Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Masa Depan Pasar Tradisional di Era New Normal Versi Dirut BRI

Masa Depan Pasar Tradisional di Era New Normal Versi Dirut BRI Direktur Utama BRI Sunarso. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI), Sunarso, mengatakan pola konsumsi masyarakat di masa pandemi Covid-19 tidak banyak berubah. Hanya saja terdapat perbedaan pada proses pengadaan barang konsumsi.

Sebelum virus corona hadir, pengadaan barang pangan misalnya di petani lalu dijual ke pasar, supermarket dan restoran. Produksi barang dari petani relatif tidak terganggu. Namun, hambatan terjadi pada proses distribusi akibat kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Adanya PSBB menyebabkan penumpukan barang di satu tempat dan kekurangan produk di tempat lainnya," kata Sunarso dalam Live Stream Vol 4 bertajuk Indonesia Consumer Outlook: Understanding The Market From Nation's Biggest Bank, Jakarta, Sabtu, (27/6).

Dalam kondisi seperti ini, dibutuhkan inovasi untuk mencegah penyebaran virus disamping roda perekonomian juga tetap harus berputar. Pengiriman barang dari petani di pasar harus tetap berjalan agar roda ekonomi di daerah tetap berjalan meski pandemi di perkotaan masih ada.

Maka dari itu, solusi yang ditawarkan dengan mengubah cara berdagang. Bank BRI mengambil bagian dengan membuatkan website pasar.

Program ini memindahkan cara orang berjualan di pasar ke sistem digital. Sehingga pembeli membeli barang tidak perlu ke pasar. Sebab, interaksi antara pedagang pasar dengan pembeli berpindah ke website pasar.

Program ini bahkan memungkinkan peluang pekerjaan baru bagi masyarakat. Sebab, barang yang dipesan pembeli dari website pasar akan diantarkan oleh kurir pasar yang dikelola bersama dengan pengelola pasar.

"Nanti pengelola pasar menyediakan lapangan kerja baru, kurir khusus yang dilatih menggunakan perangkat digital," kata Sunarso.

Sunarso mengatakan, kurir khusus ini harus mengerti teknologi digital. Sebab, dalam prosesnya dan sistem pembayaran bisa dilakukan mulai dari transaksi tunai, menggunakan mesin EDC sampai e-wallet.

"Pembayaran bisa tunai, menggunakan eDC dan e-wallet, jadi polanya ini berubah. Ini akan berkembang dan bank harus fasilitasi," kata Sunarso.

Pembayaran Digital Hemat Triliunan

Sehingga, di masa depan pasar akan berubah fungsi menjadi tempat penyediaan barang dagangan. Sementara, interaksi pembeli dan penjual hanya terjadi di website pasar.

Bila cara ini berhasil, Sunarso memperkirakan pencetakan uang kartal akan berkurang karena orang telah beralih pada uang digital. Hal ini sangat menguntungkan karena bisa menghemat puluhan triliun uang negara.

"Suatu saat kita tidak perlu cetak uang, dan ini menghemat puluhan triliun uang negara di masa depan," pungkasnya.

Dukung Aktivutas Ekonomi di Pasar Tradisional, BRI Bagi-Bagi Masker Gratis

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) terus meningkatkan peran aktif dalam mendukung aktivitas dan produktivitas pelaku UMKM di situasi Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Dukungan diwujudkan dengan ikut aktif dalam Gerakan Pakai Masker (GPM) yang dibentuk untuk menyalurkan bantuan masker gratis kepada pedagang pasar tradisional dan masyarakat (konsumen) yang berbelanja di pasar tradisional.

GPM sendiri berdiri di bawah naungan Perkumpulan Semua Peduli Bangsa (PSPB) yang diketuai oleh Sigit Pramono. Dalam organisasi tersebut terdapat para bankir senior, pelaku industri keuangan, profesional, maupun tokoh-tokoh Nasional. Gerakan ini secara virtual diresmikan di pasar Tanah Tinggi, Kota Tangerang, Provinsi Banten, Sabtu (27/6).

