Likuiditas masih terjaga, BNI tak akan buru-buru naikkan suku bunga
Merdeka.com - Direktur Perencanaan dan Operasional Perbankan BNI, Bob T Ananta menyatakan likuiditas BNI masih dalam kondisi yang baik. Sehingga, pihaknya tidak akan tergesa-gesa menaikkan suku bunga pasca keputusan Bank Indonesia yang kembali menaikkan suku bunga acuan menjadi 4,75 persen.
"Satu bank itu bisa berbeda cara menyikapinya kalau misalnya satu bank dia itu likuiditasnya lagi bermasalah kemudian dia akan genjot dengan kenaikan lebih agresif. Tapi kalau kemudian satu bank oke pertumbuhan kreditnya oke dan likuiditasnya masih oke ya enggak harus ngotot-ngotot amat naik, itu akan terefleksi dengan kemudian kebijakan bunganya," kata Bob saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (31/5).
Kendati demikian, Bob menyatakan bahwa BNI sudah pasti akan menaikkan suku bunga sebagai langkah penyesuaian dengan kebijakan BI. Namun, besaran kenaikan bunga di masing-masing segmen belum ditentukan sebab akan disesuaikan dengan kondisi pasar.
"Kita reference nya BI tapi kemudian kita melihat pasar. Kemungkinan besar bisa bulan depan (kenaikan bunga). Kita belum menetapkan persisnya. Kemungkinannya deposito (naik duluan)," imbuhnya.
"Biasanya ada time gap (jarak waktu) di antara penyesuaian bunga di sisi loan sama di sisi deposito, dan biasanya ada beda sebulan sampai dua bulan gitu kira-kira. mungkin bisa saja bahwa yang lebih awal itu penyesuaian di sisi loan baru kemudian di sisi fundingnya."
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024
Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sri Mulyani Dapat Bisikian soal The Fed Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan
Saat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.
Baca SelengkapnyaOJK Buka-bukaan Soal Ancaman yang Pengaruhi Kinerja Sektor Keuangan 2024
Salah satunya kondisi suku bunga yang masih di level tinggi, walaupun di proyeksikan tidak akan naik lagi.
Baca SelengkapnyaCerita Pedagang Bunga TPU Pondok Rangon, Penghasilan Naik Dua Kali Lipat saat Lebaran
Pedagang bunga mengklaim bahwa tidak menaikkan harga bunga karena khawatir dagangannya tidak laku.
Baca SelengkapnyaBPS Ungkap Penyebab Mahalnya Harga Beras, Meski Jokowi Rajin Bagikan Bansos
Padahal Pemerintah gencar membagikan bantuan sosial (bansos) pangan berupa beras.
Baca SelengkapnyaKondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaBTN Siapkan Uang Tunai Rp39 Triliun untuk Kebutuhan Lebaran 2024
Adanya peningkatan alokasi uang tersebut sejalan dengan proyeksi peningkatan transaksi masyarakat selama hari raya Idul Fitri 2024.
Baca Selengkapnya