Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mendag Agus: Surplus November Tertinggi ke-3 Sepanjang 2020

Mendag Agus: Surplus November Tertinggi ke-3 Sepanjang 2020 Menteri Perdagangan Agus Suparmanto. ©2019 Merdeka.com/Dwi Aditya Putra

Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia surplus sebesar USD 2,61 miliar pada November 2020. Surplus tersebut terjadi karena nilai ekspor tercatat USD 15,28 miliar, sedangkan nilai impor hanya sebesar USD 12,66 miliar.

Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto mengatakan, capaian ini melanjutkan tren surplus neraca perdagangan yang telah terjadi sejak periode Mei 2020. Surplus ini juga merupakan surplus tertinggi ketiga yang dicatatkan sepanjang 2020.

"Surplus perdagangan November 2020 mencapai USD2,61 miliar. Meskipun surplusnya menurun dibandingkan surplus Oktober lalu yang sebesar USD3,58 miliar, surplus November ini merupakan surplus tertinggi ketiga yang dicatatkan sepanjang 2020," kata Agus dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (18/12).

Dia menyampaikan surplus perdagangan bulan November berbeda dengan surplus yang terjadi sebelumnya. Surplus ini terjadi karena adanya pertumbuhan ekspor yang lebih tinggi dari pertumbuhan impor, bukan akibat impor yang melemah lebih dalam dibanding ekspor.

Surplus neraca perdagangan Indonesia periode November 2020 bersumber dari surplus sektor nonmigas sebesar USD2,94 miliar dan defisit migas USD322,9 juta. Meskipun defisit migas bulan November mengalami penurunan, namun surplus neraca perdagangan secara total lebih rendah dibandingkan surplus bulan Oktober lalu.

Penurunan surplus neraca perdagangan bulan November ini dilatarbelakangi adanya penurunan surplus nonmigas yang cukup besar jika dibandingkan surplus nonmigas Oktober.

Surplus neraca nonmigas November 2020 sebesar USD2,94 miliar, turun USD1,10 miliar dibandingkan surplus neraca nonmigas Oktober 2020 yang sebesar USD4,04 miliar. Sementara pada sisi migas, defisit neraca migas November sebesar USD322,9 juta, turun USD142,5 juta dibandingkan defisit migas pada Oktober lalu yang sebesar USD465,4 juta.

Ekspor November 2020

Pada November 2020 ekspor Indonesia tercatat sebesar USD15,28 miliar, tumbuh 6,36 persen (MoM) atau 9,54 persen (YoY).

Mendag menyampaikan, pertumbuhan ekspor bulan November 2020 didorong terjadinya pertumbuhan ekspor antara lain produk lemak dan minyak nabati naik, bahan bakar mineral, besi dan baja, serta mesin dan peralatan dari mesin.

Secara sektoral semua sektor berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekspor bulan November. Sektor pertanian tumbuh 6,33 persen (MoM) atau 33,33 persen (YoY), sektor manufaktur 2,95 persen (MoM) atau 14,47 persen (YoY), dan sektor pertambangan naik 25,08 persen (MoM) atau menurun 2,05 persen (YoY).

Di tengah pandemi Covid-19, secara kumulatif total ekspor Indonesia selama Januari – November 2020 mencapai USD146,78 miliar, sedikit mengalami penurunan yaitu 4,22 persen (YoY). Pada sektor nonmigas, sepanjang Januari – November 2020 ekspor sektor nonmigas turun sebesar 2,18 persen, begitu juga dengan ekspor sektor migas turun 31,59 persen.

"Ekspor bulan November semakin menunjukkan perkembangan pemulihan perekonomian global yang semakin baik. Menjelang setahun merebaknya pandemi COVID-19, masyarakat dunia kini semakin baik beradaptasi dalam menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus corona. Dengan demikian, masyarakat dapat terus beraktivitas dan bekerja dengan produktif sehingga aktivitas perekonomian global ikut membaik," jelas Mendag.

Nilai ekspor Indonesia pada November 2020 ke negara mitra utama terus tumbuh, antara lain ke China tumbuh 16,17 persen (MoM), Jepang tumbuh 11,67 persen (MoM), India tumbuh 10,04 persen (MoM), Australia 16,56 persen (MoM), dan Korea Selatan tumbuh 7,12 persen (MoM).

Kinerja ekspor di beberapa negara di kawasan ASEAN dan Uni Eropa juga masih terus tumbuh, seperti ekspor ke Malaysia dan Thailand masing-masing sebesar 24,5 persen dan 8,79 persen; serta ke Jerman dan Belanda sebesar 35,38 persen (MoM) dan 7,52 persen (MoM).

Impor pada November 2020

Impor Indonesia pada November 2020 tumbuh 17,40 persen (MoM) mencapai USD12,66 miliar, sementara jika dibandingkan November 2019 impor turun cukup dalam sebesar 17,46 persen.

Peningkatan impor November 2020 ini disebabkan adanya peningkatan impor migas sebesar 0,59 persen (MoM) dengan nilai USD6,3 juta dan peningkatan impor nonmigas sebesar 19,27 persen (MoM) dengan nilai mencapai USD1,87 miliar.