Dalam sinergi ini, Bank BRI ikut menyalurkan bantuan masker gratis kepada pedagang pasar tradisional dan masyarakat (konsumen) yang berbelanja di pasar tradisional baik mitra binaan Bank BRI maupun pedagang pasar yang tergabung dalam Asosiasi Pasar Tradisonal Indonesia (Asparindo). Sebagai Bank yang memiliki komitmen terhadap pengembangan UMKM, BRI memiliki perhatian lebih terhadap keberlangsungan usaha para pelaku UMKM yang berada di pasar yang mana mereka adalah bagian dari penggerak ekonomi nasional.

"Kami menyambut baik sinergi ini. Keselamatan masyarakat adalah yang utama (people’s first) sehingga kami terus mendorong para pedagang untuk selalu aware dengan protokol kesehatan yang memadai untuk keselamatan bersama," ujar Direktur Konsumer Bank BRI, Handayani via telekonferensi.

Handayani menambahkan bahwa UMKM memiliki kontribusi 60,3 persen dari total PDB Indonesia. Selain itu, UMKM juga menyerap 97 persen dari total tenaga kerja dan lapangan kerja di Indonesia. Sehingga menjadi sangat penting untuk memastikan kelangsungan ekonomi pelaku UMKM yang saat ini menghadapi tekanan yang amat berat karena tidak dapat melakukan aktivias ekonomi ini.

"Oleh sebab itu, menjadi tugas kita bersama. Selain kita membantu pembiayaan, tentu kita juga membabtu memastikan bahwa pelaku UMKM ini selalu dalam keadaan sehat dan selalu dapat bekerja dan berkontribusi baik untuk menjadi motor penggerak perekonomian nasional," terang Handayani.

"Selamat atas peluncuran gerakan pakai masker pada sing hari ini, selalu sehat, pakai masker, lindungi kamu dan aku," lanjut Handayani mengakhiri sambutannya.

Reporter: Pipit Ika Ramadhani

Sumber: Liputan6

 

(mdk/bim)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ekonomi Kuartal III-2023 Turun, Masyarakat Lebih Banyak Bayar Cicilan Dibanding Belanja

Ekonomi Kuartal III-2023 Turun, Masyarakat Lebih Banyak Bayar Cicilan Dibanding Belanja

Indef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.

Baca Selengkapnya
Anies Bandingkan Gaji TNI Polri Lebih Banyak Naik di Era SBY, Jokowi Beralasan Pandemi Covid-19

Anies Bandingkan Gaji TNI Polri Lebih Banyak Naik di Era SBY, Jokowi Beralasan Pandemi Covid-19

Jokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.

Baca Selengkapnya
Didorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024

Didorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024

penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
PBNU Minta Satgas Pangan Bergerak Jaga Stabilitas Harga Beras Jelang Ramadan

PBNU Minta Satgas Pangan Bergerak Jaga Stabilitas Harga Beras Jelang Ramadan

PBNU meminta satgas Pangan Polri terus bergerak menjaga stabilitas harga beras di pasar, terutama menjelang Ramadan dan Idul Fitri.

Baca Selengkapnya
Data BPS: Inflasi Desember 0,41 Persen, Tertinggi Sepanjang 2023

Data BPS: Inflasi Desember 0,41 Persen, Tertinggi Sepanjang 2023

Kenaikan inflasi Desember 2023 ini disumbang oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,07 persen.

Baca Selengkapnya
Respons Agus Gumiwang Masuk Bursa Calon Ketum Golkar

Respons Agus Gumiwang Masuk Bursa Calon Ketum Golkar

Jawabannya masih sama yaitu masih fokus mengurus perindustrian.

Baca Selengkapnya
Dirut Bulog: Masyarakat Tak Perlu Khawatir, Stok Beras Cukup dan Harga Mulai Stabil

Dirut Bulog: Masyarakat Tak Perlu Khawatir, Stok Beras Cukup dan Harga Mulai Stabil

Kebutuhan beras hingga Juni sudah terpenuhi. Untuk enam bulan ke depan menurut Bayu stok sudah aman.

Baca Selengkapnya
Cukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi

Cukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi

Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.

Baca Selengkapnya
Dirut Bulog Bongkar Penyebab Masih Mahalnya Harga Beras

Dirut Bulog Bongkar Penyebab Masih Mahalnya Harga Beras

Sesuai data dari Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Januari hingga Februari terjadi defisit ketersediaan beras dari petani sebesar 2,7 juta beras.

Baca Selengkapnya