomitmen Dukung Penjual Fesyen Lokal
Ratusan UKM fesyen yang tergabung dalam Mall UKM Cirebon memiliki toko digital dan berjualan di Lazada.
Baca SelengkapnyaDukung Brand Lokal untuk Go Digital, Begini Langkah yang Dilakukan Lazada dan AHA Commerce
Lazada Indonesia (Lazada) bekerja sama dengan mitra pemberdaya atau enabler, di antaranya AHA Commerce, memiliki komitmen pemberdayaan brand dan penjual lokal.
Baca SelengkapnyaKebakaran Hebat Gudang Lazada di Cengkareng Diduga Akibat Korsleting
Gudang milik perusahaan e-commerce Lazada mengalami kebakaran hebat.
Baca SelengkapnyaTikTok Kuasai E-commerce Lokal, Istilah Hilirisasi Digital Dinilai Ambigu
Konsep hilirisasi digital dinilai tidak relevan dengan kenyataan di lapangan.
Baca Selengkapnya