Mendag: Dari 1.000 warga Indonesia baru 40 orang punya mobil

Merdeka.com - Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi menyebut potensi pertumbuhan kelas menengah Indonesia masih sangat tinggi. Hal ini dapat menjadi faktor pendorong investor untuk menanamkan investasinya di Indonesia. Hingga akhirnya, Indonesia akan menjadi negara basis produksi, terutama industri otomotif.

"Kelas menengah yang mapan akan mengundang industri yang baik, bukan hanya mensupply ke pasar Indonesia, tetapi menjadikan Indonesia sebagai  basis industri, di mana nantinya produk yang dihasilkan di dalam negeri bukan hanya untuk pasar regional, tetapi juga pasar global," ujar Lutfi di Karawang, Jawa Barat, Rabu (26/3).

Lutfi menyebut, jumlah kelas menengah Indonesia pada tahun ini akan capai 150 juta orang. Angka ini lebih besar 3 kali lipat dibanding Filipina sebesar 50 juta orang, lebih besar 4 kali lipat dari Thailand yang kurang dari 40 juta orang, hampir 5 kali lipat dibanding Malaysia yang kurang dari 30 juta orang dan Vietnam yang hanya 28 juta orang.

Menurut Lutfi, pertumbuhan masyarakat kelas menengah menjadi sangat penting. Dengan pendapatan USD 3.000 per kapita, masyarakat kelas ini sudah mampu membeli televisi keduanya, dan dengan USD 5.000 per kapita, masyarakat mampu beli alat rumah tangga, termasuk kendaraan pribadi.

"Di Jepang, dari 1.000 orang, yang punya mobil sekitar 580 orang, ini berarti satu mobil untuk dua orang, di Thailand, dari 1.000, 182 orang diantaranya punya mobil, sedang di Indonesia, dari 1.000, hanya 40 orang yang punya mobil, ini berarti hanya 4 persen," tegasnya.

Potensi pertumbuhan kelas menengah di Indonesia ini yang disebutnya akan menggenjot produksi mobil di dalam negeri. Produksi mobil di Indonesia yang ditargetkan mencapai 2 juta unit pada 2020, diharapkan dapat berjalan lebih cepat.

"Saya rasa 2 juta unit itu bisa terlaksana kurang dari 2020. Ini menjadi tonggak sejarah baru tidak hanya untuk pasar domestik tapi juga pasar internasional," tutupnya.