Peningkatan impor migas sejalan dengan peningkatan konsumsi energi dan aktivitas masyarakat. Sementara, lonjakan impor nonmigas yang cukup tinggi mencapai USD11,58 miliar atau naik 19,27 persen (MoM) namun turun 12,33 persen (YoY), disumbang dari impor produk golongan mesin dan perlengkapan elektrik yang meningkat 23,82 persen (MoM) atau sebesar USD354,4 juta.

Secara penggunaan barang, pertumbuhan impor terbesar berasal dari impor barang modal dengan pertumbuhan mencapai 31,54 persen (MoM) dengan nilai USD2,43 miliar; diikuti pertumbuhan impor barang konsumsi yang mencapai 25,52 persen (MoM) dengan nilai USD1,3 miliar dan bahan baku/penolong yang mencapai 13,02 persen (MoM) dengan nilai USD8,93 miliar.

Mendag mengungkapkan, peran golongan bahan baku/penolong mencapai 70,51 persen dari total impor Indonesia pada November 2020.

Secara kumulatif, nilai impor Indonesia Januari – November 2020 mencapai USD127,13 miliar, turun sebesar 18,91 persen (YoY). Selama Januari – November 2020 nilai impor seluruh golongan penggunaan barang turun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, antara lain penurunan terjadi pada kelompok barang konsumsi (turun 12,59 persen YoY), bahan baku/penolong (turun 19,78 persen YoY), dan barang modal (turun 18,61 persen YoY).

Impor nonmigas Indonesia selama Januari-November 2020 didominasi impor barang asal China dengan nilai USD34,91 miliar (dengan pangsa 30,53 persen total impor nonmigas Indonesia), Jepang USD9,77 miliar (8,54 persen), dan Singapura USD7,38 miliar (6,45 persen).

Sementara itu secara kawasan, impor nonmigas dari ASEAN mencapai USD21,16 miliar dan berkontribusi sebesar 18,50 persen terhadap impor nonmigas Indonesia. Sedangkan impor dari kawasan Uni Eropa tercatat sebesar USD9,06 miliar dengan pangsa 7,92 persen.

"Selama pandemi COVID-19 ini, pangsa impor dari China mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini dilatarbelakangi pemulihan pandemi COVID-19 yang relatif cepat di China dibandingkan dengan negara lain sehingga pasokan dari China menjadi alternatif utama bagi pasar Indonesia," tutup Mendag.

(mdk/azz)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Data BPS: Neraca Perdangan Indonesia Surplus 44 Kali Berturut-turut

Data BPS: Neraca Perdangan Indonesia Surplus 44 Kali Berturut-turut

Neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit USD1,89 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan juga minyak mentah.

Baca Selengkapnya
Indonesia Catat Surplus Neraca Perdangan 43 Kali Berturut-turut, Kini Nilainya Capai USD 2,41 Miliar

Indonesia Catat Surplus Neraca Perdangan 43 Kali Berturut-turut, Kini Nilainya Capai USD 2,41 Miliar

Pudji menerangkan, surplus tersebut ditopang oleh komoditas non migas yaitu sebesar USD4,62 miliar

Baca Selengkapnya
Data BPS: Impor Indonesia Bulan November Naik Menjadi USD 19,59 Miliar

Data BPS: Impor Indonesia Bulan November Naik Menjadi USD 19,59 Miliar

Impor non migas mencapai USD16,10 miliar ini juga mengalami kenaikan sebesar 4,08 persen.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Januari 2024 Kembali Surplus, Neraca Perdagangan Indonesia Moncer Selama Hampir 4 Tahun

Januari 2024 Kembali Surplus, Neraca Perdagangan Indonesia Moncer Selama Hampir 4 Tahun

Neraca Perdagangan Indonesia melanjutkan trend surplus selama 45 bulan atau hampir 4 tahun secara berturut-turut.

Baca Selengkapnya
Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?

Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?

Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.

Baca Selengkapnya
Indonesia Bakal Surplus Gas Hingga 2035, ESDM: Calon Pembeli dari Dalam Negeri Harus Disiapkan

Indonesia Bakal Surplus Gas Hingga 2035, ESDM: Calon Pembeli dari Dalam Negeri Harus Disiapkan

Akibat harga gas bumi murah atau harga gas bumi tertentu (HGBT) kepada tujuh sektor industri tellah berdampak pada berkurangnya penerimaan negara.

Baca Selengkapnya
Beras Impor 500.000 Ton Masuk Indonesia Mulai Januari 2024, Asalnya dari Thailand dan Pakistan

Beras Impor 500.000 Ton Masuk Indonesia Mulai Januari 2024, Asalnya dari Thailand dan Pakistan

Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi memaparkan, proses importasi beras ini masih berasal dari negara-negara langganan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Utang Indonesia Tembus Rp8.041 Triliun per November 2023, Kemenkeu: Masih Aman

Utang Indonesia Tembus Rp8.041 Triliun per November 2023, Kemenkeu: Masih Aman

Utang Indonesia saat ini justru mengalami perbaikan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Baca Selengkapnya
Impor Indonesia di Desember 2023 Turun, Nilainya Hanya USD 19,11 Miliar

Impor Indonesia di Desember 2023 Turun, Nilainya Hanya USD 19,11 Miliar

Impor barang modal mengalami persentase penurunan terdalam yaitu turun sebesar 10,51 persen.

Baca Selengkapnya