Masyarakat masih doyan belanja meski ekonomi melambat
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) awal pekan ini mengumumkan perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk triwulan I 2014. Dari target semula di APBN 5,7-5,8 persen, nyatanya pertumbuhan hanya mencapai 5,21 persen.
Adapun imbas dari kondisi itu akan mempengaruhi beberapa sektor usaha. Namun Presiden Direktur PT Saratoga Investama Sedaya Tbk Sandiaga Uno tetap optimis bisnis konsumer bakal terus melaju. Ini karena belanja masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari tetap tinggi.
"Yang tidak terlihat dari data kemarin adalah fakta pertumbuhan sektor konsumer masih besar. Belanja masyarakat masih tinggi. Ini memperkuat tesis kita untuk mengembangkan khususnya bidang-bidang produk jasa," ujarnya di Tempo Scan Tower, Jakarta, Rabu (7/5).
Atas dasar itu, Saratoga akan mengarahkan investasi tahun ini ke sektor-sektor terkait konsumer. Sejauh ini, perusahaan investasi tersebut sudah memiliki lini barang dan jasa, misalnya PT Mitra Pinasthika Mustika (MPM).
"MPM itu sudah tancap gas, jadi kita lakukan investasi (di sektor konsumer) melalui MPM, di finance dia gandeng Jepang, di asuransi juga ada unit," kata Sandiaga.
Akan tetapi, Saratoga yang sempat banyak menanamkan modal di bisnis pertambangan tidak akan meninggalkan sektor tersebut. Walau harga komoditas tengah anjlok, Sandiaga optimis kebutuhan bahan mineral, termasuk batu bara, akan terus ada.
Atas dasar itu, Saratoga Investama bakal terus mengincar pula bisnis di sektor tambang maupun migas. Tahun ini, belanja modal untuk investasi dari perusahaan milik Sandiaga dan konglomerat Edwin Soeryadjaja itu mencapai Rp 1 triliun.
Untuk sementara, bisnis unggulan di sektor migas dijalankan anak usaha Saratoga, yakni Interra Resources Limited. "Melalui Interra ini, beberapa aset kita misalnya ada dua lapangan migas di Myanmar, dan lapangan di Indonesia, yakni Sumatera Selatan dan Papua Barat, serta satu lagi ada di Kalimantan Tengah," ungkapnya.
Selepas pengumuman BPS, Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bapenas Lukita Dinarsyah Tuwo mengakui pemerintah masih harus bekerja keras untuk menggenjot perekonomian nasional.
Dia yakin masih ada waktu hingga akhir tahun ini untuk memperbaiki pertumbuhan ekonomi. Terutama agar pemerintah mampu menghapus kegelisahan investor dan pelaku usaha yang saat ini masih menunggu kepastian terkait hasil pemilu.
"Ini masih ada sisa waktu. Investasi pasti meningkat, mudah-mudahan bisa lebih tinggi lagi," ucap Lukita kemarin.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ekonomi Kuartal III-2023 Turun, Masyarakat Lebih Banyak Bayar Cicilan Dibanding Belanja
Indef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.
Baca SelengkapnyaJokowi Senang Banyak Investor Swasta Masuk IKN
Menurutnya, optimisme swasta berperan untuk menggerakan ekonomi nasional.
Baca SelengkapnyaPatut Dicoba, Begini Resolusi Investasi 2024 untuk Masyarakat Berusia 18-35 Tahun
Masyarakat Indonesia diajak dan diingatkan untuk konsisten dan bijaksana dalam membuat Keputusan investasi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Didorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024
penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaInvestasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaJokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024
Jokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaKonsumen RI Sudah Melek Berbelanja, Pelaku Usaha Diminta Lakukan Ini
Pelaku usaha diharapkan beradaptasi dengan perubahan pola konsumsi masyarakat.
Baca SelengkapnyaPrabowo Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 8 Persen, Begini Strateginya
Proyeksi Prabowo ini berkaca pada kian meningkatnya daya beli masyarakat.
Baca SelengkapnyaInvestasi Properti Susah Dijual, Masyarakat Indonesia Masih Pilih Simpan Emas
Banyak masyarakat Indonesia yang memilih berinvestasi pada emas di tengah gempuran beragam pilihan investasi lain.
Baca Selengkapnya