LPS Bakal Tegur Bank yang Tutup Kantor Cabang dan Tak Layani Nasabah
Merdeka.com - Anggota DPR Fraksi Golkar Muhidin Said menyebut bahwa banyak bank melakukan penutupan kantor cabang di daerah saat pandemi Virus Corona. Hal tersebut kemudian memicu penarikan uang besar-besaran oleh nasabah.
"Di daerah banyak penutupan outlet cabang di kota yang terjadi penumpukan nasabah menarik uang luar biasa. Ini berbahaya sekali," ujar Muhidin melalui Video Conference dengan LPS di Jakarta, Kamis (9/4).
Muhidin melanjutkan, seharusnya di masa pandemi seperti saat ini perbankan harus menjaga kepercayaan nasabah dengan tetap beroperasi normal. "Bank ini adalah bisnis kepercayaan, kalau ada pembatasan cabang ini sangat berbahaya. Kan bisa pegawai digilir berjaga," jelasnya.
Dia menambahkan, pembiaran nasabah berbondong-bondong menarik dana juga melanggar aturan pemerintah untuk melakukan jaga jarak untuk menekan penyebaran Virus Corona.
"Kedua sudah melanggar social distancing karena berbondong-bondong mengambil uang," jelasnya.
Tanggapan LPS
Menanggapi hal tersebut, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah mengatakan, pihaknya bersama OJK akan menegur bank yang membatasi operasional. Sebab, pihaknya memastikan hingga kini bank di Indonesia masih memiliki kecukupan likuiditas.
"Ini akan kami cek kembali bersama dengan oJK, kita akan tegur mereka untuk memastikan ketersediaan likuiditas. Tetapi penarikan dana susah kita hindari, kalau ketidakmerataanya jasa layanan perbankan, tapi karena masyarakat menarik uangnya, ini perlu hati-hati," jelasnya.
Dia menambahkan, bank di beberapa daerah memang ada yang menutup operasional karena terdapat penurunan transaksi. "Masalah bank yang tutup ada beberapa daerah karena transaksi turun, tidak buka setiap hari. Ini tentu akan dicek kembali, kami akan sampaikan ke OJK," tandasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua LPS: Tak Hanya Dua, Ada Bank BPR Lain Bakal Bangkrut di 2024
Ketua LPS menjamin peristiwa itu tidak sampai menimbulkan gejolak dalam sektor perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaParah! 3 PNS Disdik Garut Gelapkan Uang Koperasi Rp1 Miliar Lebih dengan Jaminan Dana BOS
Sejak September 2018 hingga Januari 2019, ketiga berhasil melakukan pinjaman fiktif menggunakan data 14 sekolah.
Baca SelengkapnyaTabungan Orang Kaya di Atas Rp5 Miliar Turun Drastis, Ketua LPS Mulai Takut
Data LPS mencatat, pada 2023 lalu pertumbuhan tabungan orang kaya 14-15 persen, namun di tahun ini hanya 3,51 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Waspada Penipuan Modus Surat Tilang dan Bukti Kirim Barang, Salah Klik Uang Ratusan Juta di Bank Bisa Hilang
Saat ini banyak modus penipuan yang dilakukan di bidang keuangan dengan memanfaatkan media sosial.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan DPK Perbankan Melambat per November 2023, OJK Ungkap Penyebabnya
Di sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca SelengkapnyaPBNU Minta Satgas Pangan Bergerak Jaga Stabilitas Harga Beras Jelang Ramadan
PBNU meminta satgas Pangan Polri terus bergerak menjaga stabilitas harga beras di pasar, terutama menjelang Ramadan dan Idul Fitri.
Baca SelengkapnyaAntisipasi agar Utang Tetap Dibayar, Petugas Bank Ini Buat Sumpah Nasabah Sebelum Pinjamkan Uang
Sudah banyak kasus di Indonesia yang menunjukkan nasabah lebih galak saat ditagih utang.
Baca SelengkapnyaCara Kreatif Polisi Ajak Warga Serang Peduli Lingkungan, Dirikan Bank Sampah dan Siapkan Emas Batangan
Warga yang menabung di sini bisa dapat emas batangan.
Baca SelengkapnyaWaspada! Bank Indonesia Temukan 363 Uang Lembar Palsu Beredar di Sini
Bank Indonesia Sulawesi Tenggara menemukan uang lembar palsu sebanyak 363 lembar pecahan Rp50.000 dan Rp100.000.
Baca Selengkapnya